Saya kembali duduk di sini. di barisan penonton.
Tidak mengambil tempat terlalu depan. Tidak juga barisan belakang.
Hanya beberapa meter saja dimana saya masih bisa melihat dengan jelas.
Persis seperti kegiatan membaca jurnal atau menonton film di bioskop,
kali ini saya juga menggunakan kacamata.
Seolah ingin memastikan bahwa tidak ada satupun yang terlewatkan.
dan.. itulah dia!
dia dalam seragam merahnya.
hampir selalu di setiap pertandingan.
pernah saya memprotes supaya dia mengganti seragamnya.
bukannya apa-apa, hanya saja saya merasa kasihan pada seragam itu.
entah sudah berapa kali mengalami siklus "cuci-kering-pakai".
tapi katanya "Seragam Merah itu punya efek semacam plasebo. membuat terlihat sangar dan bersemangat".
ya. memang benar adanya.
dia tampak lebih percaya diri dengan seragam merah.
dan juga.. terlihat lebih tampan ;)
ahh.. sudahlah.
mari kembali ke lapangan hijau.
saya sempat melambaikan tangan beberapa saat sebelum pertandingan mulai.
hanya untuk memberitahunya bahwa saya ada untuk mendukungnya hari ini.
dia hanya membalas dengan senyuman.
sambil memperbaiki ikatan sepatu yang menjadi tempat bersarang kaki kuatnya,
beserta beberapa lipat kaus kaki di dalamnya.
ya. kebiasaannya adalah menggunakan beberapa kaus kaki di kaki kanannya.
alasannya supaya menghasilkan tendangan yang keras,
karena di sanalah bertumpu kekuatan terbesarnya.
dan tidak berapa lama kemudian, pluit dibunyikan tanda permainan dimulai.
kali ini dia kembali menempati posisi "Play Maker".
posisi yang entah ratusan kali dia mainkan.
sebagai "Play Maker" dia punya tanggung jawab cukup besar untuk mengendalikan permainan tim.
kapan harus memberikan bola ke temannya, kapan harus maju atau kapan harus mundur menyelamatkan gawang sendiri.
tapi tidak jarang juga dia berperan sebagai "Striker".
dan jika begini, saya akan menjadi salah satu orang yang akan disuguhi permainan kerennya.
jika kebanyakan pemain bola merasa "nervous dadakan" begitu berhadapan dengan gawang lawan,
menjadi tidak fokus, lantas tendangan melenceng tak tentu arah,
maka dia bukan termasuk orangnya.
dia memiliki fokus yang baik.
tendangan akurat dan kuat.
eksekusi yang tepat.
dan tidak grogi.
kalau sudah begitu, gol-gol cantik pastinya sudah di tangan.
dan pada saat itu, saya hanya tersenyum dari pinggir lapangan.
ikut merasakan aura kebanggaannya.
******
"tolong ambilkan air minum di tasku dong" katanya sesaat pertandingan bola memasuki jeda istirahat.
saya memperhatikannya, tak pelak lagi jika begitu banyak peluh membanjiri wajahnya.
"kamu mainnya keren hari ini" kata saya sambil menyimpan kembali botol minum ke dalam tasnya.
"tetap di sini. dan jangan alihkan pandanganmu" jawabnya sambil berlari lagi kembali ke lapangan.
pertandingan berjalan baik.
semua terkontrol dengan apik.
sampai akhirnya, seorang pemain dari tim lawan men-tackle kakinya.
dia tergulung. nampak kesakitan.
saya seketika bangkit dari tempat duduk.
rasanya ingin berlari ke dalam lapangan dan langsung menariknya keluar.
atau menendang balik si pembuat sakit.
sahabatnya yang kebetulan duduk di samping saya langsung bereaksi "tenang saja, dia baik-baik saja kok. cidera dalam bermain bola sudah biasa"
"iya, tahu. tapi tetap saja kesal. ini permainan olahraga. bukan kekerasan" rutuk saya kemudian.
"hahahaha. benar-benar kamu begitu baik memperhatikannya. tapi percaya deh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. kamu kembali duduk saja." timpal sahabatnya menenangkan.
dan akhirnya saya kembali duduk menyaksikannya bertanding hingga babak kedua selesai dilalui.
"fyuuhhh"
saya menghela nafas lega.
Tim-nya berhasil menenangkan pertandingan dengan skor gemilang.
dan lebih bersyukurnya lagi adalah dia tidak perlu mengalami cidera kaki.
dan jika sudah begini, saya akan tetap berada di tempat duduk.
memberikannya kesempatan untuk membicarakan kemenangan barusan.
mendiskusikan dengan teman-temannya kapan latihan bola atau futsal lagi.
lalu beberapa saat kemudian dia akan menghampiri saya.
minta diambilkan air minum.
meminta pendapat bagaimana permainan hari ini.
tentunya dalam intonasi yang setengah pamer.
ya ya ya.
duduk di barisan penonton bersama teman-temannya sesungguhnya adalah hal yang sulit.
artinya saya sekaligus akan bertindak sebagai "mata-mata"
merekam pujian rekan-rekannya terhadapnya.
terutama jika dia main sebagus hari ini.
beragam celotehan kagum dari teman-temannya pasti saya masukkan dalam memori.
untuk saya ceritakan kembali kepadanya.
bisa ditebak kemudian bagaimana raut wajahnya.
memerah dan bahagia.
"ahh dasar kamu memang narsis!" kata saya.
"tapi kamu juga seneng kan? hahahahah. ya sudah yuk aku antarkan kamu pulang. terimakasih ya sudah ditemani main bola" balasnya kemudian.
"fyuuhhh"
saya kembali menghela nafas.
memejamkan mata dan sesaat kemudian hiruk pikuk suara lapangan bola semakin samar terdengar.
yang tersisa adalah suara binatang malam di luar sana,
dan suara TV yang menampilkan pertandingan Inggris-Amerika.
dia, dalam seragam merah juga lenyap.
obrolan kami raib.
saya baru menyadari,
saya barusan berbicara dengan kenangan.
saya lupa,
seharusnya saya menutup rapat pintu lemari kenangan di tengah euphoria Piala Dunia ini.
ahh.. semoga esok tidak lupa.
mari kembali menyaksikan aksi Rooney, Lampard dan Gerrard.
kebetulan mereka tidak berseragam merah hari ini.
P.S: "Hei, kamu masih main bola dengan baik kan? jangan lupa jaga pola makanmu ya? jangan sering sakit dada lagi"
0 komentar:
Post a Comment