Mungkin nanti ada saatnya semesta bercerita
Menyenandungkan setiap kata dari melodi pengharapan
Melodi satir yang lagi-lagi bernada cinta
Atas nama tak berbalas atau tak sempat terucap lisan
Mungkin nanti ada saatnya alam astral mentasbihkan pertanyaan
Penyambung lidah dari rasa di sanubari
Yang terlanjur dibentengi oleh sikapmu
Yang tidak memberi kunci pada pintu kesempatan
Mungkin nanti ada saatnya
Kau terhanyut dalam kembang api monokrom
Yang warnanya luruh oleh cinta yang kau tolak
Yang tak kau dengarkan
Yang kau acuhkan
Mungkin nanti akan ada saatnya
Kau berjalan menuju rumah
Dengan bayangan sebagai pasangan setia
Dan bila saat itu tiba,
Jangan berusaha mengingatku
Karena jatuh cinta padamu cukup sekali
Dan sudah berakhir sejak sehari lalu