Monday, June 28, 2010

Miss Panic.

Miss Panic dan saya sewaktu di Thailand


sebut saja dirinya Miss Panic.

panggilan sayang yang terilhami dari sifatnya yang memang mudah panik,
mudah terkejut dan mudah bersemangat.

melalui perantara bangku kuliahlah, awal kami dipertemukan satu sama lain.
dan hampir sama dengan cerita persahabatan lain --pada umumnya, kami juga mengalami fasa belajar bersama, berorganisasi, tahun kelulusan, proses melamar pekerjaan bersama,
dan pada akhirnya, kami pun bekerja pada kantor yang sama.
see?
kami memang suka bersama-sama.
dan sepertinya Tuhan juga suka menempatkan kami bersama-sama.
tidak heran, jika hingga hari ini kami masih bersama-sama.
:)

memang belum ukuran puluhan tahun panjangnya persahabatan kami.
tapi setidaknya 6 tahun ini cukuplah menceritakan banyak hal.
berbagai rahasia saya sepertinya tersimpan rapi di sana.
dari yang bahagia, hingga tentang pukul 1 malam yang saya bangunkan paksa dirinya untuk mendengarkan raungan-tangis-untuk-orang-saya-anggap-kurang-penting-sekarang.
ahh sepertinya saya banyak berhutang padanya!

selain itu, Miss Panic ini bisa disebut juga sebagai Best Partner in Crime.
yup. kami sama-sama suka jalan. backpacking. nonton. belanja.
kami memiliki prinsip.
kami dinamis.
kami memiliki mobilitas tinggi.
kami kuat. (atau lebih tepat menguatkan diri di tengah kejamnya ibukota)
yang dibuktikan dengan membanting pintu Taksi di tengah pagi buta pukul 4, karena ribut mempermasalahkan biaya yang harus kami bayar.

ahh.. sahabat saya yang satu ini,
patut sekali untuk dihadiahi seluruh ucapan terima kasih yang ada di dunia ini.

di tengah berbagai kepanikannya,
saya belajar darinya mengenai keuangan.
dia tega untuk pelit dengan dirinya sendiri.
sedangkan saya? sepertinya terlalu banyak "excuse" :)


well, Miss Panic.
tetaplah menjadi sahabat saya.
mari kita buat cerita-cerita seru lainnya.
buktikan kepada anak cucu kelak,
kalau kita bisa mengajarkan kepada mereka tentang persahabatan yang baik.
persahabatan yang terkadang harus dibumbui sedikit marah dan kesal,
untuk membuatnya lebih berwarna.
persahabatan yang juga harus diwarnai dengan waktu untuk masing-masing,
karena memang itulah hakekatnya bersahabat,
ada kala bersama, ada kala sendiri-sendiri.
dan berbagai teori persahabatan lain,
yang sepertinya sudah kita buktikan sedikit demi sedikit.
:)

bahagialah selalu, Miss Panic.
kau tahu harus kemana jika ada yang perlu diceritakan.

#cups






P.S: sahabat saya yang lain, kali ini jangan iri ya. bukan kalian tidak penting, tapi untuk kali ini biarkan Miss Panic yang saya ceritakan ;)
read more “Miss Panic.”

Thursday, June 24, 2010

Semacam Wawancara.


Rindu.
Siapa kemudian yang tak mengenal rindu?
Selalu tak akan pernah habis perkara tentangnya.
Ketika kau mulai berkenalan dengan Cinta, lalu kau jatuh ke dalamnya, hingga saat kau berusaha menyeret dirimu dari lingkaran itu,
rindu akan selalu berada di antaranya.

lalu sebenarnya, apa arti kata rindu?
apakah itu hanya sekedar kecap rasa tanpa perlu diartikan aksara?
atau sebenarnya tidak ada aksara yang mampu mengartikan rasanya?

Orang-orang berikut mungkin akan meracunimu tentang rindu.
Ikuti labirin kata-kata mereka, lalu temukan jalan keluarmu sendiri.
"rindu itu adalah saat aku tidak bisa membaca peta dan kehilangan kompas.
rindu juga ibarat ikan piranha tanpa deretan gigi tajam. menghasilkan lapar tak berkesudahan."
"rindu itu bukan oksigen. tapi karbonmonoksida. pantas saja aku terkena asfiksia." --Nona Pipi Tembem
"ibarat sumur kosong tanpa minyak bumi. ketidakhadirannya mengecewakan sang penambang. itu rindu menurutku."
"dan seperti tumpukan kafein yang menyusup pelan-pelan dan membuatku terjaga semalaman. maka seperti itu juga rindu". --Pria Cokelat
"rindu itu saat pangeran tidak bisa bertemu cinderella di atas jam 12 malam."
"atau rindu adalah ketika tenggorokan Cinderella berteman dengan faringitis. membuatnya akan sulit membisikkan nama Pangeran dalam do'a." --
Ibu Peri Negeri Utara

lain pula kata Sepasang Pengantin Baru tentang Rindu:
"rindu itu saat koneksi internet buruk bersekutu dengan batasan angka pada pulsa. barisan kata ku dan kamu, tak mampu bercinta di udara." --Istri Penyayang
"rindu pun ibarat mata minus 2 dan silinder 1,75 tanpa kacamata. duniaku buram." --Suami Setia
"rindu itu adalah Teori Relativitas Einstein yang terpatahkan. dalam rindu itu Pasti tentang kamu." --Suami Setia
"rindu adalah alter egoku yang lain. tak akan muncul ketika bersamamu." --Istri Penyayang
"rindu itu lupa. lupa untuk tersenyum saat jarak ada di antara kita." --Suami Setia
"rindu itu injeksi progesteron dalam masa menopause. menghadirkan semangat lagi." --Istri Penyayang
"rindu itu bagian dari takdirku dalam mencintaimu." --Suami Setia

Lalu inilah makna rindu dari pejuang cinta yang lain
"rindu itu tabu. karena kau adalah suami dari wanita lain." --Nona Gincu Merah

...dan ini, sebut saja yang memahami rindu dari cara yang tidak biasa; rasa sakit.
"rindu itu adalah yoghurt. sudah basi sejak kamu memilih pergi."
"rindu itu amnesia. sejak hati ku terlalu beku untuk mengenal cinta."
"jadi, tidak ada rindu dalam kamusku. sudah ku buang bersama kata 'mencintaimu'." --Nona Rambut Ikal

"seharusnya. rindu itu paket komplit. bersamaan datangnya Idul Fitri dan perginya 30hari Ramadhan". --Ulama Ternama

pada akhirnya, rindu itu adalah hakiki untukNYA.
saat sebuah otak yang terbungkus rapi dalam rangka kepala, dengan ikhlas bersujud dan menyebut namaNYA. syukur. dan tunduk.


read more “Semacam Wawancara.”

Friday, June 18, 2010

Penyakit Tubuh.


membuat suatu 'Maha Karya' itu selalu terletak pada langkah awal.
terkadang, kita terlalu lama berputar-putar di langkah awal.
terlalu banyak pertimbangan.
rasa malas yang segudang.
atau karena jumlah peralatan tempur yang belum cukup.
ya. kau tahu kan?
peluru tanpa bubuk mesiu yang penuh, acapkali memundurkan langkah juang kita secara teratur.

padahal berputar-putar terlalu lama di langkah awal, tidak pernah menguntungkan.
kau tahu kenapa?
karena waktu akan menggerogoti tubuhmu pelan-pelan.

dia akan menempel erat di mata.
dan seketika kau akan dibutakan untuk melihat pintu kesempatan lainnya.

dia melekat erat di otak.
dan seketika otakmu jadi tumpul untuk berpikir,
bahkan untuk melakukan sesuatu yang amat mudah --katakan saja, bersemangat, kau pun akan lupa bagaimana caranya.

lalu, dia juga akan menempel di bibirmu.
dan seketika juga, kau akan lupa kata-kata "saya bisa",
melainkan berganti kata-kata keluhan pada Tuhan,
dengan alasan "ah Tuhan, ini bukan bakat saya. pantaslah jika saya tidak bisa"

belum lagi jika dia menempel di hatimu.
dan seketika aliran darah dari sana, hanya akan menambah beban tubuhmu secara sempurna.
ya. hati akan mengalirkan darah-darah kotor yang berisi pesimisme untuk diri sendiri.

dan jika sudah begitu,
jangankan sebuah 'Maha Karya' tercipta,
badan berdiri tegap untuk mendegar kata 'Maha Karya' terus didengungkan saja, sepertinya tidak akan mampu.

lalu siapa yang akan mengobati tubuh jika demikian?

ahh.. jangan merendah gitu lah!
saya tahu, Anda-Anda pasti sudah punya cara pengobatannya tersendiri.

buktinya sampai lahir kata "Revolusi" dalam kamus bahasa kita.
yang dapat diartikan sebagai "perubahan yang mendasar pada suatu bidang".

lalu saya juga mengenal kata "Kompetisi Hidup"
yang dapat diartikan sebagai "persaingan atau perjuangan di tengah-tengah hidup. yang kuat akan menang, yang lemah akan kalah"

lalu... ada kata "Hadiah".
yang berarti sebagai "ganjaran baik dan menguntungkan baik yang berupa kasat mata atau tidak kasat mata atas sesuatu usaha".
ahh.. kalau bagian yang ini, pasti saya dan Anda semua suka.
iya kan? :)
sayangnya, yang namanya Hadiah itu tidak gratis.
pasti ada nilai tukar yang harus kita berikan.
buktinya pemenang sayembara saja masih mengeluarkan sejumlah uang dengan label 'pajak' ketika ia ingin mengambil hadiahnya, kan?

jadi, siapa yang ingin mengambil hadiahnya sekarang?

kebetulan saya akan memulai langkah pertama saat ini.
dan saya tidak akan segan untuk berbagi pijakan kok.
atau mungkin... saling pinjam-meminjam pijakan?
ahh.. nampaknya menyenangkan sekali!

hubungi saya segera, ya! :)


read more “Penyakit Tubuh.”

Thursday, June 17, 2010

Words' Myth.


Kata-kata itu persis Oksigen.
Kita menelannya bulat-bulat. sedikit filter.
Tiba-tiba saja sudah berada di paru-paru,
dan selanjutnya menetap di seluruh bagian tubuh melalui darah.

Jika begini, maka otak adalah rumah paling nyaman bagi kata-kata.
Mereka akan membangun istananya di sana.
Menamai setiap kejadian dengan label sesuka hatinya.

Seperti; ketika mata mengalirkan air, mereka menyebutnya "menangis"
Ketika bibir tersungging dan sederetan gigi terlihat, mereka menyebutnya "tersenyum"
Rekaman peristiwa yang tersimpan dalam otak, mereka menyebutnya "kenangan"
Hati terasa hangat, otak bekerja keras selama 24 jam/7 hari membayangkan seseorang, mereka menyebutnya "jatuh cinta".
atau ketika bibir mulai menanyakan ketidakadilan Tuhan atas apa yang terjadi, mereka menyebutnya "sedang sakit".

Persis seperti yang saya alami.
Kata-kata juga merasuki tubuh saya dengan parahnya.
Hingga akhirnya saya dan kata-kata sepakat menikah.

Ya.
Cara ampuh untuk menahan kata-kata agar betah bersarang di tubuh saya.

terlebih karena saya jatuh cinta pada kata "Fascination".

kau tahu kenapa?
coba Anda sebutkan kata "Fascination".
yak. seperti itu: Fe-syi-nae-sion.
menarik bukan?
tabrakan setiap suku katanya terdengar sangat seksi,
seperti perpaduan antara bahasa Inggris dan Perancis!

artinya pun menyenangkan sekali, yaitu "pesona" atau "daya tarik yang kuat".
mungkin daya tarik yang kuat inilah, yang kemudian membuat saya jatuh cinta dengan kata "Fascination".

dan meskipun saya mencintai kata ini setengah mati,
"Fascination" adalah kata yang paling jarang saya gunakan secara tertulis.
terakhir kali digunakan untuk mengikuti kuis @hanyaoreo di twitter.

selebihnya saya sering-sering mencari alasan untuk bisa menyebut kata "Fascination"
entah untuk memuji sebuah Film, Penelitian, Kebaikan seorang kawan, makanan, hujan, matahari, ahh semuanya! :)

oya! ada satu lagu yang saya sukai berkaitan dengan "Fascination"
Alanis Morissette dengan Uninvited-nya.
penggunaan kata "Fascination" di dalamnya pas sekali untuk menghadirkan suasana perasaan yang sedang teriris-iris dramatis.

well, itulah sedikit uraian mitos tentang "Fascination" yang didasarkan pada kesepahaman akhir antara otak, hati dan tangan.

so, temukan kata-katamu sendiri.
dan jatuh cintalah padanya.

percayalah. menikah dengan kata-kata itu nikmat kok! :)



read more “Words' Myth.”

Wednesday, June 16, 2010

Dinner Menu.


#dinnermenu saya hari ini: 2gram Natrium diteguk dengan Air 500mL sebagai appetizer. sedangkan naphtalene bakar akan jadi main course.

sebagai dessert untuk rangkaian #dinnermenu saya kali ini, mungkin es krim coklat dengan ditaburi bubuk aluminium akan jadi hidangan penutup yg lezat.

kenapa saya pilih #dinnermenu agak berbeda malam ini? tidak lain tidak bukan karena saya ingin kembali bersemangat dan antusias.

mau tahu kenapa #dinnermenu saya bisa membuat semangat?

sabar.. saya akan ceritakan dengan detail.

dimulai dengan 2gr Natrium&500 mL air. Na powder jika bersentuhan dengan air, dia bisa meledak. apalagi jika saya panaskan di atas suhu 388 K.

nah, Na yang meledak ini biarkan dia sembuhkan dahaga tenggorokan saya yang sudah 3 hari ini terserang virus batuk parah.

kemudian berlanjut ke main course:

naphtalene bakar.
sebenarnya, dari naphtalene padat yang saya biarkan beberapa hari dalam mangkok dengan keadaan tertutup.

ini salah satu trick seperti kita membuat wine.
kau tahu kan filosofinya? "diamkan lebih lama dan kau akan dapatkan minuman bercitarasa tinggi"

nah. nah. persis seperti itu!

setelah didiamkan beberapa hari, bisa saya pastikan mangkok itu sudah sesak dengan uap naphtalene, tinggal saya cemplungkan sepercik api ke dalamnya.
dan voila! saya dapat naphtalene bakar.

dia pasti membakar darah-darah yang mengalir dalam tubuh, dan saya yakin itu akan menggelorakan jiwa semangat saya kembali.

well.. kita sampai ke menu dessert untuk rangkaian #dinnermenu saya kali ini,

Es Krim Coklat dengan taburan bubuk Aluminium.
dan... karena di kulkas masih ada sedikit bahan, maka sepertinya saya akan menambahkan sedikit bubuk besi sebagai bumbu pelengkap.

jadi, komposisinya seperti ini: air+sejumput bubuk besi+sejumput bubuk aluminium.

percayalah, mereka tidak akan kalah untuk memberikan ledakan-ledakan menarik di perut saya.

ledakan yang cukup ringan sebagai akhir santapan.

semoga setelah ini saya akan kembali berapi-api.
bersemangat dan antusias.


P.S: selamat makan malam, teman.
P.P.S: trying all of those menus at your own risk. #cups


read more “Dinner Menu.”

Sunday, June 13, 2010

Lemari Kenangan Bola.


Saya kembali duduk di sini. di barisan penonton.
Tidak mengambil tempat terlalu depan. Tidak juga barisan belakang.
Hanya beberapa meter saja dimana saya masih bisa melihat dengan jelas.
Persis seperti kegiatan membaca jurnal atau menonton film di bioskop,
kali ini saya juga menggunakan kacamata.
Seolah ingin memastikan bahwa tidak ada satupun yang terlewatkan.

dan.. itulah dia!

dia dalam seragam merahnya.
hampir selalu di setiap pertandingan.
pernah saya memprotes supaya dia mengganti seragamnya.
bukannya apa-apa, hanya saja saya merasa kasihan pada seragam itu.
entah sudah berapa kali mengalami siklus "cuci-kering-pakai".
tapi katanya "Seragam Merah itu punya efek semacam plasebo. membuat terlihat sangar dan bersemangat".
ya. memang benar adanya.
dia tampak lebih percaya diri dengan seragam merah.
dan juga.. terlihat lebih tampan ;)

ahh.. sudahlah.
mari kembali ke lapangan hijau.

saya sempat melambaikan tangan beberapa saat sebelum pertandingan mulai.
hanya untuk memberitahunya bahwa saya ada untuk mendukungnya hari ini.
dia hanya membalas dengan senyuman.
sambil memperbaiki ikatan sepatu yang menjadi tempat bersarang kaki kuatnya,
beserta beberapa lipat kaus kaki di dalamnya.

ya. kebiasaannya adalah menggunakan beberapa kaus kaki di kaki kanannya.
alasannya supaya menghasilkan tendangan yang keras,
karena di sanalah bertumpu kekuatan terbesarnya.

dan tidak berapa lama kemudian, pluit dibunyikan tanda permainan dimulai.

kali ini dia kembali menempati posisi "Play Maker".
posisi yang entah ratusan kali dia mainkan.
sebagai "Play Maker" dia punya tanggung jawab cukup besar untuk mengendalikan permainan tim.
kapan harus memberikan bola ke temannya, kapan harus maju atau kapan harus mundur menyelamatkan gawang sendiri.

tapi tidak jarang juga dia berperan sebagai "Striker".
dan jika begini, saya akan menjadi salah satu orang yang akan disuguhi permainan kerennya.

jika kebanyakan pemain bola merasa "nervous dadakan" begitu berhadapan dengan gawang lawan,
menjadi tidak fokus, lantas tendangan melenceng tak tentu arah,
maka dia bukan termasuk orangnya.

dia memiliki fokus yang baik.
tendangan akurat dan kuat.
eksekusi yang tepat.
dan tidak grogi.

kalau sudah begitu, gol-gol cantik pastinya sudah di tangan.

dan pada saat itu, saya hanya tersenyum dari pinggir lapangan.
ikut merasakan aura kebanggaannya.

******

"tolong ambilkan air minum di tasku dong" katanya sesaat pertandingan bola memasuki jeda istirahat.
saya memperhatikannya, tak pelak lagi jika begitu banyak peluh membanjiri wajahnya.
"kamu mainnya keren hari ini" kata saya sambil menyimpan kembali botol minum ke dalam tasnya.
"tetap di sini. dan jangan alihkan pandanganmu" jawabnya sambil berlari lagi kembali ke lapangan.

pertandingan berjalan baik.
semua terkontrol dengan apik.
sampai akhirnya, seorang pemain dari tim lawan men-tackle kakinya.
dia tergulung. nampak kesakitan.

saya seketika bangkit dari tempat duduk.
rasanya ingin berlari ke dalam lapangan dan langsung menariknya keluar.
atau menendang balik si pembuat sakit.

sahabatnya yang kebetulan duduk di samping saya langsung bereaksi "tenang saja, dia baik-baik saja kok. cidera dalam bermain bola sudah biasa"
"iya, tahu. tapi tetap saja kesal. ini permainan olahraga. bukan kekerasan" rutuk saya kemudian.
"hahahaha. benar-benar kamu begitu baik memperhatikannya. tapi percaya deh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. kamu kembali duduk saja." timpal sahabatnya menenangkan.
dan akhirnya saya kembali duduk menyaksikannya bertanding hingga babak kedua selesai dilalui.

"fyuuhhh"
saya menghela nafas lega.
Tim-nya berhasil menenangkan pertandingan dengan skor gemilang.
dan lebih bersyukurnya lagi adalah dia tidak perlu mengalami cidera kaki.

dan jika sudah begini, saya akan tetap berada di tempat duduk.
memberikannya kesempatan untuk membicarakan kemenangan barusan.
mendiskusikan dengan teman-temannya kapan latihan bola atau futsal lagi.

lalu beberapa saat kemudian dia akan menghampiri saya.
minta diambilkan air minum.
meminta pendapat bagaimana permainan hari ini.
tentunya dalam intonasi yang setengah pamer.

ya ya ya.
duduk di barisan penonton bersama teman-temannya sesungguhnya adalah hal yang sulit.
artinya saya sekaligus akan bertindak sebagai "mata-mata"
merekam pujian rekan-rekannya terhadapnya.
terutama jika dia main sebagus hari ini.
beragam celotehan kagum dari teman-temannya pasti saya masukkan dalam memori.
untuk saya ceritakan kembali kepadanya.
bisa ditebak kemudian bagaimana raut wajahnya.
memerah dan bahagia.

"ahh dasar kamu memang narsis!" kata saya.
"tapi kamu juga seneng kan? hahahahah. ya sudah yuk aku antarkan kamu pulang. terimakasih ya sudah ditemani main bola" balasnya kemudian.

"fyuuhhh"
saya kembali menghela nafas.
memejamkan mata dan sesaat kemudian hiruk pikuk suara lapangan bola semakin samar terdengar.
yang tersisa adalah suara binatang malam di luar sana,
dan suara TV yang menampilkan pertandingan Inggris-Amerika.

dia, dalam seragam merah juga lenyap.
obrolan kami raib.

saya baru menyadari,
saya barusan berbicara dengan kenangan.
saya lupa,
seharusnya saya menutup rapat pintu lemari kenangan di tengah euphoria Piala Dunia ini.

ahh.. semoga esok tidak lupa.

mari kembali menyaksikan aksi Rooney, Lampard dan Gerrard.
kebetulan mereka tidak berseragam merah hari ini.





P.S: "Hei, kamu masih main bola dengan baik kan? jangan lupa jaga pola makanmu ya? jangan sering sakit dada lagi"
read more “Lemari Kenangan Bola.”

Thursday, June 10, 2010

Deposito.


Kali ini bukan karena ritual khusus atau ramalan, tapi sudah 3 kali secangkir Caramel Machiato diaduk berlawanan arah jarum jam oleh wanita itu. Buih-buih krimnya sendiri sudah berpencar ke dinding gelas, sedang uap panasnya, sudah meninggalkan separuh gelas sejak tadi.

Hari memang masih terlalu pagi, bahkan untuk membangunkan seekor gajah di pelupuk mata. Tapi apa daya jika penerbangan pagi harus dijalani. Kantuk dan setengah kesadaran yang tertinggal di rumah tak urung jadi menu utama sarapan kali ini.

Jalanan juga tak bersahabat. Mungkin wanita tadi berharap, akan ada macet dadakan subuh ini. Entah karena Penutupan Jalan, Demo Massal, Kampanye Pilkada atau Si Komo Lewat, yang penting macet! sehingga ia bisa tidur di taksi lebih lama. tapi Jalan memang bersekutu dengan Takdir pagi ini. Dia masih memiliki 2 jam ke depan, sebelum pesawatnya benar-benar terbang.

"Kursi ini masih kosong kan? Tidak keberatan kan jika kita berbagi meja?" kata suara berat di hadapannya.

Wajahnya menengadah. Sepertinya dia hafal suara itu. Tapi karena ada lampu Cafe menyilaukan pandangannya, tanpa memperhatikan lebih lanjut dipersilahkan Lelaki itu untuk duduk satu meja dengannya.

"Sepertinya kita saling kenal. Bukan begitu?" Si Suara Berat kembali melempar percakapan.

Si Wanita menoleh. dan dia mengiyakan sepenuh hati perkataan Lelaki tadi.

Demi Tuhan, bagaimana dia tidak sampai mengenal Lelaki di hadapannya, jika dulu hampir 2 tahun mereka pernah bersama. dan karena cerita akhir yang agak menyakitkan, maka setelah berapa ribu hari, akhirnya mereka bertemu lagi.

"Hei, Kamu. Tidak menyangka malah ketemu di sini. Nampak semakin langsing saja"

"Ya ya ya, benar-benar mengejutkan bisa bertemu denganmu lagi. dan Kau, makin subur saja. nampak makmur rupanya?" canda Lelaki itu.

"So... apa kabarmu?" tanya keduanya hampir bersamaan.

"Hahahaha. oke, kabarku baik. Tidak kekurangan suatu apapun. malahan harus ketambahan 9 kilo lemak yang hampir sepertiganya terdistribusi di Pipi" jawab Wanita itu sambil balik bercanda.

"Kalau untuk bagian itu tak perlu kau katakan dengan jelas, itu terlalu mudah terbaca olehku. hahahaha. by the way, kamu akan berpergian kemana pagi ini?"

"Hmm.... hanya sedikit urusan dinas ke pulau seberang. Err... bukan tempatmu kok"

"Kenapa kau sangat yakin jika aku masih menempati pulau yang sama seperti dugaanmu?" tanya si Lelaki kemudian.

"Katakan saja: Intuisi. dan hampir seluruh Intuisi ku tentang mu selalu berakhir benar. Bukan begitu?" jawab Wanita dengan angkuh.

"Hahahahaha. kau memang tidak berubah. Berasumsi adalah kegemaranmu yang paling utama. Tapi, ya untuk kali ini aku akui kamu benar. Ya. Aku masih menetap di pulau itu." Jawab Lelaki dengan nada pasrah.

Pembicaraan kemudian berlanjut. Tanpa ada paksaan. Sesuatu yang bersandiwara. Atau olesan bibir belaka.

Keduanya lepas dalam tawa. Mungkin selama ini keduanya memendam kerinduan. Kerinduan berbicara, saling berdiskusi, berdebat hingga harus membuka ratusan buku, atau sekedar mempatenkan diri sebagai 'Orang Konyol'.

Caramel Machiato mungkin satu-satunya benda disitu yang paling kesal. Bagaimana tidak, jika setelah 3 kali diaduk paksa. Diteguk tanpa niat. Hingga kali ini benar-benar uap panasnya telah beku seluruhnya, tetap tak membuatnya diminum sampai tuntas.

Terlalu banyak kata-kata yang berlompatan dari bibir mereka. Itu satu-satunya pandangan yang disaksikan oleh Caramel Machiato. "Dasar Manusia!" rutuknya dalam-dalam.

Perlahan, suara gelak tawa itu menghilang, berganti sebuah pertanyaan dengan nada sedikit serius.

"Jadi, kau begitu bahagia sekali rupanya. Baguslah jika demikian. Aku turut bahagia" tegas Lelaki itu.

"Ya. Aku jauh lebih bahagia sekarang. bukan karena aku tidak lagi membencimu, tapi karena aku memang menginginkan bahagia. Bagaimanapun juga adalah hal yang bodoh jika terus memenjarakan hati dengan luka. Dia berhak bahagia."

"Kamu juga bahagia kan?" tanya balik si Wanita.

"Hmm.. Aku akan selalu mencoba bahagia. Untuk itu kamu tenang saja. Lalu.. apa saat ini kau telah menitipkan hatimu pada orang lain?" tanya sang Lelaki dengan hati-hati.

"Pengalaman mengajariku untuk tidak lagi melakukan Simpan-Pinjam tentang Hati, garansinya tidak ada dan riskan pelanggaran, termasuk di dalamnya penarikan secara paksa Hati yang aku pinjam sebelum jatuh tempo. Jadi, sekarang aku hanya bermain Deposito. Mendepositokan cinta, kebaikan dan kebahagiaan pada tempat-tempat yang aku inginkan. Tanpa perlu was-was akan dicuri atau tercampuri punya orang lain. Ketika aku merasa tidak perlu lagi, tinggal aku tarik dan tutup rekeningnya."

"Lalu siapa yang menjadi tempat deposito terbanyak?"

"Sekali-sekali belajarlah menggunakan instuisimu, Bung. Tebak dia siapa orangnya. Karena kali ini aku tidak akan mengatakannya" jawab Wanita itu sambil membereskan barang-barangnya. karena jika dia tinggal lebih lama lagi di sini, niscaya dia akan kehilangan penerbangan paginya.

"Oya, mungkin sebaiknya kita tidak usah bertemu, karena bisa jadi secara tidak sengaja aku membocorkan Siapa Pemilik Deposito Terbanyak ku. dan itu bukan sesuatu yang baik. setidaknya buatku." lanjutnya kemudian.

"Oke. waktunya pergi, semoga penerbanganmu menyenangkan" si Wanita menyelesaikan kalimatnya, menunggu beberapa detik hingga kemudian benar-benar berlalu dari hadapan sang Lelaki.

Entah si Lelaki mengerti atau tidak, jika hingga hari ini, dia adalah penyimpan Deposito Terbesar.

Tapi, sepertinya dia juga tidak peduli.


read more “Deposito.”

Wednesday, June 9, 2010

Detik Waktu. Saksi Bisu.

Wanita itu terpekur. membacakan mantra. khusyu'.
Sementara detik jam turut was-was menunggu.
Akan ada percikan api kah?
Ledakan dahsyat?
atau.... bulan tiba-tiba hilang?

Wanita itu tetap terpekur.
Melakukan gerakan aneh.
Memutar. Membungkuk. dan sesekali Berdiri Tegak.
sementara dari bibir mungilnya masih tergumam sejumlah kata.
Kata yang terdengar samar. Berbahasa aneh, yang entah artinya apa.

Lalu diambilnya segumpal kain yang telah dibentuk sebuah boneka.
Lengkap dengan 2 mata dari kancing baju,
1 hidung dan 1 mulut yang dibentuk dengan menggunakan jahitan benang.
Ditusukkan kepadanya sebuah peniti.
Peniti yang rupanya sedari tadi digenggam sewaktu ia melakukan gerakan aneh.

Pola tusukannya tidak acak.
Satu kali di kepala.
Berlanjut ke bagian dada, kedua tangan,
Dan Kaki.

Detik jam masih menunggu.
Apakah setelah ini baru akan terjadi ledakan?
Atau sesuatu lebih dahsyat dibanding itu?
Tapi suasana tetap hening.
Ya. begitu saja. Wanita itu berjalan mendekat, Lilin dimatikan.
Air kembang, kartu-kartu Remi, foto, sehelai rambut juga dibereskan,
Lampu kamar berbentuk Lampion lalu dinyalakan.
Lalu dia beranjak tidur.

“Ahh… payah!” detik jam mendesah.
Percuma ia menunggui wanita itu selama 1 jam jika hanya berakhir pada kegiatan tidur di malam hari seperti biasa.
Padahal ia menunggu sesuatu yang berbeda malam ini.
Entah bulan tiba-tiba hilang.
Atau mungkin 1 bintang berkunjung ke kamar malam ini.
Tapi nihil!

Keesokan harinya,
“Hai. Hari ini ada acara? Aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Ada waktu?” kata Pria dari seberang sana.
Wanita itu kemudian tersenyum.

dan sejak saat itu, si Pria selalu menurut setiap titah sang Wanita.
ketika sedikit efek menghilang, maka ia akan melakukan hal yang sama.
Gerakan aneh, gumaman tidak jelas dan kegiatan tusuk-menusuk boneka.

Si Detik Jam, akan selalu jadi saksi bisu untuk hal ini.
Selalu.





P.S: In any kind of Realtionship, don't be her/his Voodoo. but be their Voodoo Controller! :)) #ngawurpuol
read more “Detik Waktu. Saksi Bisu.”

Tuesday, June 8, 2010

Entitas Warna.


Aku mencintaimu.
Seperti warna merah yang menemani Senja.
Seperti warna hijau yang menemani Dedaunan,
atau Seperti warna kuning yang menemani Matahari.

Aku mencintaimu.
Seperti warna abu yang menemani Langit kelabu.
Seperti warna keemasan pada Daun yang menua.
atau Seperti warna hitam saat Matahari tertutup Bulan.

Aku mencintaimu.
Saat warna merah memenuhi Aura wajah marahmu.
Saat warna putih menyinari hatimu,
atau Saat kau memoleskan warna lain yang tak aku suka.
Kau tahu kan?
Biru Tua.
Itu sewaktu kau kaku, diam dan menyembunyikan sesuatu.

Aku mencintaimu.
Saat kau tak berwarna.
Hilang tanpa jejak.
Tanpa kabar berita.
Meninggalkan aku dalam pallet-pallet cat kosong.
Membiarkanku menerka sendiri Warna wajahmu.

Aku mencintaimu.
Tanpa label Monokromatis.
Tanpa label Polikromatis.
Karena sesungguhnya entitas warna Cinta,
Akan bermuara pada satu.
Kamu.


--
Juanda International Airport,
05.49pm, June 7, 2010.



read more “Entitas Warna.”

Saturday, June 5, 2010

Ini Bukan Tentang Film.


"The Gods have a plan for you. Destiny."
-Tamina, Prince of Persia-


Saya dan Bioskop sepertinya sudah bersahabat karib sejak lama.

Terlebih jika kepenatan selalu setia membayangi bayang-bayang tubuh saya.
Atau saya terlalu jenuh duduk di kursi kantor,
Atau Mata kurang vitamin,
Atau karena kehausan sketsa hidup orang lain,
Atau karena ingin menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat terkasih,
Maka pada saat itulah saya mengunjungi Bioskop.

Saya dan Bioskop sepertinya sudah bersahabat karib sejak lama.

Dia begitu pintar membuat saya tertawa.
Kadang juga memaksa saya menangis haru.
Teriak-teriak kegirangan.
Atau... berkata: "Ah ini seperti kisah saya!"

Ya. persis seperti kali ini.
Saya bertemu Bioskop kesekian kalinya.
Menanti lagi, kejutan apa yang ditampilkannya untuk saya.

Prince of Persia.
Kisah Heroik yang lebih terpengaruhi oleh sisi Romansa.
Pertemuan dua manusia yang melalui perantara takdir.
Yang satu sebagai Penjaga.
Yang lain sebagai Pangeran 'nakal'.

Dia, Jake Gyllenhaal -yang didapuk sebagai sang Pangeran Dastan.
Tak lain Tak bukan adalah tokoh penting dalam film ini.
terakhir kali saya melihatnya sudah agak lama,
di Brockbeak Mountain dan Jarhead.
agak lupa bagaimana senyum terakhirnya,
yang pasti, kehadirannya kembali di sini, hanya membuat saya histeris.

Katakan saja ini berlebihan,
toh banyak reviewer atau kritikus film, menghujat film ini habis-habisan.
Tapi entah kenapa, Jake Gyllenhaal dalam versi Pangeran Dastan sukses menyihir saya.

Saya suka aksen Inggris yang dipaksakan.
Saya suka kata-kata berbasis skrip yang terkesan 'nakal', tidak patuh aturan, dan... menggoda :)
Saya suka jambang di rahang pipi kiri dan kanannya,
semakin mempertegas raut wajah perseginya.
Saya suka penampilannya yang jauh lebih 'laki-laki',
penggambaran yang pas untuk seorang Pangeran.
Tidak terlalu kekar, *karena memang dia bukan Algojo*
Tidak terlalu menuruti aturan,
Tidak bersikap lemah lembut *bahkan kepada wanita*
tapi yang pasti dia akan selalu peduli pada orang yang dikasihinya.

dan satu lagi!
saya suka Alanis Morissette menyumbang sebuah lagu dalam film ini.
"I Remain", itu judulnya.

Musiknya sangat tidak berlebihan untuk menunjukkan sisi Etnik dari Persia.
Pemilihan kata yang baik untuk menceritakan isi film.
Harmoni yang ramah di telinga.
Bahkan jika saya harus memutarnya 20 kali dalam sehari :)

Saya kecanduan.
Benar-benar kecanduan.

Jangan pernah selamatkan saya.
Jangan!


read more “Ini Bukan Tentang Film.”

Friday, June 4, 2010

Kosmetik Pagi.



Hai Pagi.
Kamu tampak cantik.
pakai blush on apa hari ini?

Jingga?
Biru Muda?
Jangan bilang kamu lebih suka Abu Tua.


Esok Senin saja Abu Tua-mu.

Hari ini biarkan Biru Muda atau Jingga saja.


Oya, jangan ber-cardigan Awan,

Nanti Matahari enggan melihat saya.

Sebaiknya pakai saja selendang tipis Angin.

Bawa kesegaran untuk pekerja di jalan.

Toh Angin juga menikmati kok membelai lembut pipi para manusia.


Jangan juga pakai Maskara.

atau Eye Shadow Hitam atau Gincu Merah.

hari ini cukup Ear Phone saja.

Supaya kau bisa mendengar riuh rendah Manusia menyambut akhir pekan,


Tapi, kalau kau merasa kurang genit,

Pakai saja Lipbalm Strawberry.

Ciumi kami karena begitu memujamu hari ini.


dan... tarraaaaa!!

Selamat, Pagi!

Kau memang cantik sekali hari ini.


Oya, esok juga kamu harus tetap cantik ya!
Aku butuh sedikit awan biru untuk penerbangan.

*cups*






P.S: Happy Weekend! :)
read more “Kosmetik Pagi.”

Thursday, June 3, 2010

Untuk Saudara.


saya bercermin.
lalu menunduk.

saya melihat.
lalu menangis

saya berkata.
tapi selalu kelu.

saya berjalan menuju tempat itu.
saya mundur.
jiwa cuma satu.
saya malu.

maaf Tuhan.
maaf saudara di sana.
saya -manusia biasa, hanya mampu menguntai do'a.
"do'a kecil" diantara berjuta kata yang dilafazkan,
oleh alim ulama.
atau para pemuka agama.

maaf Tuhan.
maaf saudara di sana.
saya -manusia biasa, hanya mampu menguntai do'a.
"do'a kecil" di setiap sujud.
atau saat tangan menengadah ke atas.

maaf Tuhan.
ampuni saya.

maaf saudara di sana.
saya hanya menyumbang do'a untuk tameng kalian.

maaf mata, mulut, tangan dan badan yang saya kerangkeng hanya dengan do'a.
semoga kita satu sama lain tidak saling menyusahkan di peradilan kelak.

maaf Tuhan.
maaf saudara di sana.
saya -manusia biasa, hanya mampu menguntai do'a.





P.S: Untuk Saudara-Saudara saya di Palestina.
read more “Untuk Saudara.”