Thursday, May 27, 2010

Antara Saya dan Percy Jackson


Petir turun ke bumi. Mengantarkan hujan. dan Menculik koneksi internet umat manusia. katanya mau dipinjam sebentar.

Rupanya petir agak sedikit bosan bermain dengan bintang. Katanya "bintang itu pemalu. tiap kali ada hujan, dia sembunyi di balik awan".


Itulah kenapa dia membenarkan alasan menculik koneksi internet sebagai satu-satunya caranya untuk bermain.


Saya kesal dengan petir. karena dia sudah mengganggu waktu kencan saya dengan si Kotak Hitam berukuran 14" wide screen itu.


Lebih geram lagi, ternyata petir pilih kasih. hanya suka mengganggu saya.


buktinya, empat umat manusia lainnya dalam kondisi segar bugar tanpa kekurangan suatu apapun.


"awas kau petir, tunggu saja sampai aku bersekutu dengan Percy Jackson. ku curi tongkat petirmu!"

...dan benar saja, ditemani hujan, saya berkunjung ke rumah Percy Jackson.

seperti biasa, saya tidak akan mencarinya ke kamar, atau dapur, atau ruang TV, tapi saya langsung ke halaman belakang, menuju kolam renang.


benar saja, dia ada di sana. di dasar kolam. "Hei, Percy! bisa ke daratan sebentar? saya butuh bantuanmu" kata saya di pinggir kolam sambil menyibakkan jas hujan yang menutupi hampir separuh wajah.

"ah sial, hujan agresif banget sore ini. meluk saya dengan keras sekali" rutuk saya dalam hati.


"Hei. lama tak berjumpa. ada gerangan apa kau ke sini? ingin pamer kemesraan mu dengan hujan ya?" ujar Percy masih di dalam kolam renang.

"Kita bicara saja di dalam rumah, di sini terlalu terbuka. aku tidak mau Petir mendengar kita" jawab saya setengah berbisik.


******

"saya sebal dengan Petir. dia hobi banget ganggu saya. dia menculik koneksi internet. padahal saya lagi butuh" ujar saya kemudian sambil menghempaskan diri di sofa ruang tengah.


"lalu, kamu mau saya melakukan apa?" tanya Percy.

"bantu saya, ayo kita culik Tongkat Petir. biar tahu rasa dia. gak usah lagi semena-mena sama saya"

tiba-tiba, Poseidon. ayah Percy Jackson masuk ke ruang tengah. nampaknya dia baru tiba di rumah.

"habis patroli lihat laut ya, Pak? emang tuh si Petir kadang-kadang iseng banget. sering goyang-goyangin laut" sapa saya.


"hahaha. nggak kok. saya habis ketemu Dewi Aprodhite. saya minta bantuannya, supaya berkenan menasehati Petir biar tidak sering berulah. semoga saja cinta kasihnya mampu meluluhkan arogansi Petir" jelasnya kemudian.


nah kan, ternyata tidak hanya saya yang terganggu dengan Petir. bahkan Dewa-Dewi pun sudah mulai geram.


saya memberi isyarat pada Percy Jackson untuk tidak membocorkan rencana kami menculik Tongkat Petir kepada Poseidon, Ayahnya. untung saja dia paham. sempat khawatir juga sih, kalau rencana ini sampai terbongkar. pasti Poseidon tidak akan setuju. yang artinya besok-besok saya tidak boleh main lagi ke rumahnya, karena mengajari anaknya yang tidak-tidak.


tak lama kemudian kami beranjak, dengan alasan kami ingin berkunjung ke tempat Annabeth.

memang tidak bohong kok, karena memang kami ingin ke sana sekaligus mengajak Annabeth turut serta dalam rencana ini: Menculik Tongkat Petir :p

baru berjalan tiga langkah dari rumah Percy. tiba-tiba cuaca mendadak cerah, bintang sudah mulai percaya diri. tidak lagi bersembunyi di balik awan.


saya terbengong. Percy juga.

Zeus dari ujung perumahan sana, nampak berjalan mendekat.


"kamu tidak perlu menjadi pencuri, nona cantik. tadi saya sendiri yang meminta pada Petir untuk menyerahkan Tongkat Petirnya. saya bilang, ada wanita cantik yang sedang butuh internet untuk proposal penelitiannya. Selamat Malam, nona cantik"


ahh ingin rasanya saya ingin memeluk dan mencium Zeus sekarang juga sebagai tanda terimakasih.

tapi sepertinya Percy Jackson lebih menggoda.




P.S:
bila ada persamaan nama tokoh, tempat adalah unsur kesengajaan.

P.S.S:
gini ini kalau mau ngenet kemaren, tapi koneksi putus :)



read more “Antara Saya dan Percy Jackson”

Friday, May 21, 2010

Kencan.


sebenarnya saya bisa menggunakan payung atau motor -lengkap dengan jas hujannya,

tapi saya lebih pilih kepala beratapkan langit dengan hujannya.



saya sedang ingin berkencan dengan hujan sore ini.


ingin dikecup kedua pipi saya olehnya. kecupan yang dingin. tapi sebenarnya menghangatkan di hati.


ingin dipeluk sampai saya merasakan dingin ke seluruh penjuru tulang.

ingin bersandar di tubuhnya yang besar. supaya saya bisa menyandarkan tubuh saya dalam pangkuannya.


dan ingin menitipkan air mata saya padanya. sebagai bentuk saling berbagi saya dan dia.

"ambillah hujan, saya tidak butuh air mata ini. bawa saja ke Gurun Sahara atau ke sungai-sungai dangkal. atau jutaan manusia lain pendamba air"


Hujan memandang sinis. sangat sinis.


Lalu dia berkata: "Dulu kamu kan yang sering bersembunyi di balik tubuhku untuk menyembunyikan tangis?"

"kamu juga kan yang selalu meminta pada Tuhan supaya aku sering menyambangimu? karena akulah satu-satunya perekatmu dengan masa lampau"

ah Hujan! kenapa dibeberkan semua sih?

Jaman dulu itu kan cuma sekedar menarik perhatianmu saja.


Sesungguhnya aku lebih mencintaimu kok, daripada bayangan-yang-entah-siapa-itu-yang-selalu-ikut jika kamu menyambangi hati saya.

eh tunggu!

kok bayangan-yang-entah-siapa-itu-yang-selalu-ikut-sama-kamu, tidak terlihat lagi?

saya tidak pernah mengusirnya loh. beneran deh!


ahh jangan-jangan dia cemburu sama kamu.

karena setiap kamu datang, saya lebih suka berbincang denganmu dibanding dia.


ahh iya! mungkin juga begitu.



ya sudah Hujan, sampai kapan kita berbincang terus?


peluk saja saya segera!


waktumu tidak banyak kan?







P.S: racauan ini akibat hujan-hujanan kemarin sore.
P.S.S:
semoga saya tidak Flu! amin.
read more “Kencan.”

Tuesday, May 18, 2010

Perekat Ide


saya perlu suatu bahan untuk merekatkan ide pada kepala. sesuatu yang kuat. mudah didapat.

entah ide yang enggan menghinggap lama. atau perekat kurang kuat, membuat saya merasa miskin sekarang.

saya sempat berkeliling dunia. menyelami ratusan perpustakaan. tapi perekat ide tak jua saya temukan.

saya sempat berbincang dengan Mitsonobu, Markovnikov, Friedel-Crafts, McMurry. mereka juga tidak tahu formula perekat ide.

Lalu banyak yg bilang, "ikuti saja filosofi Na-Metoksida atau Kalium dikromat yang adalah katalis sejati. siapa tau memancing perekat ide."

"..atau gunakan reaktan berlebih, agar reaksi tak mudah dibatasi" ahh.. saya skeptis. bukan begitu menemukan formula perekat ide

lalu, di bagian sana ada yang bilang. "tanya saja formula perekat ide pada Tuhan"

mungkin saya memang bisa bertanya padaNYA ttg perekat ide. tapi rasanya malu. terlalu sering saya minta macam-macam.

lalu apalagi?

biarkan saya berhenti sebentar. mengecek bagian apalagi yg saya lewatkan dalam mencari perekat ide.

ah ya! musik klasik, suasana yang tenang, perut kenyang. nyatanya juga belum bisa menemukan formula perekat ide

ayo dong, bantu saya mengecek. bagian apalagi yang saya lewatkan dalam mencari formula perekat ide?

apa ini » lingkungan yang kompetitif? ah semoga formula perekat ide tidak ada di sana. saya sedang malas berlomba.

lem cinta? ya Tuhan! saya sangat mencintai ide. ehh dia suka sekali meninggalkan saya. ahh lem cinta bukan perekat ide!

oke. karena di sebelah sana ada yang berteriak cinta, kopi segalon, power-glue, mungkin ketiga-tiganya akan saya kunyah sekalian. siapa tahu itu perekat ide yang baik.

tapi kalau nyatanya bukan juga, saya sepertinya harus melupakan formula perekat ide. lalu menggantinya dengan tidur.







P.S: racauan yang terinsipirasi pada kondisi saya benar-benar kehilangan ide. padahal ada proposal penelitian yang harus diselesaikan.

P.S.S: saya tidak menyarankan, bahwa "perekat ide" itu bisa ditemukan melalui tidur loh! :)
read more “Perekat Ide”

Thursday, May 13, 2010

Aku Berhenti.


Teruntuk, Takdir.
Ijinkan dengan segala kerendahan hati, aku mengucapkan terima kasih.

Ucapan yang hadir karena perantaraan benang merahmu,

mempertemukan dua manusia.


Tapi tahukah engkau?

Kau selalu saja menggemaskan!

Rasanya ingin selamanya kau berpihak padaku.

Apalagi saat kau bermain-main denganku,
Menghadirkan sebagian kenyataan yang terejawantahkan dari khayalan.

Benar-benar ingin aku kemas, aku beri pita, lalu aku sembunyikan.

Supaya nanti aku bisa bersamanya sewaktu-waktu,
tanpa harus meminta bantuanmu terus.


Lalu, apa kau juga tahu?
Jika aku amat sering bermain tebak-tebakan?
Menerka kapan lagi kau menerjemahkan mimpi-mimpiku.

Menerka adegan apalagi yang kau siapkan untukku.
Menerka aku masih punya berapa waktu sebenarnya?


Dan apa yang aku temui?

Selalu saja kau berdiri di ujung sana dengan senyum tersungging.

Menantangku dan berkata "sudahlah, kejutan itu pasti menarik"


Ahh.. dan lagi-lagi engkau benar!

Dengan hampir lemas tak percaya,

Kau hadir dengan fatamorgana yang semu itu.

Sukses menyihirku seperti orang gila.

Tertawa untuk dunia yang berporos padaku.
Atau tertawa bersama mimpi-mimpi di balik neuron syarafku.

Namun, waktu yang kemarin sepertinya yang terakhir.

Otak dan hatiku sepakat berkata demikian.

Kami semua sepakat untuk tidak melanjutkan mimpi.

Bukan karena bosan main tebak-tebakan denganmu.

Tapi seolah ujung dari mimpi itu semakin terlihat jelas.


Dua manusia itu punya tempat masing-masing.

Dan tempat itu berbeda untuk keduanya.


Ya sudahlah.

Aku tidak bersedih kok.

Karena kau sudah bermain-main dengan cantik.

sangat cantik malah.

Permainan kemarin menghibur dan menyenangkan.


Jadi, Takdir.
Silahkan lanjutkan tugasmu.
Aku sudah tidak akan memberatkanmu lagi dengan segudang mimpi itu.

24 menit dan 27,654 detik sudah cukup.
Lebih dari cukup.


Setidaknya aku sudah mencuri mereka.

Kau bisa lihat kan?

Kekayaan di lemari kenangan ku sudah hampir penuh sekarang.


Oya! jangan bilang-bilang waktu ya!

Karena aku terlalu sering mencuri darinya.



read more “Aku Berhenti.”

Monday, May 3, 2010

Shocking Thailand [3]

well, welcome to the final post of our Backpacking Trip.
semoga blogwalkers belum bosan membacanya! :)

[April 4, 2010]
Seperti yang direncanakan sebelumnya, masih ditemani dengan layanan JC Tour, kami bertujuh mengikuti Tour kedua yaitu Phi-Phi Island. dengan perasaan yang menggebu-gebu karena memang sebelumnya sudah heboh browsing dan ngiler mampus dengan keindahan pantainya, kami pun berangkat menuju Boat Lagoon Marina-Yacht Pier. Di sana sudah tersedia sejumlah Boat untuk mengangkut kami ke Phi-phi Island.

Di tempat ini kami dijamu welcome drink yang terdiri dari Soda dan Orange juice, lengkap dengan Roti Tawar beserta selai nanas dan strawberry yang berasa "asam". Khas cita rasa masakan Thailand pokoknya. Oya, jangan khawatir. semua makanan di sini Gratis! karena merupakan layanan Tour :)

Dan jika memang berencana snorkeling, namun kebetulan tidak membawa Fin, di tempat ini kita bisa menyewa seharga 100 THB. sedangkan alat snorkel/mask-nya Gratis!

di ujung jalan sana, tempat bersandar boat

setiap tempat. setiap saat. yuk mari foto-foto :)

Menyebrangi laut lebih kurang 40 menit dengan manuver-manuver cantik diiringi pula dengan gerakan menghentak gelombang, menawarkan sensasi rasa yang berbeda. perjalanan yang lebih "heboh" dibanding kapal yang mengantar kami ke James Bond Island Tour sehari sebelumnya.

tak lama kemudian, perlahan mulai nampak deretan bebatuan tinggi, yang (sekali lagi) seolah-olah membentuk ruang-ruang air terselubung. dan seperti biasa, saya tidak ingin menceritakan terlalu banyak, silahkan dinikmati gambar-gambar ini :)





Viking Cave

Feeding Fish

Ready for Maya Bay? "The Beach" movie shooting location? here they are!




Puas berkeliling Phi-Phi Island, kami dijamu makan siang di Phi-Phi Don Island. jika ingin menginap di sekitar Phi-Phi Island, di sinilah tempatnya! :)

Phi-Phi Don Island

[April 5, 2010]
...dan sebagai tempat terakhir kami backpacking,
Phuket Town adalah pilihan kami.

dan ternyata di Phuket Town bukan pilihan menarik untuk berwisata, karena di sini cenderung sepi dan sedikit tempat wisata. Tapi setidaknya itu menjawab rasa penasaran kami akan Phuket Town. So, bagi para blogwalkers yang berencana ke Phuket, sebaiknya tidak usah mengunjungi Phuket Town :)

oya, jika ingin berbelanja pernak-pernik khas Thailand, bisa dilakukan di Traditional Market yang terletak di pusat kota dan buka hingga pukul 9 malam. begitu juga jika ingin menikmati bangunan tua, bisa berkunjung ke Kota Tua yang juga terletak di pusat kota.

saya dan teman-teman tidak menggunakan jasa tuk-tuk atau rental motor untuk mengelilingi kota ini. cukup berletih-letih sesaat dengan berjalan kaki, tempat-tempat tadi berhasil kami susuri.

Old Town, Phuket Town.


[April 6, 2010]
Saatnya kembali ke Indonesia. Perjalanan 5 hari yang menyenangkan. satu hal yang pasti: "Selain tujuan backpacking harus keren, please carilah teman-teman perjalanan yang juga keren." karena dengan begitu baru deh berasa aroma Backpacking yang precious! :)

Salam Backpacking! :)
read more “Shocking Thailand [3]”