Showing posts with label Phylosophy. Show all posts
Showing posts with label Phylosophy. Show all posts

Thursday, August 30, 2012

Dimensi Lain.


Pernah punya pengalaman bertemu dengan orang yang karakternya kompleks? Semacam mind-manipulator, stubborn, introvert, sensitive, deep thinker, analyzer, yet super caring and passionate?

Saya pernah!
Bukan hanya bertemu malah, hampir dapat dikatakan "(cukup) kenal baik".
Kenapa saya menggunakan kata "cukup", karena apa yang bisa saya jelaskan dari seorang introvert? Jika yang saya lihat darinya hanyalah sedikit pengetahuan tentangnya ditambah beberapa asumsi yang berdasarkan pada fakta aktual yang jarang terlihat.

Hah!

Hampir putus asa rasanya mengimbangi langkahnya.
Terlebih dengan sifat saya sendiri yang sangat Aries (iya, ini agak-agak non-logis), tapi begitulah. Saya orangnya bisa sangat optimis, independen, stubborn, suka berkonfrontasi (baca: kurang suka mengalah kalau berdebat dengan orang yang saya anggap penting. haha!), risk-taker sejati, bisa sangat menganalisis sesuatu, bisa juga sembrono banget, dan... kemudian saya harus bertemu dengan orang se-kompleks ini.

Terkadang saya membenarkan permainan semesta yang mempertemukan saya dengan orang yang berbeda kutub dengan saya ini. You know.. di dalam dunia ini selalu diciptakan berpasang-pasangan. Yin and Yang. Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk menyeimbangkan segala sesuatunya.

Tapi sepertinya dia terlalu kompleks bagi saya, dan saya pun sepertinya hanya akan menambah ke-kompleks-an kehidupannya.

Dia merasa sangat nyaman dengan kehidupannya yang sangat hati-hati, sedangkan ketika bersama saya, terkadang saya ajak untuk jatuh bebas ke dunia antah-berantah yang mengejutkan dan punya sisi kebahagiaan yang belum pernah dia definisikan sebelumnya. Tapi kembali lagi.. di dekat saya, hidupnya merasa terancam. Mungkin karena saya akan menariknya kuat ke dalam dimensi lain, dan mungkin dengan demikian dia akan semakin memperlihatkan wajah aslinya.

Iya, baginya ini adalah zona yang tidak aman..

However, both of us never know how life will take us.. what the future holds.. 
Apart from that, no matter what it will be, at last time will say, won't it?
read more “Dimensi Lain.”

Sunday, March 18, 2012

Tujuh Musim.


Saya adalah orang yang begitu mencintai angkasa. Alasannya sederhana, karena ia mampu menampung semua kata-kata, impian dan entah berapa ratus perasaan lain yang sering kali singgah dalam kepala atau hati.

Mungkin terkesan konyol, tapi saya percaya bahwa angkasa adalah tempat penyimpanan paling hebat. Lihat saja, sampai sekarang belum ada data empiris yang menyatakan tentang nilai luasnya angkasa. Jadi, kamu bisa bayangkan, berapa banyak data yang bisa kamu titipkan ke angkasa.

Dulu, dulu sekali. Di tengah ribuan data-data saya di angkasa, saya pernah mencatutkan satu hal; hidup di luar Indonesia. Pikir saya waktu itu, saya ingin membuat boneka salju super besar yang berbahan asli dari butir-butir es dari langit Tuhan. Karena hingga saat ini, Indonesia masih merupakan negara yang tropis, satu-satunya solusi untuk membuat boneka salju super besar adalah, hanya dengan tinggal di negara empat musim. Tidak untuk selamanya tentu saja karena saya terlalu cinta Indonesia. Tapi setidaknya cukup satu atau bulan ketika musim salju tiba.

Lalu, masih di waktu yang sama. Pada jaman dulu, dulu sekali.
Saya juga menyimpan kata-kata ini di angkasa; mau berbicara bahasa Inggris setiap hari. Alasan saya sederhana, karena nilai Bahasa Indonesia saya sejak SMP hingga SMA, tidak pernah lebih baik jika dibandingkan dengan nilai Bahasa Inggris. Bahasa Inggris mungkin jauh lebih sederhana. Setidaknya ia tidak memiliki majas personifikasi, metonimia, litotes, totem prototo atau pras proparte. Jangan pernah tanyakan bagaimana perbedaan di antaranya. Yang masih jelas di kepala, hanya majas personifikasi saja.

Berikutnya, saya pernah menuliskan kata-kata ini juga; terlibat lagi dalam pendidikan formil, merasakan kembali masa-masa begadang mengerjakan tugas atau persiapan ujian di perkuliahan, mendaratkan kaki di lebih dari separuh negara-negara di Eropa dengan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, lalu jatuh cinta.

Hingga pada akhirnya, tanggal 31 Januari 2012 tiba. Pada saat itu, saya merasakan romantisme luar biasa dengan angkasa. Langit tentu saja tidak sedang hujan strawberry, dia hanya menjatuhi saya dengan sederetan kata yang pernah saya titipkan di sana. Tentu saja Tuhan yang menjatuhkannya.

Dalam hampir enam belas jam perjalanan mengarungi angkasa, saya hanya tersenyum dan menangis haru. Karena sesungguhnya, ada banyak kata yang saya benar-benar sudah lupa jika pernah menitipkannya di langit, tapi pada hari itu sepertinya hujan kata-kata saya, turun dengan derasnya.

Tuhan begitu baik. Dia memberikan kesempatan kepada saya untuk menjejakkan kata-kata tadi ke bumi. Yang lebih hebat lagi, Dia menjatuhkannya dalam waktu yang luar biasa tepat. Tidak satu tahun yang lalu, atau tidak tiga tahun kemudian.

Ah.. Tuhan memang selalu baik.

Saat ini, hampir dua bulan saya menginjakkan kaki di Belanda. Waktu yang masih singkat tapi sudah dipenuhi dengan ratusan peristiwa yang mengejutkan. Lagi-lagi, Tuhan selalu penuh misteri kan? Saya tidak hanya diberi hujan, tapi terkadang gemuruh, awan hitam tebal bahkan rentetan pelangi. Saya hampir lupa jika saat ini saya hanya punya empat musim. Tapi Tuhan, sekali lagi memberikan banyak bonus; empat musim normal, ditambah lagi tiga musim spesial; musim hujan kata, musim kemarau, lalu musim rindu. Moga-moga kepala dan hati saya selalu sanggup menerima banyak bonus ini.

Oya, untuk kamu, atau kamu, dan kamu. Jangan pernah khawatir mengucapkan kata-kata ke angkasa. Karena kita tidak pernah tahu bagaimana cara Tuhan mengembalikannya ke bumi. Tapi kalau bisa, jangan pernah lupa ajak selalu tangan, kaki, kepala, dan hati untuk bekerja sama. Lalu jemputlah kejutanmu.
read more “Tujuh Musim.”

Tuesday, July 27, 2010

Candu Kereta.

source: pic

naik kereta itu candu. kau seperti punya kamus baru tentang manusia, yang bersumber dari pengamatan bebas. wanita berpakaian kantor lengkap, seorang anak yang terkantuk-kantuk atau lelaki muda yang enggan menukar kenyamanan duduknya untuk seorang wanita.

suatu saat, kau dapat memilih tempat duduk dimanapun kau inginkan. deretan gerbong kosong dan kursi busa berwarna hijau. namun tak jarang juga, kau harus memberikan latihan ekstra pada kedua kaki untuk berdiri sepanjang perjalanan.

suatu saat, kau hanya mendengar suara besi-besi yang beradu dengan rel kereta. berdecit, dengan irama yang menggelitik telinga. namun di lain waktu, suara penumpang muda-mudi yang super berisik, wanita karir yang berbincang melalui handphone, ibu-ibu rumah tangga mengeluh harga cabai naik, akan segera mengkontaminasi firumenmu.

suatu saat pula, kau akan dapati matahari senja memaksa masuk di sela-sela tirai. semburat tipis jingganya seperti menggoda untuk dikemas dan dibawa pulang. kau tahu kan? deposito abadi. menghangatkan ketika angin malam terlalu bengis atau hujan yang tak enggan pergi.

namun terkadang, kau harus pulang ditemani malam. jika begini, maka setiap gerbong akan mengalunkan suara ultrasonik. melodinya bagai lullaby ampuh untuk mengistirahatkan matamu. sejenak. hingga tiba di tujuan.

jika mata enggan jua terpejam, bebaskan matamu dengan pandangan di luar sana. jika kau beruntung, maka kau akan dapati biasan cahaya lampu dari kendaraan atau rumah penduduk yang menyerupai deretan konstelasi cantik. bebaskan imajinasimu, sebut saja sesuai keinginanmu. Cassiopeia. Centaurus. Horologium. Orion. Pegassus. atau Coryoxiumus? :p

jika sudah begini, siapa yang kemudian tidak jatuh cinta pada kereta?
toh hidup pun tak jauh dari filosofi kereta.

sementara.

duduk sementara di kursi penumpang.
bertemu dengan berbagai macam orang.
setiap orang memiliki cerita perjalanannya tersendiri
dan setiap orang akan kembali ke Sang Hakiki.

Jadi, mulailah mencandu kereta.
Banyak kejutan menarik yang sayang dilewatkan begitu saja.


read more “Candu Kereta.”

Wednesday, July 21, 2010

INCEPTION. Your Mind is the Scene of the Crime. (2)

Caution: This writing contains spoiler. If you haven't watched yet, Inception (1) might be appropriate to be read. Trust me, I won't ruin your curiosity! :)

>>Debateable

Yup. Mari sekarang kita memuaskan hasrat Cristopher Nolan, yang tujuan utamanya dalam menghadirkan film ini adalah membuat para penonton bingung. Kata-kata di dalam sini hanya sekedar spekulasi, bentuk penghargaan terhadap film yang membuat saya selalu berpikir, dari awal hingga akhir.

Well.. Mr. Nolan, here they go!

#1 Speculation
Mari lupakan sejenak adegan Cobb terdampar di pantai yang kemudian bertemu Mr. Saito (tua). karena ini merupakan bagian cerita akhir. atau alur mundur. Mari lompat pada bagian Cobb dan Arthur sedang berada di Istana Mr.Saito (muda). dari scene ini, bisa dispekulasikan:
1. Cobb akan mengekstraksi informasi rahasia dari Mr. Saito, yang artinya tempat kejadian: dalam mimpi.
2. The Dreamer pada saat di Istana Mr.Saito (muda)/mimpi layer 2 adalah Arthur.
3. Mr. Saito menyadari berada di dalam mimpi. sehingga informasi sengaja ada yang dihilangkan.
4. Misi gagal. Arthur, Cobb, Mr. Saito masuk ke mimpi layer 1.
5. The Dreamer + The Architect mimpi layer 1/kerusuhan massa: Nash.
6. Misi pada mimpi layer 1 kembali gagal.
7. Bagian Extraction Ideas ini berakhir di dalam kereta. atau dengan kata lain, scene kereta: real.

#2 Speculation
"Inception" sesungguhnya baru dimulai, yaitu pada saat Mr. Saito menawarkan pekerjaan pada Cobb untuk menanamkan ide pada Robert Fischer. dari scene ini, kita masih meraba tentang masalah sebenarnya yang dimiliki Cobb yang membuatnya tidak dapat kembali ke Amerika.

Cobb menyetujui dan mulai mengumpulkan anggota tim. perencanaan Cobb ada 3 layer mimpi yang ingin diciptakan dengan pembagian tugas:
1. The Architect: Ariadne.
2. The Forger/Penyamar: Eames
3. The Dreamer Layer 1 (supir Van): Yusuf, sekaligus peramu senyawa sedative.
4. The Dreamer Layer 2 (Lift): Arthur.
5. The Dreamer Layer 3 (salju): Eames.
6. The Mark/Subyek yang akan disisipkan ide: Robert Fischer.
7. The Tourist: Mr. Saito :p
8. Konsep Insepsi Ide: mengubah ide ke dalam bahasa emosi yang direncanakan dengan memproyeksikan Ayah Robert, sehingga diharapkan ide yang dimasukkan dapat se-alami mungkin.
9. Pada tahap persiapan misi insepsi, semakin diketahui bahwa Cobb memiliki permasalahan serius dengan Mal-sang Istri. Rasa bersalah Cobb akibat kematian Mal, membawa Cobb "memenjarakan" Mal dalam kenangan. Akibatnya, proyeksi Mal selalu muncul dalam setiap mimpi Cobb meskipun itu bukan mimpinya.

#3 Speculation
Eksekusi Misi Insepsi.
Scene: Hujan-Penculikan Fischer-Lompat Jembatan
Setting: Mimpi Layer 1
Rencana awal berjalan mulus, kecuali 1: ternyata Fischer memiliki pertahanan alam bawah sadar terhadap Extractor. dan pertahanan ini terlatih dengan baik. Hal yang 'kurang' diantisipasi sebelumnya mengantarkan Mr.Saito tertembak. The Forger-Eames beraksi menjadi Peter Browning dan berusaha mencari tahu hubungan Ayah dan Anak. Selain itu dari mimpi ini diperoleh kode safety box: 528-491.

Scene: Hotel-Lift Setting: Mimpi Layer 2
Cobb memproyeksikan dirinya sebagai Mr.Charles-Pelatih Alam Bawah Sadar Fischer,Jr. sedangkan Eames dan Saito mengalihkan perhatian 'tentara pertahanan' Fischer. Arthur, memasang bom di kamar 491 yang menurut desain dari Ariadne, tepat berada di bawah kamar 528. Bom ini nantinya akan digunakan untuk memberikan 'tendangan' ke semua subyek untuk kembali ke mimpi layer 1. yang walaupun rencana ini gagal, karena Arthur harus mengantarkan 'tendangan' melalui lift yang jatuh. yup. karena gravitasi nol yaitu, saat Yusuf yang melompat dari jembatan terlalu awal.

Kamar hotel 528 dan seperangkat alat pencipta mimpi yang ditemukan Arthur, merupakan akal-akalan Cobb,dkk untuk meyakinkan Fischer bahwa dia dalam pengintaian Extractor, yang kemudian menempatkan Peter Browning sebagai orang yang akan mengkudeta kekuasaan Robert Fischer, Jr. dengan adanya kondisi ini, Fischer semakin percaya pada Cobb/Mr.Charles sehingga mau dibujuk untuk ke layer di bawahnya, dengan alasan: mengungkap usaha kudeta Browning. *akal-akalan loh ya!* :)

Scene: Salju-Rumah Sakit Setting: Mimpi Layer 3
Semua rencana berjalan lancar, kecuali proyeksi Mal yang tiba-tiba muncul dan menembak mati Fischer. Fischer terperangkap di Limbo. *kenapa Fischer di Limbo? alasannya sudah jelas, jadi tidak perlu dibuat spekulasinya*.

Cobb dan Ariadne memutuskan mengikuti Fischer ke Limbo untuk membawanya kembali. sedangkan, Eames-The Dreamer pada layer ini, akan menghancurkan rumah sakit dengan bom untuk memberi 'tendangan' kepada semua subyek.

Setting: Limbo
Pada scene ini, terungkaplah misteri tentang Mal, yaitu subyek pertama yang disisipkan ide oleh Cobb. di sini, Cobb telah memiliki keteguhan hati tentang konsep ketidak-nyataan Mal. dan akhirnya melepaskan Mal dari kenangannya.

saat Fischer berhasil kembali ke mimpi layer 3. Cobb menyadari bahwa Saito (layer mimpi 3) mati, sehingga dia harus menemukannya di Limbo dan kemudian film ini kembali pada scene paling pertama, yaitu: Cobb terdampar di pantai dan bertemu Mr.Saito tua.

#4 Speculation
Jadi, sebenarnya misi insepsi ide berhasil dilaksanakan atau tidak? menurut spekulasi saya: "IYA. Berhasil".

Perkataan Maurice di rumah sakit, kombinasi safe box, isi safe box yang adalah mainan masa kecil Fischer, merupakan rangkaian dari proyeksi yang dibuat oleh Cobb,dkk agar ide awal "saya akan menghancurkan kerajaan Ayah saya" berganti sebagai "apapun yang saya lakukan kelak, harus bersumber dari keinginan sendiri, bukan meniru Ayah". yup. Transformasi Bahasa Emosi yang cerdas! saya yakin, Fischer akan menyadari bahwa ide itu berasal dari diri sendiri/Ayahnya. bukan karena insepsi!

#5 Speculation

Bagaimana dengan akhir cerita?
sebelum mengarah ke sana, pasti kita sepakat bahwa saat Cobb, Arthur, Ariadne, Eames, Yusuf, Mr.Saito dan Fischer kembali terbangun di pesawat adalah REAL. dan masih di tempat yang sama, Mr.Saito kemudian membuat satu panggilan untuk membebaskan tuduhan Cobb.

Lalu bagaimana dengan Airport?
Saya berspekulasi itu juga real. walaupun ada sedikit aneh, kenapa tiba-tiba Ayah Cobb bisa datang menjemput. Apakah saat di pesawat juga, Cobb menghubungi sang Ayah untuk minta dijemput? mungkin saja.
dan.. ketika di rumah?
Saya berspekulasi ini REAL. baju James dan Filippa yang sama dengan berbagai proyeksi Cobb dalam setiap mimpi dan kenangannya, Totem yang terus "terlihat" berputar, saya pikir itu adalah akal-akalan Mr. Nolan untuk mengecoh kita.

karena jika dilihat lebih jelas, rambut Filippa di bagian akhir ini terlihat lebih panjang, selain itu tinggi badan James dan Filippa sepertinya lebih tinggi dari proyeksi-proyeksi sebelumnya. dan jika dicek di IMDB, ternyata cast untuk James dan Filippa memiliki 2 orang yang berbeda. yaitu yang memerankan James berumur 20 bulan dan 3 tahun. serta yang memerankan Filippa untuk umur 3 tahun dan 5 tahun.

selengkapnya di sini: Inception's Casts

saya juga baru menyadari ini setelah nonton yang ke-2 kali kok :p

ada juga yang bilang sepatu yang dikenakan James dan Filippa saat akhir film berbeda dengan proyeksi sebelumnya, sayangnya itu luput dari perhatian saya.

Tapi apapun itu, salut yang luar biasa untuk Mr. Nolan. ide yang terendapkan 10 tahun berhasil divisualisasikan begitu cerdas. dan memang sesuai dengan tag line film ini: "Your Mind is the Scene of the Crime".

setiap penonton pasti akan memiliki spekulasinya masing-masing, karena tempat kejadian semua film ini, sesungguhnya ada di dalam kepala masing-masing penonton.

Bravo, Mr. Nolan! Anda Hebat!



read more “INCEPTION. Your Mind is the Scene of the Crime. (2)”

INCEPTION. Your Mind is the Scene of the Crime. (1)


saya telah berjanji pada awalnya, bahwa tidak akan menulis review tentang "INCEPTION". tapi sayangnya Mr. Nolan terlanjur menginsepsi ide cerita film ini di alam bawah sadar saya, sehingga saya amat ikhlas untuk menonton film ini 2 kali dan akhirnya menggerakkan jari-jemari untuk menulis.

dan sebelum sedikit review/spekulasi/kebingungan/whatever *you name it* tentang film ini, saya ingin menceritakan sinopsisnya yang didasarkan pada 'versi saya'. tentu saja tanpa maksud kesengajaan ingin merusak keingintahuan teman-teman yang belum/akan menonton film ini.

>>SINOPSIS
Film ini bercerita tentang proses penanaman (inception) sebuah ide dalam pikiran seseorang dengan cara yang sangat brillian dan 'halus', sehingga si empu akan menyadari seolah-olah ide itu datang dengan sendirinya/hasil pemikirannya sendiri.

Dom Cobb (Leonardo Dicaprio), Extractor terbaik yang pernah dimiliki perusahaan Cobol, selalu berhasil 'mencuri' ide-ide seseorang dengan memasuki alam mimpinya. bukan dengan tipuan semacam Hipnotis, tapi ya! melalui alam bawah sadar seseorang. Namun sayang sekali, ketika hendak mencuri ide dari Mr. Saito (Ken Watannabe), Cobb dan kawan-kawan gagal menjalankan misinya, sehingga Cobb menjadi buronan utama dari Perusahaan Cobol untuk dibunuh.

Alih-alih mendendam pada Cobb, Mr. Saito malah memberikan tawaran menarik. Ia menyewa Cobb untuk menanamkan sebuah ide pada ahli waris (Robert Fischer, Jr) dari kompetitor terbesarnya. Harapannya, Robert Fischer,Jr (Cillian Murphy), memiliki 'langkah yang berbeda' dari Ayahnya dalam memimpin Perusahaan sehingga Mr. Saito menjadi Perusahaan yang lebih unggul dari perusahaan Fischer.

Cobb kemudian menyetujui tawaran tersebut, karena Mr. Saito berjanji akan memberikan reward yang selama ini dia idam-idamkan. KEBEBASAN untuk kembali ke keluarganya di Amerika, tanpa ada lagi tuduhan pembunuhan yang selama ini menghantuinya.

Ya. dibalik pengejaran oleh perusahaan Cobol, Cobb ternyata memiliki riwayat tuduhan sebagai pembunuh Istrinya sendiri, Mal (Marrion Cotillard).

>>REVIEW
Menit-menit pertama dari film ini merupakan kumpulan scenes yang berlompat-lompat. Proyeksi dari mimpi dalam mimpi.

Awal menonton pastinya membingungkan. Tapi jangan khawatir, karena ini bagian dari adaptasi memahami film. Cerita akan menjadi lebih jelas, ketika Cobb, Arthur (Joseph Gordon-Levitt), Nash (Lukas Haas), dan Mr.Saito bersama-sama berada di dalam kereta. dan ide cerita dari film ini juga akan semakin jelas ketika Mr. Saito memberikan tawaran kerja sama pada Cobb.

... dan dari kerja sama inilah, cerita tentang "Inception" sesungguhnya dimulai.

dari film ini, saya sepakat untuk mengatakan bahwa Leonardo Dicaprio menunjukkan penampilannya yang terbaik. karakter yang dibangunnya kuat dan dewasa. emosi yang ditunjukkannya pun sesuai. kebingungan, kehilangan, rasa bersalah, kerinduan akan keluarga, semua diperankan dengan baik. dan sebagai peran utama, dia memiliki porsinya dengan pas. tidak selalu monoton dirinya, tapi memang dia lah orang penting dalam film ini.

selain Leonardo Dicaprio, ada 2 orang lagi yang memberikan pengaruh banyak di film ini. Mal, istri Dom Cobb dan Mr. Saito. Jika menilik film Nine, unsur manis dan penuh kasih sayang tidak ditampilkan oleh Marion Cotillard dalam film ini. Yang menonjol adalah sikap kebingungan dan posesif. sedangkan, Mr.Saito, akting sebagai Chairman dalam Memoirs of Geisha sedikit banyak hampir mirip. Tetap "berkelas", berwibawa dan berkuasa.

saya juga suka aktingnya Joseph Gordon-Levitt (Arthur). Mengingatkan saya dengan perannya di 500 Days of Summer. aksesoris yang digunakan masih sama, yaitu; Tas Selempang warna coklat. Kemampuan aktingnya juga lebih baik, pesan tentang karakter dirinya yang penuh sifat hati-hati, terkadang pesimis, keteraturan, dapat tersampaikan dengan baik.

tapi sesungguhnya saya mengidolai Eames, yang diperankan oleh Tom Hardy. sikap "breaking the rules", penyamaran-penyamaran uniknya, cara bicara yang 'agak' brutal, dan ide-ide spontan yang dilakukan olehnya, semakin memperkuat karakternya.

dan terakhir:
Cristopher Nolan, sang Director, Writer, Producer, Cinematographer dari film ini. kembali sukses dengan karyanya yang luar biasa. sungguh Jenius!

setiap scene yang dibuatnya sangat rapi, sampai-sampai efek animasi/komputerisasi/apalah itu namanya tidak tertangkap oleh mata awam saya.

Scene yang paling keren menurut saya adalah saat Joseph Gordon-Levitt berada dalam kondisi gravitasi nol. awalnya saya pikir itu adalah permainan teknologi animasi atau semacamnya. ternyata obsesi Nolan untuk menghadirkan sesuatu yang lebih real, dilakukannya dengan konvensional, yaitu dengan membuat suatu scene/tempat yang dapat diputar 360 derajat dan permainan kamera. penjelasan lebih lengkap, saya dapatkan dari link berikut:

Questioning Reality with Joseph Gordon-Levitt

Intinya, Cristopher Nolan benar-benar pencipta film keren. Ide cerita dan pengemasan filmnya luar biasa. Alur cerita yang berlompat-lompat, "simbol-simbol" yang digunakan, visualisasi yang "menipu" memberikan kesempatan bagi penonton untuk berpikir dan berspekulasi yang seluas-luasnya. sehingga durasi film yang menyita 2,5 jam tidak terasa membosankan sama sekali.

Okay, mungkin kecuali sedikit bagian antara Cobb (Leonardo Dicaprio) dan Mal (Marrion Cotillard) pada scene menjelang akhir film yang banyak bercakap-cakap membuat saya sedikit bosan. Tapi overall, film ini menakjubkan.

Film terbaik sepanjang tahun 2010. at least hingga bulan Juli ini.

Score: 9,5/10.







P.S: Sedikit spekulasi saya tentang "apa yang ada di dalam" Inception, ada di sini. Inception Part 2
read more “INCEPTION. Your Mind is the Scene of the Crime. (1)”

Tuesday, May 18, 2010

Perekat Ide


saya perlu suatu bahan untuk merekatkan ide pada kepala. sesuatu yang kuat. mudah didapat.

entah ide yang enggan menghinggap lama. atau perekat kurang kuat, membuat saya merasa miskin sekarang.

saya sempat berkeliling dunia. menyelami ratusan perpustakaan. tapi perekat ide tak jua saya temukan.

saya sempat berbincang dengan Mitsonobu, Markovnikov, Friedel-Crafts, McMurry. mereka juga tidak tahu formula perekat ide.

Lalu banyak yg bilang, "ikuti saja filosofi Na-Metoksida atau Kalium dikromat yang adalah katalis sejati. siapa tau memancing perekat ide."

"..atau gunakan reaktan berlebih, agar reaksi tak mudah dibatasi" ahh.. saya skeptis. bukan begitu menemukan formula perekat ide

lalu, di bagian sana ada yang bilang. "tanya saja formula perekat ide pada Tuhan"

mungkin saya memang bisa bertanya padaNYA ttg perekat ide. tapi rasanya malu. terlalu sering saya minta macam-macam.

lalu apalagi?

biarkan saya berhenti sebentar. mengecek bagian apalagi yg saya lewatkan dalam mencari perekat ide.

ah ya! musik klasik, suasana yang tenang, perut kenyang. nyatanya juga belum bisa menemukan formula perekat ide

ayo dong, bantu saya mengecek. bagian apalagi yang saya lewatkan dalam mencari formula perekat ide?

apa ini » lingkungan yang kompetitif? ah semoga formula perekat ide tidak ada di sana. saya sedang malas berlomba.

lem cinta? ya Tuhan! saya sangat mencintai ide. ehh dia suka sekali meninggalkan saya. ahh lem cinta bukan perekat ide!

oke. karena di sebelah sana ada yang berteriak cinta, kopi segalon, power-glue, mungkin ketiga-tiganya akan saya kunyah sekalian. siapa tahu itu perekat ide yang baik.

tapi kalau nyatanya bukan juga, saya sepertinya harus melupakan formula perekat ide. lalu menggantinya dengan tidur.







P.S: racauan yang terinsipirasi pada kondisi saya benar-benar kehilangan ide. padahal ada proposal penelitian yang harus diselesaikan.

P.S.S: saya tidak menyarankan, bahwa "perekat ide" itu bisa ditemukan melalui tidur loh! :)
read more “Perekat Ide”

Tuesday, April 13, 2010

13.


Tanggal itu terulang lagi.
Menggenapi keduapuluh empat tahun kisah hidup saya.

Waktu yang masih cukup singkat untuk menelan semua pelajaran hidup.
Masih singkat untuk mengupayakan realitas bagi seluruh impian.
Bahkan masih terlalu singkat untuk sesumbar menjadi putri kebanggaan Ayah.

Tanggal itu terulang lagi.
Menggenapi keduapuluh empat tahun kisah hidup saya.
Ada yang sama.
Ada pula yang berbeda.

Yang sama, tentunya karuniaNYA yang tidak putus.
Do'a orang-orang terkasih yang masih mengalir hingga sekarang.
Teman-teman yang hangat masih setia menemani.
Dan pekerjaan yang membabi-buta masih suka menghantui tiap harinya.

Yang berbeda?
Katakan saja tentang jatah umur.

Entah sampai kapan saya masih bisa mengucap syukur untuk keeksistensian di dunia ini.
Entah sampai kapan saya masih bisa berkarya lebih.
Atau berusaha menjadi lebih baik lagi.

Lalu, apakah kesendirian di tahun ini juga menjadi suatu yang berbeda?
Sayang sekali, saya tidak mengkategorikannya.

Cinta, pasangan dan segudang hal romantisme lainnya nampak tidak terlalu mengusik.
Entahlah, pangeran berkuda seperti apa yang saya nanti-nantikan, yang sanggup membunyikan genderang cinta atau degupan jantung yang berbeda.

Ahh.. Sudahlah..
Biarkan saja Tuhan menyimpan rapat-rapat, toh saya tidak berkeinginan untuk mengintipnya.
atau mungkin sekedar mempertanyakannya.

Tanggal itu terulang lagi.
Menggenapi keduapuluh empat tahun hidup saya.
Menggenapi pula do'a-do'a yang saya panjatkan.
Agar bisa sepenuhnya bertanggung jawab pada hembusan nafas yang dititipkanNYA.
Bertanggung jawab pula atas mata, mulut, tangan, hati dan segenap rangkaian indra lainnya.

semoga kelak, umur yang ada dapat benar-benar bermanfaat.
bagi diri sendiri dan juga sebanyak-banyaknya umat.


Selamat hari lahir, wahai wanita berusia duapuluh empat tahun.
Semoga impian-impianmu tidak menahun.
Tidak juga sebatas nina bobo yang mengalun.


read more “13.”

Tuesday, January 12, 2010

Manusia Setengah-Setengah.


Seni menurut bahasa Latin di abad pertengahan memiliki arti sebagai ketangkasan dalam melakukan sesuatu.

Ilmuwan sudah secara lugas dapat dimaknai sebagai orang yang menguasai ilmu tertentu, atau saya lebih senang menyebutnya sebagai orang yang mendedikasikan dirinya untuk perkembangan suatu ilmu.

Seniman, pada umumnya identik dengan orang-orang yang menciptakan suatu barang baik berupa kasat atau tak kasat mata yang dilatarbelakangi oleh pertimbangan estetik. karya yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi sebuah media ekspresi yang memvisualisasikan harmonisasi, keindahan, ketidakbiasaan, dan orisinilitas.

sedangkan Ilmuwan, sangat akrab dengan kegiatan eksplorasi ilmu, pada umumnya dilakukan melalui pendekatan studi literatur, pembuatan hipotesa, pemilihan metode eksekusi yang sesuai hingga berlanjut pada penelitian dan berakhir pada hasil dan pembahasan. pada dasarnya, unsur-unsur tersebut dilakukan secara struktural yang diharapkan berujung pada suatu kesimpulan yang dapat memberikan sumbangsih terhadap pengkayaan suatu ilmu, memberikan jawaban atas banyak pertanyaan dan manfaat yang sebesar-besarnya.

lalu bagaimana jika unsur Ilmuwan dan Seniman digabungkan menjadi satu?

bayangkan saja konsep yang seperti ini, seorang Seniman dalam rangka menciptakan suatu karya seni (sebut saja) Lagu, dia melakukan riset terlebih dahulu, tema apa yang sebaiknya diambil. apakah tentang Politik? Kemanusiaan? Cinta? Tuhan?

kemudian, makna apa yang sesungguhnya ingin ia sampaikan di tengah keindahan yang coba ditawarkannya? apakah hanya kepopuleran saja yang diinginkan? ataukah ingin agar karyanya dikenang sepanjang masa? melekat di hati para penikmat karya seni?

tentunya untuk hasil seperti ini, bukan pekerjaan ringan untuk seorang Seniman.

Itulah mengapa saya sangat memberikan apresiasi lebih kepada seorang Seniman yang berjiwa Ilmuwan. Hal ini bisa dilihat dari karyanya yang mengagumkan. tidak hanya indah, tapi sarat makna. hasilnya? jangan ditanya lagi, akan selalu terkenang. biar saya ambil salah satu contoh, dari lagu saja misalnya. ada lagu-lagu yang dari liriknya saja sudah nampak membosankan. terlalu dangkal. dan tidak perlu 1 minggu untuk membuat saya lupa, begitu lagu tersebut habis diputar, maka selesai lah sudah cerita lagu tersebut bagi saya. namun, ada beberapa lagu yang justru ketika saya mendengarnya hingga puluhan kali sehari tidak merasa bosan. dari liriknya, harmonisasi musiknya dan makna yang diusungnya, membuat ia punya ruang tersendiri dalam hati. dan tidak jarang bahkan sebuah lagu bisa menjadi inspirasi atau setidaknya menambah semangat dalam hal tertentu.

demikian halnya ketika seorang Ilmuwan yang berjiwa Seniman.

yang dapat saya bayangkan adalah ketika seorang Ilmuwan berjiwa Seniman, tentunya akan menjadi Ilmuwan yang luar biasa. di saat bagian otak kirinya bekerja untuk menganalisis, memahami, mencari tahu jawaban atas suatu pertanyaan ilmu pengetahuan; otak kanannya bekerja untuk memikirkan bagaimana pengerjaan yang tangkas, cara yang tidak biasa, cara yang lebih ekspresif, atau cara yang di luar batas-batas struktural yang seharusnya. saya yakin, dengan cara yang seperti ini banyak hal yang bisa tereksplorasi dan semakin efektif dalam mempergunakan waktu penelitian. dengan langkah ini mampu membuat seorang Ilmuwan menjadi tahu celah (misal) dalam mengoperasikan alat sehingga bisa membuat desain alat yang sefleksibel mungkin digunakan, (misal) baik dari segi letak tombol power on-off dimana, bentuk yang eye-catching, warna yang bergradasi baik, tekstur bahan yang aman di kulit, dan lain-lain. hal-hal seperti ini pastinya butuh jiwa seni yang tidak sedikit.

sama halnya dengan membuat slide presentasi hasil penelitian. bagaimana membuat para audiens tertarik dan tidak merasa mengantuk dengan apa yang disampaikan, juga pastinya tidak lepas dari sentuhan jiwa Seni. apakah jika slide presentasi itu penuh tulisan bejibun banyaknya akan lebih informatif? atau jika menggunakan theme-color tertentu akan jelas terlihat dan eye-friendly? hmm..... sepertinya tidak akan habis jika semuanya saya tuliskan di sini.

yang pasti, jiwa seni yang terkadang berarah pada media ekspresi, ketidakaturan atau keabstrakkan di dalamnya justru memberikan sisi yang unik untuk seorang Ilmuwan.

dan itulah yang saya coba selami sekarang.

menjadi manusia setengah-setengah :)
read more “Manusia Setengah-Setengah.”