Showing posts with label Works. Show all posts
Showing posts with label Works. Show all posts

Tuesday, May 18, 2010

Perekat Ide


saya perlu suatu bahan untuk merekatkan ide pada kepala. sesuatu yang kuat. mudah didapat.

entah ide yang enggan menghinggap lama. atau perekat kurang kuat, membuat saya merasa miskin sekarang.

saya sempat berkeliling dunia. menyelami ratusan perpustakaan. tapi perekat ide tak jua saya temukan.

saya sempat berbincang dengan Mitsonobu, Markovnikov, Friedel-Crafts, McMurry. mereka juga tidak tahu formula perekat ide.

Lalu banyak yg bilang, "ikuti saja filosofi Na-Metoksida atau Kalium dikromat yang adalah katalis sejati. siapa tau memancing perekat ide."

"..atau gunakan reaktan berlebih, agar reaksi tak mudah dibatasi" ahh.. saya skeptis. bukan begitu menemukan formula perekat ide

lalu, di bagian sana ada yang bilang. "tanya saja formula perekat ide pada Tuhan"

mungkin saya memang bisa bertanya padaNYA ttg perekat ide. tapi rasanya malu. terlalu sering saya minta macam-macam.

lalu apalagi?

biarkan saya berhenti sebentar. mengecek bagian apalagi yg saya lewatkan dalam mencari perekat ide.

ah ya! musik klasik, suasana yang tenang, perut kenyang. nyatanya juga belum bisa menemukan formula perekat ide

ayo dong, bantu saya mengecek. bagian apalagi yang saya lewatkan dalam mencari formula perekat ide?

apa ini » lingkungan yang kompetitif? ah semoga formula perekat ide tidak ada di sana. saya sedang malas berlomba.

lem cinta? ya Tuhan! saya sangat mencintai ide. ehh dia suka sekali meninggalkan saya. ahh lem cinta bukan perekat ide!

oke. karena di sebelah sana ada yang berteriak cinta, kopi segalon, power-glue, mungkin ketiga-tiganya akan saya kunyah sekalian. siapa tahu itu perekat ide yang baik.

tapi kalau nyatanya bukan juga, saya sepertinya harus melupakan formula perekat ide. lalu menggantinya dengan tidur.







P.S: racauan yang terinsipirasi pada kondisi saya benar-benar kehilangan ide. padahal ada proposal penelitian yang harus diselesaikan.

P.S.S: saya tidak menyarankan, bahwa "perekat ide" itu bisa ditemukan melalui tidur loh! :)
read more “Perekat Ide”

Wednesday, December 2, 2009

Saya bernama Abdi


sudah hampir setahun lamanya saya berada di sini. di suatu tempat milik Pemerintah yang didekasikan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

rasa syukur pastinya tidak lupa saya sampaikan, karena sebagai Abdi Negara yang lebih akrab dengan kesan "tanpa kerjaan", saya di sini masih bisa melalui tiap waktunya dengan punya banyak pekerjaan. baik pekerjaan "formil" maupun "tidak formil".

tidak formil di sini bukan berarti ilegal yah! tapi lebih kepada "pengkayaan" akan ilmu pengetahuan.

ya. kesukaan saya untuk mengubek-ubek web-web sains dengan segala macam jurnal ataupun penemuan baru tentunya akan terus memberikan inspirasi agar tetap dinamis dalam berkarya. terlebih lagi karena saya menyandang nama lembaga yang berembel-embelkan "Ilmu Pengetahuan dan Teknologi", malu rasanya jika saya harus stagnan.

yup. malu!

rasa ini juga yang masih melekat dalam diri saya. dengan waktu yang hampir menginjak setahun ini, jika ditelisik lebih jauh, saya belum memberikan suatu gebrakan yang fantastis. bukan hanya demi prestise nama besar lembaga semata, tapi tentunya untuk seluruh kalangan, terutama rakyat Indonesia yang selama ini telah ikut "membiayai" gaji saya. terlebih lagi untuk masa mendatang, lembaga saya (jika jadi) akan menetapkan Reformasi Birokrasi, yaitu suatu kebijakan Pemerintah yang mengkondisikan agar organisasi di lembaga dapat memberikan layanan primanya yang sesuai dengan visi dan misinya, dengan lebih terarah dan lebih ketat pengawasannya.

satu hal yang pasti, kondisi ini diharapkan akan semakin memacu setiap pegawai untuk taat pada peraturan. baik yang berhubungan dengan jadwal kantor (yang biasanya sering terjadi pada abdi negara, hanya absen datang dan pulang, lalu kabur entah kemana. semoga kali ini tidak ada lagi. amin), kinerja yang baik (dibuktikan dengan penelitian dan aplikasinya), serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya kantor.

karena dengan sistem yang baru ini, kami akan diajarkan "asas keadilan", what you get is what you pay. ketika bekerja sesuai dengan aturan, maka reward yang diberikan juga akan sebanding. jika tidak sesuai aturan, maka hukuman akan berlaku. jadi, bukan lagi seperti sekarang "pintar-gak pintar, rajin-gak rajin, perlakuan sama".

hmm... semoga saja Reformasi Birokrasi nanti, mampu menambah semangat saya untuk selalu menang melawan virus yang bernama "malas" atau "jenuh" dalam melakukan penelitian-penelitian. dan semoga saya juga masih bisa berkarya lebih baik lagi. mumpung saya masih "muda" dan mumpung otak saya masih mau diajak untuk berpusing-pusing ria untuk berpikir njelimet. dan satu lagi! mumpung saya belum berkeluarga, jadi saya bisa fokus mati-matian di penelitian. hehehe.

oya, rencananya esok hari, akan ada medical check up untuk saya. ritual yang menandai satu tahun saya bekerja di sini.

hmm... agak was-was juga sih, karena akhir-akhir ini pola makan saya sedikit membabi buta gara-gara keinginan saya untuk menambah berat badan yang semakin menggila.

hampir semua jenis makanan sepertinya masuk tanpa filtrasi terlebih dulu. dan semoga puasa selama 12 jam sebelum melakukan medical check up besok, bisa "menghilangkan" bekas makanan aneh-aneh saya kemarin. tolong Tuhan luluskan saya di medical check up nanti. amin.

okey!

selamat bekerja teman-teman.

selamat berkarya dengan porsimu masing-masing.

selamat mengemban amanah.

dan selamat menikmati hidup.

karena sesungguhnya, sekecil apapun bakat, kesempatan, atau jenis pekerjaan yang ada, semuanya adalah rangkaian amanah dariNYA, yang tentunya kita akan selalu terikat tanggung jawab moril padaNYA.

dan selalu mensyukurinya, akan membuat kita semakin kaya!


-salam hangat-
Queeniie Angela


read more “Saya bernama Abdi”

Wednesday, November 4, 2009

Keluarga Baru


Siang itu, kami sedang meeting dengan salah satu “Big Boss” empu-nya kantor ini. Anggota yang hadir dalam formasi team yang lengkap. Big Boss yang akhirnya kami menyebutnya dengan sebutan “Babe” itu tampak sibuk marah-marah dalam bahasa Inggris ber-aksen Jepang. Beliau marah karena kami menurutnya sudah bertindak terlalu jauh dalam pelaksanaan project ini. Tidak step by step seperti harapannya.

Yah, maklumlah, kami adalah segerombolan anak muda yang memang terkadang tidak pernah sabar jika harus berdiam diri dalam waktu yang cukup lama.


Asal mula kantor ini bisa dikatakan sebagai sebuah project hasil kerjasama antara kampus kami dengan DIKTI, JICA (Japan International Cooperation Agency), dan Kyushu University.
Tujuan utamanya adalah sebagai mediator dalam aplikasi berbagai penelitian yang telah berkembang di kampus yang pada umumnya masih bersifat sporadis.

Yup. Disadari atau tidak, jika kita melihat ke dalam setiap fakultas hingga ke jurusan atau program studinya, sudah pasti akan ditemukan banyak penelitian yang sayang sekali jika hanya mengendap sebatas Lomba Karya Ilmiah atau proyek hibah lainnya. Dengan terbentuknya
project ini, diharapkan akan dapat memberikan media aplikasi dari penelitian tersebut, entah dengan jalan diaplikasikan melalui kerjasama antara Pemerintah Daerah atau dengan berbagai Industri yang ada. Baik berupa pilot project atau scale-up project.

Tidak mudah memang, karena umur
project ini cukup singkat, kurang lebih 2 tahun lamanya. Padahal, penelitian yang menunggu untuk diaplikasikan sudah berderet-deret jumlahnya. dan begitulah kami, bersama beberapa orang lainnya yang berasal dari background keilmuan berbeda-beda mencoba menjalankan tugas dan kepercayaan tersebut.

Untuk selanjutnya, tiap hari secara otomatis kami bertemu untuk mengkondisikan berbagai hal. melakukan "perjalanan dinas" ke berbagai Pemerintah Daerah, meeting dengan berbagai peneliti, benar-benar pengalaman yang penuh pelajaran, terutama untuk pelajaran
"How to have-a-good-damn-lobby".

Beruntung pula bahwa kami menemukan personil-personil yang solid dan bertanggung jawab, namun juga memiliki semangat humor yang tinggi. sampai-sampai saya memanggil 3 orang "senior" dari team kami dengan sebutan "pakde".

Pernah mereka membuat saya menangis haru, dikarenakan surprise yang mereka berikan.

Yup. Selembar jilbab berwarna kuning gading berhiaskan payet-payet yang berjajar rapi. Cantik.

Walaupun saya sebenarnya curiga kalau ketiga pakde itu bisa tahu persis selera wanita. dan benar, ternyata mereka membelinya dengan ditemani oleh Mbak Wida, salah seorang senior lainnya. hahaha.
spotted it!

Belum lagi cerita lain di dalamnya, pelajaran bahasa Jepang tiap pagi,
morning meeting, e-mail report tiap hari, confrence call yang heboh, birokrasi kampus yang kadang bikin ribet, student internship baru, nggosipin Babe kalau lagi kesel, atau mungkin masuk kantor yang "agak telat" kalau Babe pas lagi pulang ke Jepang. hahahaha. semuanya benar-benar memperkaya kebersamaan kami. hingga akhirnya satu-persatu dari kami harus dengan rela "pergi" dari kantor tersebut.

Adalah saya yang duluan mengambil langkah hengkang, karena pada saat itu saya dihadapkan pada penelitian skripsi yang mengharuskan saya untuk menghabiskan tiap harinya di laboratorium, amat tidak mungkin jika disambi dengan kegiatan lainnya. terlebih lagi saya juga punya tanggung jawab moral yang lebih besar, yaitu janji pada Ayah-Ibu untuk lulus tepat waktu. Sedih? itu sudah pasti. tapi memang hidup adalah pilihan, kan?

dan selanjutnya, satu-persatu juga mengambil langkah yang sama. tentunya dengan berbagai alasan yang menyertainya. Hingga akhirnya
project itu berakhir karena memang sudah harusnya berakhir dan sudah tertunaikan tugasnya.

Kini, setelah satu tahun berselang, para personil yang ada telah lulus dari pendidikannya masing-masing dan telah menghadapi jalan hidup yang berbeda-beda. Ada yang di jakarta sebagai juragan pengembang "Taman Impian Jaya Ancol", ada yang tetap keukeuh mengabdikan dirinya di birokrasi kampus, ada yang menjadi juragan "pertambangan", ada yang bekerja di perusahaan swasta terkenal, ada juga yang melanglang buana hingga ke luar pulau jawa, ada yang menjadi peneliti ^^, dan ada yang akhirnya menikah dengan sesama personil.
Yup. ternyata project ini berhasil menyatukan cinta dari dua insan yang berbeda. Tidak ayal lagi, acara resepsi pernikahan mereka beberapa waktu yang lalu menjadi ajang reuni bagi kami. dan pssstt.... sepertinya ada pasangan lain yang akan menyusul. semoga apa yang telah dibina sekarang bisa berlanjut ke jenjang pernikahan... (ammiinnnnn)


******

dan kali ini, biarkanlah saya sedikit mellow untuk menyatakan bahwa:

"Terimakasih atas ketulusan kalian dalam bersahabat, terimakasih untuk canda tawa yang pernah kita miliki bersama, terimakasih atas perhatian yang besar, terimakasih atas kasih sayang yang terikat, terimakasih karena pernah mengijinkan saya untuk memiliki kalian. Dimanapun kalian berada, semoga Sang Khalik selalu memberikan tuntunanNYA."




read more “Keluarga Baru”

Wednesday, October 7, 2009

Saya Tidak Pandai


Saya tidak pandai berbohong

Saya tidak pandai menyembunyikan perasaan

Saya tidak pandai berkata lemah lembut kalau memang saya tidak suka

Saya tidak pandai berpura-pura

Saya tidak pandai mengalihkan perhatian dari hal yang sangat saya suka

Saya tidak pandai menahan godaaan dari ajakan untuk backpacking

Saya tidak pandai memasak gulai, rendang atau soto ayam

Saya tidak pandai makan coklat tanpa harus mengotori jari tangan saya

Saya tidak pandai menjaga berat badan. walau porsi makan saya lebih dari kata wajar, entah kenapa saya tetap langsing. saya mau sedikit lebih gendut.

Saya tidak pandai bersikap tenang jika ada seseorang yang saya suka dan dia tepat berada di depan saya

Saya tidak pandai bersikap tenang jika saya sudah membicarakan masalah tentang Kimia. Ilmu yang sangat saya gandrungi

Saya tidak pandai menghentikan ambisi untuk menjadi peneliti

Saya tidak pandai berpaling dari membaca jurnal, artikel jika saya sedang membuat proposal penelitian

Saya tidak pandai memadamkan impian untuk mengambil kuliah S2 dan S3 di Jepang

Saya tidak pandai menyembunyikan binar bahagia ketika saya harus berkunjung ke Jogja untuk kesekian kalinya

Saya tidak pandai terlepas dari jeratan makhluk bernama kenangan

Saya tidak pandai berdiam diri jika saya bisa melakukan sesuatu yang lebih baik

Saya tidak pandai berkata dengan terus terang jika saya merindukan Ayah, Ibu dan Adik saya

Saya tidak pandai mengelak dari sesuatu hal yang bernama tantangan berikut dengan apapun jenis tantangannya

Saya tidak pandai mendendam atas segala sakit. karena entah mengapa saya selalu punya banyak maaf

Saya tidak pandai menahan tangis jika harus menonton drama korea atau jepang yang terkadang super lebay

Saya tidak pandai menyembunyikan ketertarikan saya terhadap musik jazz

Saya tidak pandai menyembunyikan kekaguman dengan orang yang memiliki prinsip hidup yang kuat

Saya tidak pandai berhenti begitu saja atau duduk manis menerima takdir jika saya masih mampu berjuang

Saya tidak pandai berhenti mencintainya, walau asa sudah menguap tanpa bekas.

Untuk yang terakhir, saya benar-benar merasa tidak pandai.
read more “Saya Tidak Pandai”

Monday, August 31, 2009

Aku Kalah Telak


"Aku kalah telak" Hanya itu yang mampu aku ucapkan, ketika aku berada di suatu lingkaran yang tidak mengijinkan aku untuk masuk di dalamnya.

Entah karena kesalahanku. Atau memang perkiraan mereka terhadap ku, yang aku rasa, tidak ada lagi tawa hangat menyertai kedatanganku.

Aku dianggap tidak peduli, tidak begitu penting bagi segudang permasalahan yang mereka hadapi, yang mungkin sebenarnya permasalahan itu adalah bagian dari masalahku juga.

Bukannya kita ini berada dalam satu team?

Bukankah seharusnya aku layak untuk dilibatkan?

Apa karena aku tidak mengemis-ngemis minta dilibatkan?

Apa karena aku tidak berasal dari kelimuan yang sama? Lalu, tolong katakan padaku! Kenapa kemudian kalian meletakkanku pada area ini? dengan status (let's say) IDLE!

Huff... sungguh aku sangat marah, kecewa dan bersedih.

Tidak mudah untukku menerima semuanya.

Notabene aku sudah berusaha semampu yang aku bisa. Walau mata kalian tidak pernah melihat ke arahku, sudahlah! aku masih mampu untuk menarik perhatian kalian lagi.

Namun, aku lupa bahwa terkadang kekuatanku juga memiliki batas. Kemarahanku dapat muncul ke permukaan. dan Kekecewaanku bisa tercipta begitu saja.

Lalu siapa yang akan mendengarkanku? sedang kalian yang berada dalam lingkaran itu tetap menutup mata dan telinga.

Okey, Selamat!
Atas kemenangan yang telah kalian raih.
Atas kekalahan yang telah kalian ciptakan.
Atas pembunuhan karakter yang baru saja kalian lakukan.

Mungkin suatu saat aku akan kembali dan menuntut.
Atau akan diam saja, sambil berlalu dan menjadikan "kepercayaan" bukan tertuju pada kalian lagi.


-Terimakasih-

"Aku kalah telak"
read more “Aku Kalah Telak”

Friday, August 7, 2009

Bermain dengan Hati


Pagi ini, akhirnya gw melakukan sesuatu yang sudah-amat-sangat-lama gw tidak melakukannya.

Tennis meja! Yep! That’s kind of sport!

Boro2 ikut turnamen, megang bola pingpong aja kagak.

Dan ternyata gw harus maen hari ini untuk bertanding mempertahankan nama besar ke-deputi-an dan dengan lawan maen yang megang banget lah pokoknya! (oke! Untuk kata-kata terakhir, gw akui kalau gw sedikit lebay!)

Tapi, ya sudahlah, gw menerima ajakan itu, dan bertanding hari ini. Toh, gw pikir gak ada salahnya untuk maen, itung2 olahraga, ngeramein acara-kantor-yang-demam-lomba-lomba-tujuh-belasan, tepe-tepe kalau sempet, ya kind of refreshing in another way lah!

Dan jreng.. jreng.. gw tanding!

Lawan gw kalau dari segi skill, ya jelas lah menang dia. Pukulannya oke. Cuma kalau gw liat dia sering melakukan kesalahan dengan arah pukulan yang sering melebar. Tentunya, kondisi ini jadi keuntungan buat gw.

Awal-awal permainan, gw sempat memimpin, dengan pukulan cantik dan permainan yang lebih mementingkan style gw saat beraksi. Gimana gw tetap kelihatan oke walaupun dengan posisi sedang memukul bola dengan kerasnya. Dan gw benar-benar merasakan fun! Berkeringat! Dan semangat! :)

“Sooo, nice!”

Lalu apa yang terjadi dengan lawan gw, gak mau kalah point, dia lantas mengeluarkan semua teknik-tekniknya. Smash yang kenceng! Pukulan-pukulan yang menipu! Service yang susah dikembalikan.

Nampak jelas banget dari wajahnya, kalau dia pengen banget memenangkan permainan ini. I mean, seriously!

Aw aw aw! Gw sih gak keder. Cuma emang kayak gitu penting ya?

Bukannya kita cuma fun? Itung-itung ngeramein acara kantor? Memperat tali silaturrahmi antar kedeputian? Jadi lebih sehat karena berolahraga?

Atau…. Jangan-jangan gw yang gak punya jiwa kompetisi? Jiwa yang ingin unggul dari orang lain walaupun gw memang berada di arena pertandingan?

Yang gw tau adalah gw selalu melakukan apapun dengan hati. Melakukannya karena gw suka. Melakukannya dengan cara yang berbeda. Exciting yang sebenarnya dengan dunia itu. Tanpa berpikir gw menang atau kalah. Karena yang lebih gw cari adalah manfaat dan hati yang senang.

So, salahkah jika gw punya pikiran seperti itu? Di tengah jaman sekarang yang semakin kompetitif?

Hmm… sepertinya gw butuh psikotest lagi nih kapan2 buat mengetahui sejauh apa keinginan gw untuk berkompetisi :)



----


*btw, akhirnya gw kalah.... he*
read more “Bermain dengan Hati”