Showing posts with label Self-note. Show all posts
Showing posts with label Self-note. Show all posts

Tuesday, October 5, 2010

Perfectionist (not).


Otak, merupakan fitrah yang diberikan Tuhan kepada makhlukNya, lengkap dengan akal yang kemudian menjadikan kita sederajat lebih tinggi dibanding makhluk penghuni bumi lainnya. Tidak kurang dari 100 juta neuron sebagai ‘nyawa’ di dalamnya juga diberikan secara cuma-cuma. Benda ini yang kemudian bertanggung jawab untuk mengatur kerja kompleks dari tubuh, mulai dari menerima rangsangan dari kelima indera, mengatur metabolisme, tekanan darah, suhu tubuh, sintesis protein, menunjukkan realita berbagai rasa emosional, hingga memproyeksikan mimpi.

Tapi lupakan sejenak dengan neuron dan kinerjanya, karena fungsi dari otak yang paling sering kita gunakan adalah untuk berpikir. Entah untuk berpikir hal-hal yang baik, atau untuk berpikir hal-hal yang tidak ada gunanya, ya, setidaknya demikianlah adanya.

Dan katakan saja dalam berpikir tentunya setiap manusia memiliki preferensi tertentu. Memiliki gaya tersendiri dalam merencanakan sesuatu hingga bagaimana langkah eksekusinya. Ada yang cenderung teratur, runut dari awal sampai akhir, ada yang cenderung spontanitas, ada pula yang cenderung melabrak pakem yang sudah ada, bahkan ada yang bingung dari mana harus memulai.

Dari sekian banyak preferensi gaya berpikir, mungkin tidak asing dengan istilah ini—Perfeksionis, yang katanya merupakan cabang lain dari turunan OCD (Obsessive-Compulsive Disorder).

Bagi orang-orang pengidap perfeksionis, maka kami punya pembelaan tersendiri. Jangan pernah salah tanggap. Perfeksionis bukan gaya berpikiran untuk menjadi sempurna, namun bagaimana caranya agar ketidaksempurnaan itu bisa paling minim dimunculkan. Entah menetapkan standar tertentu, menghindari kesalahan teknis, memberikan perhatian lebih pada detil, membuat catatan panjang tentang hal-hal yang krusial hanya untuk menjamin tidak ada hal yang ‘missed’, mengatur dan memilih dengan cermat segala material yang akan digunakan dalam mencapai tujuan, hingga beberapa kali melakukan revisi atas suatu kerjaan.

Untuk sifat yang terakhir, saya akan memberikan sedikit contoh nyatanya: So, well, pernah melihat seseorang yang sedang drafting atau membuat suatu portofolio atau sedang membuat tulisan/laporan ilmiah tapi setelah jadi malah dibuang? Atau setidaknya ia melakukan adegan Ctrl+A, lalu Ctrl+del berpuluh-puluh kali? Kalau Anda belum pernah menyaksikannya, maka dengan senang hati saya akan menunjukkannya pada Anda sesekali.

Sesekali? Iya. Sesekali. Karena untuk kasus saya, saya pribadi hanya memunculkan sifat ini sesekali dan dipengaruhi oleh rangsangan pada hal-hal tertentu. Khususnya untuk hal-hal yang berhubungan dengan personal passion, hal-hal yang menyangkut cita-cita, dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan. Selebihnya? Saya menjadi Procrastinator Perfectionist—Tidak terlalu peduli dan seolah memiliki banyak waktu untuk dibuang-buang.

So, Anda mulai takut dengan saya sekarang? Ouh well, tidak salah juga sih sebenarnya. Tapi setidaknya itu membuktikan bahwa saya mengenal diri sendiri hingga ke bagian yang bersemat ‘disorder’.

Lalu, bagaimana dengan Anda? Seberapa jauh Anda mengenal diri Anda? Apakah setipe dengan saya? Ataukah memiliki personal yang jauh lebih baik? Well, kalau iya, selamat untuk Anda!

Tapi percayalah, sesekali cobalah menjadi Perfeksionis, tidak terlalu buruk kok. Kecuali jika tidak tahan, Anda akan sedikit limbung, karena Perfeksionis kehilangan satu kata dalam kamusnya: kegagalan.






P.S: Apa kalian pikir saya harus mulai membuat janji dengan Psikiater? kalau iya, tolong rekomendasikan psikiater ahli yang pintar, baik, ganteng, dan single. sekian.
read more “Perfectionist (not).”

Thursday, August 19, 2010

65.


11 jam 25 menit menuju 65 tahun.
Jika ibu pertiwi mampu bersuara, apa dia sedang menangis tersedu sekarang?
Atau malah diam membisu?

Mungkin ibu pertiwi tidak pernah bermimpi.
Tanah airku aman dan makmur.
"Pulau kelapa yang amat subur"
berganti menjadi KKN yang menjamur.

Terlalu banyak ambisi golongan yang berkedok dalam tameng kepentingan rakyat.
Pun keharmonisan koalisi dalam tameng Stabilitas Nasional.

Padahal waktu terus berputar.
Rakyat sudah tidak bisa menanti.
Kepercayaan mereka sudah hampir tamat.
dan Utang Negara? "biar generasi esok yang menanggung (lagi)".

Kita. dan Hanya kita yang menciderai apa yang telah diwariskan ratusan ribu nyawa pendahulu.
bukan Malaysia. bukan IMF. bukan Amerika. bukan Cina. bukan Mereka.

Lalu, Apa kabar Nasionalisme?
Sudah diperjualbelikan di pasar Koruptor.
Sebagian sudah menciut di hadapan bangsa lain.
Sebagian lagi, menua di buku sejarah.

Media massa pun terkadang ditunggangi kepentingan lain.
Memojokkan salah satu pihak dan mematikan karakternya.
Rakyat? (terus) Terprovokasi.

Harusnya rakyat juga cerdas. Tidak sekedar mengkritisi. Tapi memperbaiki.
Toh Negara sudah memberikan hak super premium: "Kedaulatan di tangan rakyat"

Namun sayang, karena Pemerintah bermain kebijakan.
Rakyat menjadi bidak-bidak caturnya.
maka.. BOOM! Krisis Kepercayaan makin lebar.

Ah.. mengesalkan harus membicarakan hal yang sama beberapa kali.
Indonesia, rupanya lambat belajar.
Kita, terlalu sering berdebat.
Masalah, hampir berkarat.

Tapi, bukannya hidup harus optimis, kan?
Capek kan kalau kerjaannya cuma menyalahkan orang melulu?
Biarkanlah rasa malu kepada Ibu Pertiwi mengisi jiwa.

Sematkan lagi label "Warga Negara Indonesia" dengan bangga.
Gerakkan otak, tangan dan kaki membangun negeri.
Pelan-pelan. Sedikit demi sedikit.

Kembalikan lagi kedaulatan rakyat.
Kembalikan lagi karakter bangsa.
Sudah seharusnya kita segagah burung Garuda, bukan?

Stop provokasi. Stop disintegrasi. Stop kritisi negatif.
Mulailah jadi warga Negara yang cerdas, hingga ketika badan dikandung tanah pertiwi, meninggalkan jejak harum.

Merdeka Indonesiaku. Tunggu kami untuk "Memerdekakan" mu sekali lagi. (Amin)





P.S: ahh... Indonesia, kamu tetap aku cinta kok :*
read more “65.”

Thursday, August 5, 2010

Kau Mau?

source: pic

Mungkin saat ini, kamu tengah sibuk di luar sana. Berkutat dengan para klien, belajar dengan buku setumpuk, atau melakukan hal serupa yang membuat dahimu berkerut hingga tidak ada waktu mencukur jambang di kedua pipi.


Kalau begitu, ku kenalkan saja diriku.

Aku adalah 1 wanita dari triliyun wanita di dunia ini,
dan Aku adalah satu-satunya wanita yang membawa kabur sebelah tulang rusukmu.

Eits..! Jangan dulu protes!
Sebelum kau menuntut pengabdian seumur hidup atas aksi pencurian tulang rusukmu itu, akan aku ceritakan sedikit rahasia kecilku.
Rahasia yang menyenangkan kok.

Kau siap?

*****

Mungkin aku bukan wanita yang seutuhnya sempurna.

Aku diberi faring yang cukup rentan terkena faringitis, berikut dengan tonsil kanan dan kiri yang terkadang meradang membuatku susah makan dan demam.
Padahal aku senang bersenandung, aku bermimpi di setiap kau berulang tahun nanti, akan selalu ada aku yang menyenandungkan rangkaian kata dan melodi indah untukmu.
Tentu saja tidak bergaya seperti diva, tapi dari senandungku, kau akan tahu jika aku memujamu di setiap tangga nada.

Lalu, jika di awal perjumpaan kita kelak, kau datang membawa cokelat dan bunga. Percayalah, bukan aku tidak menyukai buah tanganmu. Tapi tonsil kananku menolak cokelat. Dia amat sensitif. Sedikit terpancing, batuk-batuklah hadiahnya.

Jangan tersinggung juga jika suatu saat kau mengajakku kencan di pinggir jalan, dan aku menolak gorengan yang kau belikan, percayalah sayang, itu faringku yang berbicara. Dia sudah memasang papan larangan besar untuk menolak masuknya gorengan. Tapi sesekali tentu tak apa, terkadang aku bisa menang mencurangi faring kok.

Tapi yang paling penting adalah aku akan mencintaimu melebihi cintaku dari makhluk bernama Es Krim. Kau tahu kan? Jika sudah berhadapan dengan makanan ini, bagai tak kenal panas terik atau hujan deras, jika otakku memiliki keinginan menyantapnya, maka faring dan tonsil akan mundur teratur. Namun, sepertinya beberapa waktu ke depan, aku akan berpuasa menjauh darinya. Jadi, kau tidak usah cemas, saingan terberatmu sudah aku bereskan.

Oya, maafkan juga jika kelak masakanku sedikit hambar. Kurang greget pedasnya. Kau tahu kan? Ini lagi-lagi karena faring dan tonsilku. Senyawa pedas hanya akan membuat mereka menjadi luka. Lagipula jika tak banyak membeli cabai, artinya aku tidak akan menghabiskan uang belanja kan? Terlebih lagi, saat ini harga cabai mahal. Betul kan?

Jadi, mungkin aku akan sedikit monoton. Tak banyak pilihan makanan yang bisa aku leluasa sajikan. Hanya akan berkutat seputar rebus dan kukus. Tapi kurasa itu menyehatkan. Dengan sedikit menghindari kenikmatan-kenikmatan itu, aku yakin kita masih bisa saling melihat rambut yang memutih bersama.

Kau mau?





P.S: Yup. Say no to spicy, fried foods, chocolate, and ice cream. Please be nice heart and brain. Control my body well. :'(

P.P.S: and Puhleeaaseee don't suggest to take Surgery. It scares me.
read more “Kau Mau?”

Friday, July 16, 2010

Solitude.


Oxford English Dictionary defines "Solitude" as the state or situation of being alone. another Dictionary also defines similar meaning, which is A lonely or secluded place. while me, humbly say "Solitude" as high quality time with our-own-selves which is made under fully conscious emotional feeling.

technically, no body wants to be lonely.
at least, Ricky Martin and Christina Aguilera have proven those words in their song.
but I do believe that we are all same.
we are afraid of being lonely.

the warmth of best friends, the hospitality of strangers, the various characteristics of people, the laugh makers from indescribable jokes, and also the nature of human being are completely reasons which take huge responsibility in making us as social creature. no wonder if we do love to get involving in many communities, organizations, activities or any labels of social life.

but, have you ever tried to be Solitude?
*not every single day, of course. just sometimes.

you give your time for yourself. alone.
you live in your own rotation.
you'll be hotter than they ever known.
you walk alone on Saturday Night without mate.
you please yourself to watch a movie at Cinema together with your shadow.
you enjoy a dinner in luxurious Restaurant without sharing table with others.
you traverse a bookcase to another just to feed your brain up.
you shop shirts, blouse, party dress without hesitating to spend much time. yeah. nobody's waiting. nobody will be bored.
but, magically, no tears there.
just the big smile is painted on your face.

yup!

Solitude is a precious time for yourself.

but don't worry, because you still have abilities to talk, touch, mess up, laugh, cry, listen though you are alone.

the miracles when you're in Solitude Phase?
I honor to share with you!

You can talk to yourself freely without any existence of people's thoughts.
You speak to your brain about encouraging your knowledge.
You listen to your heart about Faith and live for it.
You clean your ears from negative speech from uneducated people.
You brush your mouth from useless or curse words which may hurt others.
You wash your feet from uninvited imprints.
You move your hands to touch imaginary life.
and You look into yourself to judge whether you're right or wrong as a human. Fairly.


see?
being Solitude is not Loneliness.
'Cause being Solitude is a Choice.
not caused by Fate.

just try to be Solitude sometime.
I bet you will be addicted.
you will adore yourself more.
yet you will say thanks to God because He has created you.
The only one you.


respect yourself. respect others.


read more “Solitude.”

Thursday, July 15, 2010

Selingkuh.


Kata-kata romansa sedang tidak sejalan dengan Otak. Otak selingkuh dengan Logika. Otak hanya berfikir Logika. Kata Romansa dimasukkan gudang.

Jari-jemari terkena imbas, tidak lagi menulis kisah klasik manusia berikut dengan bumbu percintaan atau filosofi embun pagi.

Jari-jemari hanya menulis kata hasil perkumpulan ide banyak orang. Menggenggam berbagai peralatan ilmiah. Melahirkan ide baru. serta Mengebiri teori konvensional tak layak pakai.

Mata tak kalah terkena dampak. Harus setia melihat spora-spora jamur bertebaran. Jamur yang terkadang nakal. Menggerogoti perencanaan yang tersusun rapi.

Kaki juga berjalan lebih dari 10.000 langkah sehari. Bergerak maju tanpa ragu. Atau mundur teratur. Bukan karena takut kalah. Hanya supaya tidak salah langkah.

"Karena langkah putar balik itu buang waktu, Jenderal!" teriak Kaki.

Telinga juga membeli kulit baru. Yang lebih tebal dan fleksibel. Cukup sudah dengan suara-suara sumbing tak bertanggung jawab dan bersarang menjadi serumen patogen. kali ini bermimpilah kalian! karena tidak ada lagi yang diijinkan masuk!

Mulut juga lebih banyak diam. Rupanya ia ingin mendulang Emas. Terlebih semenjak pepatah 'diam itu emas' menjadi 'suatu kebutuhan' lagi.

Ya. Kata-kata romansa memang sedang tidak sejalan dengan Otak. Otak selingkuh dengan Logika. Otak hanya berfikir Logika. Otak mengkudeta Hati. Kata Romansa ditinggal sendiri.

Tubuh? hanya geleng-geleng tak berdaya.

Tak satupun dapat diselamatkannya. Jari-jemari, Mata, Kaki, Telinga, Mulut bahkan Hati telah dipengaruhi Otak. semua sepakat menomorsatukan Logika.

namun, Otak tidak akan pernah merasa berdosa. karena perselingkuhan ini memang dinanti.






P.S: Semacam racauan di tengah berbagai lompatan ide di kepala.
read more “Selingkuh.”

Wednesday, July 7, 2010

Luka Mimpi.


Mimpiku terbalut luka. sedikit berdarah tapi tidak bernanah.
Mimpiku suka bermain dengan Pisau. pikirnya, itu senjata.
Mimpi terlalu naif. Mimpi salah.
Pisau melukai mimpi, bukan menakuti Pesimistis.

Mimpiku terbalut luka, teriritasi di bagian kulit ari.
Tidak perlu operasi, tapi pasti meninggalkan bekas koreng.

Mimpiku terbalut luka. Tidak akan membuat mati,
Hanya akan memperkuat persekutuan antara Mata dan Air Bening.
Ya. Kau tahu kan?
Air Mata.
Hasil persekutuan wajar ketika mimpi tengah terluka.

Mimpiku terbalut luka. Dia manja.
Perban kasih sayang tidak cukup menyembuhkan.
Satu botol obat merah kepercayaan, menguap tak tersisa.
Pil kata-kata manis ditelan begitu saja. "Hambar", katanya.

Mimpiku terbalut luka.
Otakku membiarkannya.
Hatiku merangkulnya.

"Tak ada salahnya merasa sedikit luka" Otak bergumam.
"Luka dan Kesembuhan sudah berikatan sehidup semati. Maka, tenang saja." Hati berkata.

Jika begitu, beristirahatlah sejenak Mimpi.
Tidurlah dalam damai.
Lupakan balas dendam.
Pisau yang melukaimu, mungkin sedang khilaf.





P.S: Mimpi = Mendaki Semeru 9 Juli 2010.
P.P.S: Mimpi yang batal diwujudkan.
read more “Luka Mimpi.”

Friday, July 2, 2010

A Letter to Fate.

Dear Fate,

You have known well, that I adore you so bad.
You have known very well too, how I love to-be-actively-attractive-involved in your crossword games or another puzzle of life.
but, very not now.
just save your very warm-hearted.
because I will argue a thing many things to you.

do you remember?
that I never asked to be Cinderella?
who get her fragile-shoes and limited-night-hang out-time before 12 o'clock,
just to make sure that she is still Princess, at least?

do you remember, too?
that I never asked to have a friendly-relationship with Cupids?
yeah. The Love Angels with their arbitrarily arrows shoot a Man to be my Mate.
for God's Sake. I'm not such deeply-madly-desperately-famine in finding Mate.

well.. okay! maybe sometimes I just need he—The Mate, suddenly shows up.
but, passion for being Solitude is another fascinating kind of Social Life that attract me more.

then, just so you know.
I never asked to be Justin Bieber, too.
who has been planned to be born as the famous one.
which many girls are ready dying to marry him.
or.. at least being together with him in a photo-frame.

believe me, Fate.
I'm not the person who lives for glamorous-celebrity-quiz-wanna-be.
I don't need your glitters to make me shining in to that way.
I'll shine with my own brain and heart.

so, Fate.
talk about brain and heart.
I never asked to be as brilliant as Einstein or as kind-hearted as Mother Theresa.
*though I won't refuse if you make me live as amaze as them.*

but... why are you so cruel with this part?
are you happy to see me talking with those plants?
just wishing every single day that they will grow up nicely?
are you happy to watch Time is about to devour me into pieces?
just because I can't make this research sees the finish line.

oh Fate... you are so damn good!
but, trust me. I will persevere.
I still have almost-normal Brain,
loathe efforts and lot of prays in my pocket.

be good there.
because, I am your very catastrophic enemy.




Sincerely,
Destiny Destroyer Lover.


P.S: write me back after you get this letter.
P.P.S: I forgive myself for being so enthusiastic to you—The Fate, due to progressive monthly syndrome.
read more “A Letter to Fate.”

Thursday, June 24, 2010

Semacam Wawancara.


Rindu.
Siapa kemudian yang tak mengenal rindu?
Selalu tak akan pernah habis perkara tentangnya.
Ketika kau mulai berkenalan dengan Cinta, lalu kau jatuh ke dalamnya, hingga saat kau berusaha menyeret dirimu dari lingkaran itu,
rindu akan selalu berada di antaranya.

lalu sebenarnya, apa arti kata rindu?
apakah itu hanya sekedar kecap rasa tanpa perlu diartikan aksara?
atau sebenarnya tidak ada aksara yang mampu mengartikan rasanya?

Orang-orang berikut mungkin akan meracunimu tentang rindu.
Ikuti labirin kata-kata mereka, lalu temukan jalan keluarmu sendiri.
"rindu itu adalah saat aku tidak bisa membaca peta dan kehilangan kompas.
rindu juga ibarat ikan piranha tanpa deretan gigi tajam. menghasilkan lapar tak berkesudahan."
"rindu itu bukan oksigen. tapi karbonmonoksida. pantas saja aku terkena asfiksia." --Nona Pipi Tembem
"ibarat sumur kosong tanpa minyak bumi. ketidakhadirannya mengecewakan sang penambang. itu rindu menurutku."
"dan seperti tumpukan kafein yang menyusup pelan-pelan dan membuatku terjaga semalaman. maka seperti itu juga rindu". --Pria Cokelat
"rindu itu saat pangeran tidak bisa bertemu cinderella di atas jam 12 malam."
"atau rindu adalah ketika tenggorokan Cinderella berteman dengan faringitis. membuatnya akan sulit membisikkan nama Pangeran dalam do'a." --
Ibu Peri Negeri Utara

lain pula kata Sepasang Pengantin Baru tentang Rindu:
"rindu itu saat koneksi internet buruk bersekutu dengan batasan angka pada pulsa. barisan kata ku dan kamu, tak mampu bercinta di udara." --Istri Penyayang
"rindu pun ibarat mata minus 2 dan silinder 1,75 tanpa kacamata. duniaku buram." --Suami Setia
"rindu itu adalah Teori Relativitas Einstein yang terpatahkan. dalam rindu itu Pasti tentang kamu." --Suami Setia
"rindu adalah alter egoku yang lain. tak akan muncul ketika bersamamu." --Istri Penyayang
"rindu itu lupa. lupa untuk tersenyum saat jarak ada di antara kita." --Suami Setia
"rindu itu injeksi progesteron dalam masa menopause. menghadirkan semangat lagi." --Istri Penyayang
"rindu itu bagian dari takdirku dalam mencintaimu." --Suami Setia

Lalu inilah makna rindu dari pejuang cinta yang lain
"rindu itu tabu. karena kau adalah suami dari wanita lain." --Nona Gincu Merah

...dan ini, sebut saja yang memahami rindu dari cara yang tidak biasa; rasa sakit.
"rindu itu adalah yoghurt. sudah basi sejak kamu memilih pergi."
"rindu itu amnesia. sejak hati ku terlalu beku untuk mengenal cinta."
"jadi, tidak ada rindu dalam kamusku. sudah ku buang bersama kata 'mencintaimu'." --Nona Rambut Ikal

"seharusnya. rindu itu paket komplit. bersamaan datangnya Idul Fitri dan perginya 30hari Ramadhan". --Ulama Ternama

pada akhirnya, rindu itu adalah hakiki untukNYA.
saat sebuah otak yang terbungkus rapi dalam rangka kepala, dengan ikhlas bersujud dan menyebut namaNYA. syukur. dan tunduk.


read more “Semacam Wawancara.”

Friday, June 18, 2010

Penyakit Tubuh.


membuat suatu 'Maha Karya' itu selalu terletak pada langkah awal.
terkadang, kita terlalu lama berputar-putar di langkah awal.
terlalu banyak pertimbangan.
rasa malas yang segudang.
atau karena jumlah peralatan tempur yang belum cukup.
ya. kau tahu kan?
peluru tanpa bubuk mesiu yang penuh, acapkali memundurkan langkah juang kita secara teratur.

padahal berputar-putar terlalu lama di langkah awal, tidak pernah menguntungkan.
kau tahu kenapa?
karena waktu akan menggerogoti tubuhmu pelan-pelan.

dia akan menempel erat di mata.
dan seketika kau akan dibutakan untuk melihat pintu kesempatan lainnya.

dia melekat erat di otak.
dan seketika otakmu jadi tumpul untuk berpikir,
bahkan untuk melakukan sesuatu yang amat mudah --katakan saja, bersemangat, kau pun akan lupa bagaimana caranya.

lalu, dia juga akan menempel di bibirmu.
dan seketika juga, kau akan lupa kata-kata "saya bisa",
melainkan berganti kata-kata keluhan pada Tuhan,
dengan alasan "ah Tuhan, ini bukan bakat saya. pantaslah jika saya tidak bisa"

belum lagi jika dia menempel di hatimu.
dan seketika aliran darah dari sana, hanya akan menambah beban tubuhmu secara sempurna.
ya. hati akan mengalirkan darah-darah kotor yang berisi pesimisme untuk diri sendiri.

dan jika sudah begitu,
jangankan sebuah 'Maha Karya' tercipta,
badan berdiri tegap untuk mendegar kata 'Maha Karya' terus didengungkan saja, sepertinya tidak akan mampu.

lalu siapa yang akan mengobati tubuh jika demikian?

ahh.. jangan merendah gitu lah!
saya tahu, Anda-Anda pasti sudah punya cara pengobatannya tersendiri.

buktinya sampai lahir kata "Revolusi" dalam kamus bahasa kita.
yang dapat diartikan sebagai "perubahan yang mendasar pada suatu bidang".

lalu saya juga mengenal kata "Kompetisi Hidup"
yang dapat diartikan sebagai "persaingan atau perjuangan di tengah-tengah hidup. yang kuat akan menang, yang lemah akan kalah"

lalu... ada kata "Hadiah".
yang berarti sebagai "ganjaran baik dan menguntungkan baik yang berupa kasat mata atau tidak kasat mata atas sesuatu usaha".
ahh.. kalau bagian yang ini, pasti saya dan Anda semua suka.
iya kan? :)
sayangnya, yang namanya Hadiah itu tidak gratis.
pasti ada nilai tukar yang harus kita berikan.
buktinya pemenang sayembara saja masih mengeluarkan sejumlah uang dengan label 'pajak' ketika ia ingin mengambil hadiahnya, kan?

jadi, siapa yang ingin mengambil hadiahnya sekarang?

kebetulan saya akan memulai langkah pertama saat ini.
dan saya tidak akan segan untuk berbagi pijakan kok.
atau mungkin... saling pinjam-meminjam pijakan?
ahh.. nampaknya menyenangkan sekali!

hubungi saya segera, ya! :)


read more “Penyakit Tubuh.”