Wednesday, December 29, 2010

Hilangnya Sarang Laba-Laba.

Ada waktu yang berjeda sejak terakhir kali meninggalkan cerita.
Katakan saja dua bulan. Tidak lama sebenarnya.
Namun tetap saja, itu... Jeda!

Dan kalian tahu?
Akhir-akhir ini waktu sungguh curang.
Anak-anak waktu yang kita sebut: Detik dan berjumlah banyak itu, mulai membuat ulah.
Mereka berlompatan keluar dari jam pasir dengan beringas,
katanya di sana terlalu sempit.
Tidak cukup menampung semangat mereka untuk mengganti hari.
Merobek kalender.
Mengubah bulan.
Hingga nyaris mengganti tahun.

Untung saja matahari masih berbaik hati.
Memakai gincu paling merah untuk mengecup dahiku.
Bangunkan segera dari kehidupan monokrom
Tanpa hela nafas hanya untuk bekerja.

"Lihatlah otakmu, dia seperti ingin menari-nari dalam kata.
Lihat pula hatimu, sudah bersemu merah jambu tentang cinta yang baru.
Lihat juga tanganmu, sudah enggan menulis laporan penelitian.
Lihat tubuh kurusmu, menginginkan surga lain selain makanan hasil seminar atau rapat"

Ya ya ya.
Matahari, sepanjang pagi ini cerewet sekali.
Ngomel tidak jelas.
Membuat pesan macam-macam.
Sampai-sampai menitipkan pesan juga pada angin atau sekotak permen gulali.

Tapi bagaimanapun aku tidak akan marah padanya.
Hanya dia yang mengecupku dengan super hangat!
Hingga sarang laba-laba di sini juga ikut lenyap.
Sutera tipis pembangunnya terurai satu-satu.
Kembali membuka pintu cerita yang telah lama ditutupinya.

Iya. Sarang laba-laba di sini sudah mulai hilang.
Hatiku... juga hangat! :)





1 komentar:

Anonymous said...

Akhirnya... mbak posting lagi...
Welcome back... :)