Saturday, September 18, 2010

Pandora


Simpan kotak ini. Bukalah ketika hidup tak lagi memberikan jawaban” Kata-kata itu yang sempat ditangkap oleh seorang Ibu. Kata-kata yang terdengar samar dari lelaki berjubah hitam.

Arah kedatangannya tak terjamah. Arah kepulangannya pun tak berbekas.

Entah ada maksud apa dari kejadian sore ini. Sang Ibu nyaris tidak menaruh rasa penasaran lagi ketika senja dipecahkan oleh tangis 3 balitanya yang menuntut untuk segera diberi makanan.

Miris.

Hanya gendongan hangat yang mampu diberikan.

*

Gadis itu mungkin berusia 17 tahun. Menangis keras di pinggir sebuah jembatan penyebrangan. Tangan kanannya menggenggam hasil test-pack. Tanda positif diperlihatkan di sana. Tidak hanya dijustifikasi oleh 1 alat, 5 test-pack dari yang paling murah hingga termahal pun menunjukkan hasil yang sama.

Ya. Dia hamil. Hamil sebelum pernikahan.

Simpan kotak ini. Bukalah ketika hidup tak lagi memberikan jawaban” tiba-tiba seorang lelaki berjubah hitam mengalihkannya dari menangis.

Otaknya berputar lambat kala itu, tak ada satupun kata yang mampu terucap. Hingga si jubah hitam tak tertangkap pandangan lagi.

*

Kasus korupsi tidak hanya menyeret mantan pejabat terkenal ke dalam hukuman hotel prodeo. Harta, terkuras habis. Keluarga, melenggang pergi dengan menanggung malu. Dan tubuh? Harus menukarkan sebagian kesadarannya dengan penyakit stroke dan depresi berat.

Ruang 101 adalah rumahnya sekarang. Ruangan bercat putih. Bersprei putih. Tanpa televisi atau AC. Hanya 1 meja dan 1 kursi pelengkap furnitur.

“Mari Pak, bangun dulu. Waktunya minum obat” kata Suster Perawat.

“S-s-saya sudah b-bosan m-mi-minum obat, Sus” jawab si Mantan Pejabat terbata-bata.

“Jangan begitu, Pak. Ini demi kebaikan Bapak juga. Oya, Bapak pasti senang hari ini, karena ada yang mengirimkan hadiah untuk Bapak”

“Sebuah kotak dengan tulisan: “bukalah ketika hidup tak lagi memberikan jawaban” lanjut si suster kemudian.

*

“Ditemukan 3 orang dalam keadaan meninggal. Alasan kematiaannya masih diselidiki hingga saat ini. Yang jelas mereka memiliki waktu kematian yang nyaris mirip satu sama lain.”

“Apa tidak ada tanda lain di tempat kejadian perkara, Pak?” cecar wartawan TV Swasta itu.

“Tidak. Tidak ada. Kecuali sebuah kotak hitam yang terbuka dan bertulis Pandora yang ditemukan di samping tubuh mereka”.



Lelaki jubah hitam mematikan TV. Beranjak pergi sambil membawa serta kotak hitam lainnya.






P.S: Cerita ini saya (iseng) ikut sertakan dalam Ubud Writers Festival. Monggo mampir ke sini, jika suka silahkan di-vote :)

2 komentar:

Anonymous said...

anda memang pencerita yang hebat.

dswrikandi said...

untuk komentar anda, saya... PINGSAN!!! :)) Terimakasih!