Sunday, August 1, 2010

Persepsi Pulang.

source: pic

Jangan dulu pulang. Aku sedang menenun selimut rindu. Kau kenakan nanti, biar kau tahu rasanya ketika jauh dariku.

Jangan dulu pulang. Mesin tenun ini sudah tua. Lambat sekali menyambung antar benang. Ku rekatkan warna jingga dan biru, dia berikan hijau.

Jangan dulu pulang. Tempayan di dapur belakang juga belum penuh. Air mataku lambat sekali menetes. Kelak jika sudah, ku buatkan secangkir teh setiap pagi. Rasakan getirnya air mataku di sana.

Jangan dulu pulang. Lukisan tentangmu juga belum selesai. Palet cat di sini masih kosong. Inspirasiku sedang jalan-jalan mengikuti langkahmu.

Jangan dulu pulang. Aku sedang memasak Cookies. Mereka sedang sauna di dalam oven. Mungkin masaknya agak lama, karena aku menyimpan Senyumku di dalam sana. Senyum yang beku karena kamu pergi.

Jangan dulu pulang. Belajarlah lebih lama lagi di luar sana. Resapi rasanya dirimu jika tanpa aku.

Jika sudah, maka kau boleh pulang.
kebetulan juga Selimut Rindu sudah jadi. Tempayan sudah penuh.
Lukisan Dirimu juga sudah selesai.
dan Cookies Senyum pun telah matang.

*****

Aku menunggu.

1 jam,

2 hari,

3 minggu,

1 tahun,

Kenapa kamu tidak jua pulang?

Apa peta hatiku telah hilang?
Apa Kau tertinggal kereta?
Apa waktu menutup penglihatanmu?

Atau...

memang kamu yang tak ingin pulang?


2 komentar:

Ferfau said...

aiiih... sajak yg keren, nek.
aku suka...

dswrikandi said...

makasih Ferdiiiiiii :)