Monday, August 10, 2009

Membeli Kenangan


[Prime to Megatron] At the end of this day, one shall stand...one shall fall…

[Camerlengo Patrick Mckenna to Robert Langdon]
“Do you believe in God, sir?”
“Father, I simply believe that religion...”
“I did not ask if you believe what man says about God. I asked if you believe in God. “
“I'm an academic. My mind tells me I will never understand God. “
“And your heart?”
“Tells me I'm not meant to. Faith is a gift that I have yet to receive.”

[Buck to Crash and Eddie]
“Are you ready for adventure?”
“Yes, sir!”
“For danger?”
“Yes, sir!”
“For the death?”
“Uhh, can you repeat the question?”

-------

Aku tidak sedang mengumpulkan script-script dari berbagai macam film. Tidak juga ingin menceritakan ulang ketiga film yang luar biasa di atas. Karena aku yakin kalian telah menyaksikannya sendiri. Dan menikmatinya dengan cara kalian sendiri tentunya.

Aku hanya ingin bercerita bahwa aku telah hanyut dalam visualisasi mereka sebanyak dua kali.

Dan keduanya aku lakukan di studio bioskop.

Aku melakukan kesia-siaan (mungkin). Menonton film yang sama untuk kedua kali dan di studio bioskop. Toh, apabila dipikir lebih jauh, aku sudah hafal ceritanya. Bahkan adegannya. Tidak ada lagi rasa menggebu-gebu atau penasaran yang teramat sangat akan seonggok masterpiece yang dibuat para orang-orang di belahan dunia sana. Mungkin ini akan menjadi cerita yang biasa saja ketika kita menonton film yang sama berkali-kali melalui DVD player dan DVD cassette yang kita miliki sendiri. Karena cara ini tentunya jauh lebih hemat biaya karena kita tidak perlu membayar uang sewa gedung, pajak bumi dan bangunan, atau belum lagi harus membeli seember pop corn dan sebotol minuman.

Lalu kenapa aku melakukannya…?

-------

Aku menikmati ketika memiliki orang-orang di sekelilingku. Karena dengan itu membuatku tidak lagi merasa sepi. [Entah kenapa aku selalu bermusuhan dengan yang namanya kesepian. Aku benci dia.]

Pun, aku sangat menyukai ketika para sahabatku tersenyum lebar karena leluconku-yang-terkadang-terlalu-maksa-untuk-disebut-sebagai-lelucon. Senyum mereka ku jadikan sebagai penghargaan terhadap kehidupan sosialku. Senyum mereka adalah benang merah untukku dan mereka.

Dan beruntunglah aku memiliki berbagai rupa sahabat yang sangat menikmati untuk terhanyut pada visualisasi imaginatif hasil karya orang-orang itu. Jadilah, selalu saja ada ajakan untuk menikmatinya bersama dari berbagai rupa sahabat.

Yup, aku selalu menonton dengan kawanan sahabat yang berbeda! Dan akan selalu ada cerita yang berbeda di setiap kesempatannya. Akan selalu ada kenangan yang berbeda yang siap mengisi memori otakku.

Inilah yang kemudian aku cari. Inilah yang kemudian aku aku rindukan. Inilah yang kemudian aku berikan penghargaanku.

Maka, tidak akan ada kata menyesal untuk mengulanginya. Karena Aku membeli tiket yang sama dari sebuah pertunjukkan namun untuk kenangan yang berbeda.

-------


-mau nonton G.I.Joe lagi sama temen2-

0 komentar: