Kali ini biarkan saya bercerita sedikit tentang "Anonymous". Sang Misterius Berbicara.
Akhir-akhir ini beberapa komentar di postingan saya diramaikan oleh Anonymous. Tidak ada yang salah memang. Toh awalnya saya sendiri yang memberikan kesempatan untuk siapapun yang berkunjung di blog ini untuk memberikan komentar sebebas-bebasnya, tanpa perlu account google, atau harus memiliki account blogger terlebih dahulu.
Hal ini saya lakukan atas pertimbangan saya sendiri yang mungkin-sok-mengerti, bahwa jika ada sebagian orang yang lebih baik berbagi cerita atau menyampaikan sesuatu ketika berada dalam fasa "tidak dikenali". Maka begitulah, akhirnya saya memberikan pengaturan terhadap komentar dengan sangat bebas. Siapapun dapat berkomentar dan tanpa aktivasi moderasi komentar.
Namun, kemudian saya menemukan sisi yang kurang begitu menyenangkan. Oleh sebagian Anonymous, kebebasan ini lantas dijadikan sebagai ajang mengkritisi tanpa etika.
Pada awalnya (kalau saya boleh sedikit bercerita tentang sejarah blog ini), saya membuat blog hanya untuk menumpahkan beberapa ide, imajinasi atau perasaan pribadi untuk dituangkan dalam rentetan kalimat yang harmonis. dengan harapan, salah satu hobi saya yang memang suka bercerita itu dapat diakomodir dengan lebih baik dan jika memang nanti ada kesempatan, saya bisa membuat sebuah karya dalam hal tulis-menulis entah dalam bentuk buku atau novel. Tapi mungkin itu nanti, sekarang saya masih harus banyak belajar.
Harapan selanjutnya adalah saya dapat berbagi cerita hidup, jika ada hal yang baik, mari kita pelajari bersama, dan jika ada yang buruk, cukuplah saya menjadi contoh bagi teman-teman sekalian. Karena sesungguhnya Sang Sutradara Hidup yang Maha Luar Biasa itu tidak akan pernah memberikan sesuatu yang sia-sia bukan? Oleh karena itu, amat disayangkan ketika memang ada cerita hidup yang dapat dimaknai bersama untuk menjadikan kita lebih baik lagi, hanya mengendap sia-sia. Nah, itulah dua point terbesar saya mengapa saya kemudian memilih blog sebagai medianya.
Bagi beberapa teman-teman setia yang mungkin setia melihat blog ini (Ge-eR mode on), ada beberapa postingan sebelumnya yang saya menceritakan tentang kisah "Tom&Angela". Ada beberapa teman yang kemudian bertanya tentang realita dari cerita itu. Apakah itu kisah nyata atau tidak. Ada yang menyangsikan juga apabila itu adalah kisah nyata, karena terdapat kesan yang berlebih-lebihan di dalamnya.
Lalu, ketika saya mengatakan itu adalah kisah nyata, apakah kalian kemudian mempercayainya? Belum tentu kan? Pasti masih ada pemikiran di belakangnya, tentang karakter dari tokoh Tom dan Angela. Emang ada ya orang yang bisa seperti itu?
Jika saya memang mengatakan ada orang yang seperti itu, apakah kemudian kalian akan percaya?
Tidak kawan! saya menulis cerita bukan hanya sekedar ingin mendapat pengakuan bahwa hal yang terjadi itu adalah kisah nyata atau tidak. Saya lebih suka dilihat dari segi bagaimana saya bercerita, menuturkan kata, dan makna di dalamnya. Karena bukankah itu esensi dari penulis? Iya kan? Sama halnya ketika kita membaca karya dari penulis sekaliber (katakanlah) Dewi Lestari, apakah kita akan lebih sibuk dengan pertanyaan "Ini kisah nyata bukan sih?". Tentu tidak kan? Kita akan lebih menyukai bagaimana cerita di dalamnya, rangkaian kalimat dan maknanya. karena memang itu adalah esensi menikmati sebuah karya. dan saya sangat yakin, ketika kita bisa melepas sedikit embel-embel "nyata atau tidak" kita akan lebih bisa menilai sebuah karya secara lebih obyektif dan kita pun akan terkaget-kaget sendiri ketika menemukan banyak pelajaran dari menikmati sebuah karya.
Kemudian, ada satu hal lagi yang masih menjadi ganjalan di hati mengenai Anonymous. Sang Misterius Bercerita.
Entah kenapa, oleh satu atau lebih anonymous, kebebasan berpendapat di blog ini kemudian dijadikan "personal attack". Saya tidak lagi dinilai dari karya, tapi dinilai secara personal. Sekali lagi, sebenarnya ini tidak salah. Jika memang dilakukan secara ber-etika. Toh, saya bukan manusia suci yang tidak punya salah sama sekali, tentunya akan ada di antara segala tutur kata atau tindakan saya yang memiliki makna salah atau tidak menyenangkan pihak lain, baik dalan unsur sengaja ataupun tidak sengaja. Namun, jika memang ingin memberikan kritikan agar saya bisa belajar memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik lagi, tolong, lakukan lah dengan ber-etika.
Tidak menggunakan kata-kata sopan, tidak kemudian mencantumkan nama, hanya berkata-kata dari asumsi yang dimiliki tanpa pernah ada konfirmasi sebelumnya, tiba-tiba berpendapat tanpa saya tahu sebenarnya duduk permasalahannya, adalah hal-hal yang (maaf) saya kategorikan sebagai perbuatan mengkritisi yang kurang ber-etika.
Jika memang ingin memberikan saran kritik, bisa kok dengan cara yang jauh lebih nyaman. Berbicara dengan kata-kata baik, hubungi saya melalui email atau mungkin di blog ini, berkomunikasi melalui twitter, bertanya bukan menghakimi, berbagi bukan menyakiti, menunjukkan diri bukan bersembunyi.
'Cmon.. kita bukan anak kecil lagi, kita bisa saling belajar satu sama lain, dan saling menghargai. Toh saya yakin, tidak ada seorangpun dari kita yang menginginkan hubungan yang tidak harmonis. atau dendam pribadi, dan lain-lain. Buat apa coba? hidup di sini tidak akan selamanya. dan betapa hidup akan membuang banyak energi jika hanya kita melakukan hal-hal seperti itu.
So, maaf kalau ada beberapa pihak yang merasa tersinggung. Sekali lagi saya hanya ingin mengemukakan sedikit teori tentang mengkritisi yang ber-etika. dan sedikit teori tentang menyatakan ketidaksukaan dalam jalur yang lebih damai. Bukan untuk saya dan Anda, tapi untuk kita semua. Atas nama "persahabatan" dan "perdamaian".
Yup. dan begitulah jika akhirnya saya harus menyesuaikan beberapa pengaturan blog sekarang. Untuk komentar akan saya moderasi, dan kali ini... "Anonymous, maaf saya harus menghentikan langkah Anda sekarang". Esok, mungkin tidak akan ada lagi nama Anonymous di sini. Esok mungkin saya akan merindukan kalian, karena penasaran menebak-nebak siapa yang berkomentar. hehehe. Bagaimanapun saya tetap memberikan apresiasi besar terhadap Anda. atas kesediaannya membaca blog ini, menulis beberapa komentar, dan berbagi sedikit "asumsi" Anda tentang saya. Apapun yang pernah tertulis, berarti bagi saya. dan semoga memberikan pelajaran yang lebih baik lagi bagi saya.
Juga untuk semua yang pernah berkunjung dan membagi pengalaman ataupun menilai karya saya, saya hanya punya ucapan terima kasih. Kalian termasuk salah satu penyemangat saya untuk menulis dengan lebih baik lagi.
Sekali lagi, Terima Kasih.
Akhir-akhir ini beberapa komentar di postingan saya diramaikan oleh Anonymous. Tidak ada yang salah memang. Toh awalnya saya sendiri yang memberikan kesempatan untuk siapapun yang berkunjung di blog ini untuk memberikan komentar sebebas-bebasnya, tanpa perlu account google, atau harus memiliki account blogger terlebih dahulu.
Hal ini saya lakukan atas pertimbangan saya sendiri yang mungkin-sok-mengerti, bahwa jika ada sebagian orang yang lebih baik berbagi cerita atau menyampaikan sesuatu ketika berada dalam fasa "tidak dikenali". Maka begitulah, akhirnya saya memberikan pengaturan terhadap komentar dengan sangat bebas. Siapapun dapat berkomentar dan tanpa aktivasi moderasi komentar.
Namun, kemudian saya menemukan sisi yang kurang begitu menyenangkan. Oleh sebagian Anonymous, kebebasan ini lantas dijadikan sebagai ajang mengkritisi tanpa etika.
Pada awalnya (kalau saya boleh sedikit bercerita tentang sejarah blog ini), saya membuat blog hanya untuk menumpahkan beberapa ide, imajinasi atau perasaan pribadi untuk dituangkan dalam rentetan kalimat yang harmonis. dengan harapan, salah satu hobi saya yang memang suka bercerita itu dapat diakomodir dengan lebih baik dan jika memang nanti ada kesempatan, saya bisa membuat sebuah karya dalam hal tulis-menulis entah dalam bentuk buku atau novel. Tapi mungkin itu nanti, sekarang saya masih harus banyak belajar.
Harapan selanjutnya adalah saya dapat berbagi cerita hidup, jika ada hal yang baik, mari kita pelajari bersama, dan jika ada yang buruk, cukuplah saya menjadi contoh bagi teman-teman sekalian. Karena sesungguhnya Sang Sutradara Hidup yang Maha Luar Biasa itu tidak akan pernah memberikan sesuatu yang sia-sia bukan? Oleh karena itu, amat disayangkan ketika memang ada cerita hidup yang dapat dimaknai bersama untuk menjadikan kita lebih baik lagi, hanya mengendap sia-sia. Nah, itulah dua point terbesar saya mengapa saya kemudian memilih blog sebagai medianya.
Bagi beberapa teman-teman setia yang mungkin setia melihat blog ini (Ge-eR mode on), ada beberapa postingan sebelumnya yang saya menceritakan tentang kisah "Tom&Angela". Ada beberapa teman yang kemudian bertanya tentang realita dari cerita itu. Apakah itu kisah nyata atau tidak. Ada yang menyangsikan juga apabila itu adalah kisah nyata, karena terdapat kesan yang berlebih-lebihan di dalamnya.
Lalu, ketika saya mengatakan itu adalah kisah nyata, apakah kalian kemudian mempercayainya? Belum tentu kan? Pasti masih ada pemikiran di belakangnya, tentang karakter dari tokoh Tom dan Angela. Emang ada ya orang yang bisa seperti itu?
Jika saya memang mengatakan ada orang yang seperti itu, apakah kemudian kalian akan percaya?
Tidak kawan! saya menulis cerita bukan hanya sekedar ingin mendapat pengakuan bahwa hal yang terjadi itu adalah kisah nyata atau tidak. Saya lebih suka dilihat dari segi bagaimana saya bercerita, menuturkan kata, dan makna di dalamnya. Karena bukankah itu esensi dari penulis? Iya kan? Sama halnya ketika kita membaca karya dari penulis sekaliber (katakanlah) Dewi Lestari, apakah kita akan lebih sibuk dengan pertanyaan "Ini kisah nyata bukan sih?". Tentu tidak kan? Kita akan lebih menyukai bagaimana cerita di dalamnya, rangkaian kalimat dan maknanya. karena memang itu adalah esensi menikmati sebuah karya. dan saya sangat yakin, ketika kita bisa melepas sedikit embel-embel "nyata atau tidak" kita akan lebih bisa menilai sebuah karya secara lebih obyektif dan kita pun akan terkaget-kaget sendiri ketika menemukan banyak pelajaran dari menikmati sebuah karya.
Kemudian, ada satu hal lagi yang masih menjadi ganjalan di hati mengenai Anonymous. Sang Misterius Bercerita.
Entah kenapa, oleh satu atau lebih anonymous, kebebasan berpendapat di blog ini kemudian dijadikan "personal attack". Saya tidak lagi dinilai dari karya, tapi dinilai secara personal. Sekali lagi, sebenarnya ini tidak salah. Jika memang dilakukan secara ber-etika. Toh, saya bukan manusia suci yang tidak punya salah sama sekali, tentunya akan ada di antara segala tutur kata atau tindakan saya yang memiliki makna salah atau tidak menyenangkan pihak lain, baik dalan unsur sengaja ataupun tidak sengaja. Namun, jika memang ingin memberikan kritikan agar saya bisa belajar memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik lagi, tolong, lakukan lah dengan ber-etika.
Tidak menggunakan kata-kata sopan, tidak kemudian mencantumkan nama, hanya berkata-kata dari asumsi yang dimiliki tanpa pernah ada konfirmasi sebelumnya, tiba-tiba berpendapat tanpa saya tahu sebenarnya duduk permasalahannya, adalah hal-hal yang (maaf) saya kategorikan sebagai perbuatan mengkritisi yang kurang ber-etika.
Jika memang ingin memberikan saran kritik, bisa kok dengan cara yang jauh lebih nyaman. Berbicara dengan kata-kata baik, hubungi saya melalui email atau mungkin di blog ini, berkomunikasi melalui twitter, bertanya bukan menghakimi, berbagi bukan menyakiti, menunjukkan diri bukan bersembunyi.
'Cmon.. kita bukan anak kecil lagi, kita bisa saling belajar satu sama lain, dan saling menghargai. Toh saya yakin, tidak ada seorangpun dari kita yang menginginkan hubungan yang tidak harmonis. atau dendam pribadi, dan lain-lain. Buat apa coba? hidup di sini tidak akan selamanya. dan betapa hidup akan membuang banyak energi jika hanya kita melakukan hal-hal seperti itu.
So, maaf kalau ada beberapa pihak yang merasa tersinggung. Sekali lagi saya hanya ingin mengemukakan sedikit teori tentang mengkritisi yang ber-etika. dan sedikit teori tentang menyatakan ketidaksukaan dalam jalur yang lebih damai. Bukan untuk saya dan Anda, tapi untuk kita semua. Atas nama "persahabatan" dan "perdamaian".
Yup. dan begitulah jika akhirnya saya harus menyesuaikan beberapa pengaturan blog sekarang. Untuk komentar akan saya moderasi, dan kali ini... "Anonymous, maaf saya harus menghentikan langkah Anda sekarang". Esok, mungkin tidak akan ada lagi nama Anonymous di sini. Esok mungkin saya akan merindukan kalian, karena penasaran menebak-nebak siapa yang berkomentar. hehehe. Bagaimanapun saya tetap memberikan apresiasi besar terhadap Anda. atas kesediaannya membaca blog ini, menulis beberapa komentar, dan berbagi sedikit "asumsi" Anda tentang saya. Apapun yang pernah tertulis, berarti bagi saya. dan semoga memberikan pelajaran yang lebih baik lagi bagi saya.
Juga untuk semua yang pernah berkunjung dan membagi pengalaman ataupun menilai karya saya, saya hanya punya ucapan terima kasih. Kalian termasuk salah satu penyemangat saya untuk menulis dengan lebih baik lagi.
Sekali lagi, Terima Kasih.
16 komentar:
Pertamax kah ini? Aku raguuu... #bego
Bener mbak, kadang2 sakit hati juga kalo ada comment dari anonymus trus ngebandingin posting dan kehidupan kita. Kan ga ada hubungannya toh. Hmmm....
Kalo kita nulis kan, kita nuangin ide ke dalam bentuk tulisan. Ga harus kehidupan nyata kita! Yeah! Heal yeah!!
#bangga
*koment bermutu untuk kedua kali*
hmm.
mengenai tom & angeLa,
saya percaya jika cerita tersebut nyata.. karena ya hidup memang unik seperti itu bukan?
jika ternyata cerita rekaan, saya hanya bisa berkata : teruskan. saya percaya tante akan dapat menghasiLkan karya yang hebat! buku atau noveL. saya akan menunggu saat saat itu...
Lagi Lagi. di post yang ini pun pemiLihan kata nya benar benar rapi.
:D saya ga bisa menuLis seperti itu.
anonymous?
tampak mengganggu ya?
tapi kok saya kesuLitan ni buat mengisi Link komen, tak ada Lagi kah yg pakai mencantumkan id open, nama dan Link? (OL di hape sii)
di wordpress ada moderasi untuk pengunjung yg pertama kaLi komen, seLanjutnya dg id yang sama komen akan otomatis di approve.
hmm.
kebiasaan nih komen panjang panjang. :D
pertamax kah?
You can tell us anything. We don't judge. We're the non-judging Breakfast Club. We're your best friends. Anything you do is something we did too, Grandma.
Keep writing and sharing ya, Grandma. It sometimes inspires us much. Oh my, love you Grandma, mwahhh..
Calamus Gladio Fortior!
hope my 3rd comment will appear now :(
hehehe.... iya, gak ngeh juga klo sampai komen anonym nya jadi personal attack...
(saya bukan naonym bukan anonym) heheheh
*blog saya malah anonymous nya cuman satu komen... hahahha
kesel ya? gondok ya? :D [tapi tulisannya masih bisa tertata rapih]
ya, gw masih inget komen-komen punya si anonim. [sharing aja] mungkin jika gw, cara yang akan digunakan (setelah 'pendekatan' baek-baek yang sudah angela lakukan tidak berhasil) adalah 'tidak menghiraukannya'. "ketakutan terbesar manusia adalah ketika keberadaannya sudah tidak dianggap lagi."
kadang berhasil, kadang juga tidak. tapi yang pasti tidak merugikan pihak manapun selain diri kita dan si anonim [dan juga tambah gondok kalo si anonim gak pergi-pergi].
ok, angela udah memilih cara seperti ini. semoga berhasil!
[musti ngerubah kebiasaan nih, biasa komen pake 'isian' name/url sekarang jadi ke openID :D]
Bilang Boss ane kadang-kadang kita perlu menyampaikan dengan kata-kata yang menyentuh (menurut pemahaman ane menyentuh disini, agak keras maksudnya). Dengan kata-kata kayak gitu kita lebih mudah terpacu untuk instropeksi, ketimbang pujian2 yang membuat terlena. Tapi, yang ngasih kritik pun bukan berarti bebas mengumbar kata yang tidak pada tempatnya.
*untungnya blog ane masih baru jadi blom ada hujatan atawa caci maki dan sejenisnya.
@Andie,, akhirnya kamu dapat pertamaxxx, cu... jangan lupa banyak beramal, biar bisa pertamax terus... hahahaha. *gantian gw yang komennya gak mutu*
@Tuannico,, gw jadi deg2an sendiri ada yang mau nunggu novel gw. itu mah mimpi kali yaaa... hihihihi.. btw sori buat setting komen yang baru kalau jadi bikin ribet :)
@TianMuhammad (gw memutuskan nulis namamu karena skr gak bisa nulis nama seperti kemaren. hehehe),, thanks buat pesannya, cu... dan tetaplah menilai obyektif yah! btw selamat! akhirnya gara2 open ID, dirimu harus nyoba sampe 3 kali. loph yu pull-lah cu... gyahaha
@Bandit Pangaratto,, emang cerita blogging thu unik-unik ya! hehehe. thanks for dropping comment here! :)
@pacetgunung,, saran ditampung!!! makasih makasih! btw sori bikin ribet pake acara open ID. hihihi
@captoel,, that's the point! mengkritik yang ber-etika. anyway, thanks for dropping comment here! :)
yup mbake.. pokoke, tetap semangaattt!!!
'shit happen everyday', hehehe..
'bout 'runaway's journey' *haalah* :), flight 200rb-an pake apa mbake? direct ato transit?
utk passport & npwp sdh siap.. masih asia tenggara, visa ngga perlu kan mbake?
singgah menyapa. dan saya bukan anonymous. hehe.
sang anonymous, tunjukkan dirimu.. hehehe
sayang sekali kalo sampe personal attack, ato jangan2 si anonim dah kenal personnya kamu.. :D *cuma menduga-duga*
tapi apapun itu, tetap menulis ya. mau open id kek, saya pasti komen.. huehehehe
jangan putus asa tuk terus menulis ...
@pohon, yang 299ribu itu air asia. directing Jkt-Thai. tapi belum tau promo-nya kapan dibuka. btw sip tuh udah punya passport! kalau visa gak perlu. soalnya masih Asia Tenggara.
@yans"dalamjeda",, yups! terimakasih sudah singgah.
@lilliperry,, yup! thanks buat pesannya untuk tetap menulis.
@m,, thanks.
klo masalah anonymous tinggal di filter aja
ga usah dipikirkan hehehe...
*baru pertama komen di blog ini..salam kenal*
saya juga membolehkan kalo anonymous berkomentar juga, karena memang gak semua yg berinternet punya blog,,, hehehe...
yg paling saya sebelin sih kalo anonymous yang isinya cuma numpang promosi, mending yang di promosiinnya berhubungan dengan artikel kita,
oia, salam kenal mbak, saya baru pertama kali ke blog ini :)
blog teman juga pernah diserang seseorang memakai anonymous...
isi komen kadang sampai menghujat seseorang atau si empunya blog sendiri, komen pun panjangnya melebihi postingan kita...
gak jelas juga, sih..motivasinya apa..krn bbrp bulan lalu bnyk lho teman2 blogger terserang anonymous ini...(yg diperkirakan memang 1 org pelaku)..
kalo menurut saya, sih..dia seorang yg pengecut...hehehe
*komen yg panjang sangat, tp saya bkn anonymous lho... :D
@Azhar,, salam kenal juga sob! thanks sudah mampir :)
@Admin,, thanks sudah share pengalaman yang lucu dengan anonymous. thanks juga atas kunjungannya :)
@mbak Tisti,, hmm...gitu ya mbak? oke. makasih untuk infonya ya mbak.. makasih udah mampir dimari.. :)
Post a Comment