Pagi ini rencananya saya hanya ingin mengawali hari yang biasa, seperti senin sebelumnya ketika saya harus kembali beraktivitas dengan urusan kantor, yang berbeda, mungkin senin ini sedikit lebih sibuk, karena saya harus menyelesaikan 8 buah laporan penelitian yang baru saya kerjakan setengahnya saja.
Pagi ini rencananya juga, saya hanya ingin merasa bahagia, dan berjanji tidak akan kalah lagi dengan tangis yang tak kunjung kering. Oh..katakan saja akhir-akhir ini saya jauh lebih sensitif daripada sebelumnya. Itulah mengapa terkadang saya masih merasa sesak sendiri dan terus-menerus berlari jauh. Ya. hingga sekarang, saya meyakini bahwa "berlari" cukup ampuh untuk tidak menyisakan tempat bagi ingatan yang menyeret saya kembali dalam pikiran "pengkhianatan". Walaupun saya tahu, saya tidak akan bisa terus-menerus "berlari". bukan ini yang akan menyelesaikan tambalan di hati yang sudah terlanjur tercerai berai.
Namun, apa yang kemudian terjadi di pagi ini justru berkata lain. Sekali lagi, keteguhan hati saya untuk melihat dia dan hatinya yang baru, kembali diuji.
Dulu, saya pernah memanggilnya dengan sebutan yang sama yang saat ini dilakukan oleh hati yang baru. dan dulu pun, dia melakukan hal yang demikian, memanggil saya dengan sebutan yang sama yang saat ini dia lakukan padanya, hati yang baru.
Saya yakin, Anda tahu persis bagaimana rasanya ketika hal itu terjadi. Ketika seseorang yang begitu Anda kasihi memperlakukan Anda dengan tepat. Saya pada saat itu seperti merasa menemukan orang yang komplit. Rasa yang ditawarkan membuat saya merasa tidak pernah cukup untuk terus memintanya berulang kali. Rasa yang ditawarkan membuat saya bersedia untuk mendampinginya dan berlari bersamanya melintasi "padang mawar berduri". Ya. Dulu sekali, saya merasa bahwa diri ini seperti seorang "Ratu tanpa Hati" . hanya duduk di singgasana dan tidak ingin turun walaupun begitu banyak pangeran berkuda putih yang lengkap membawa hantarannya. Namun tidak. Saya tidak bergeming. Dan akhirnya datanglah dia, dia yang saat ini telah memiliki hati yang baru. Dia membuat saya merasa yakin untuk berlari bersamanya dan meninggalkan segala atribut "Ratu tanpa Hati" itu. Dengannya saya diajak berlari, menelusuri setiap sudut padang mawar berduri itu. Katanya "Mengapa saya harus takut? karena mawar memang tercipta bersama durinya, tetapi bukan berarti dia hadir untuk melukai. Dia hadir untuk pelengkap fatwa para pujangga"
ya ya ya, dia benar. pada saat itu. dan lalu "Boomm!" hancurlah sudah. semuanya. hilang tidak berbekas lagi.
Jangan tanyakan berapa kali saya terjatuh dan bangkit kembali. Jangan tanyakan pula seberapa sering mata ini basah dan mengering lagi. Jangan jua tanyakan bagaimana rasanya, karena saya sudah kehabisan kata untuk menjelaskannya.
Dan kembali pada pagi ini, ketika hari menawarkan cerita lain pada saya. kembali menguji apakah saya benar-benar sudah siap atau belum.
Ya. Terkadang sesak yang terlalu saya rasakan di hati ini membuat saya lupa pada hal-hal yang sudah saya raih dan saya genggam sekarang. pada banyak keajaiban yang saya terima. pada anugerah yang Tuhan berikan. pada nafas yang masih bersarang di tubuh ini. saya lupa karena saya terlalu banyak bersedih. saya lupa untuk apa saya begitu memikirkan perjuangan jika dia tidak pernah memikirkan sedikit pun tentang mempertahankan saya. dan saya lupa bahwa saya bisa berbahagia dengan cara yang jauh luar biasa pantas saya dapatkan dibanding apa yang pernah dia tawarkan sebelumnya. ya, saya mungkin terlalu percaya diri untuk mengatakannya, tapi dia baru saja membuang emas berharga yang langka. yang mungkin tidak akan pernah ditemukan lagi di hati yang mana saja. meskipun begitu, saya akan tetap mempersilahkannya untuk pergi. jika memang dia ingin mencoba rasa yang baru. ingin mengumpulkan petualangan sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hasratnya. pergilah. karena saya tidak akan menghalanginya. karena sesungguhnya apa yang sudah terlepas, hanya akan ada 2 kemungkinan; terlepas selamanya atau akan tergenggam kembali.
dan jika pada akhirnya sampai tergenggam kembali, tolong katakan pada dunia bahwa apa yang saya katakan selama ini padamu adalah benar.
[selamat memulai petualanganmu, musafir cinta.. saya di sini. di singgasana ini. mengamatimu.]
Pagi ini rencananya juga, saya hanya ingin merasa bahagia, dan berjanji tidak akan kalah lagi dengan tangis yang tak kunjung kering. Oh..katakan saja akhir-akhir ini saya jauh lebih sensitif daripada sebelumnya. Itulah mengapa terkadang saya masih merasa sesak sendiri dan terus-menerus berlari jauh. Ya. hingga sekarang, saya meyakini bahwa "berlari" cukup ampuh untuk tidak menyisakan tempat bagi ingatan yang menyeret saya kembali dalam pikiran "pengkhianatan". Walaupun saya tahu, saya tidak akan bisa terus-menerus "berlari". bukan ini yang akan menyelesaikan tambalan di hati yang sudah terlanjur tercerai berai.
Namun, apa yang kemudian terjadi di pagi ini justru berkata lain. Sekali lagi, keteguhan hati saya untuk melihat dia dan hatinya yang baru, kembali diuji.
Dulu, saya pernah memanggilnya dengan sebutan yang sama yang saat ini dilakukan oleh hati yang baru. dan dulu pun, dia melakukan hal yang demikian, memanggil saya dengan sebutan yang sama yang saat ini dia lakukan padanya, hati yang baru.
Saya yakin, Anda tahu persis bagaimana rasanya ketika hal itu terjadi. Ketika seseorang yang begitu Anda kasihi memperlakukan Anda dengan tepat. Saya pada saat itu seperti merasa menemukan orang yang komplit. Rasa yang ditawarkan membuat saya merasa tidak pernah cukup untuk terus memintanya berulang kali. Rasa yang ditawarkan membuat saya bersedia untuk mendampinginya dan berlari bersamanya melintasi "padang mawar berduri". Ya. Dulu sekali, saya merasa bahwa diri ini seperti seorang "Ratu tanpa Hati" . hanya duduk di singgasana dan tidak ingin turun walaupun begitu banyak pangeran berkuda putih yang lengkap membawa hantarannya. Namun tidak. Saya tidak bergeming. Dan akhirnya datanglah dia, dia yang saat ini telah memiliki hati yang baru. Dia membuat saya merasa yakin untuk berlari bersamanya dan meninggalkan segala atribut "Ratu tanpa Hati" itu. Dengannya saya diajak berlari, menelusuri setiap sudut padang mawar berduri itu. Katanya "Mengapa saya harus takut? karena mawar memang tercipta bersama durinya, tetapi bukan berarti dia hadir untuk melukai. Dia hadir untuk pelengkap fatwa para pujangga"
ya ya ya, dia benar. pada saat itu. dan lalu "Boomm!" hancurlah sudah. semuanya. hilang tidak berbekas lagi.
Jangan tanyakan berapa kali saya terjatuh dan bangkit kembali. Jangan tanyakan pula seberapa sering mata ini basah dan mengering lagi. Jangan jua tanyakan bagaimana rasanya, karena saya sudah kehabisan kata untuk menjelaskannya.
Dan kembali pada pagi ini, ketika hari menawarkan cerita lain pada saya. kembali menguji apakah saya benar-benar sudah siap atau belum.
Ya. Terkadang sesak yang terlalu saya rasakan di hati ini membuat saya lupa pada hal-hal yang sudah saya raih dan saya genggam sekarang. pada banyak keajaiban yang saya terima. pada anugerah yang Tuhan berikan. pada nafas yang masih bersarang di tubuh ini. saya lupa karena saya terlalu banyak bersedih. saya lupa untuk apa saya begitu memikirkan perjuangan jika dia tidak pernah memikirkan sedikit pun tentang mempertahankan saya. dan saya lupa bahwa saya bisa berbahagia dengan cara yang jauh luar biasa pantas saya dapatkan dibanding apa yang pernah dia tawarkan sebelumnya. ya, saya mungkin terlalu percaya diri untuk mengatakannya, tapi dia baru saja membuang emas berharga yang langka. yang mungkin tidak akan pernah ditemukan lagi di hati yang mana saja. meskipun begitu, saya akan tetap mempersilahkannya untuk pergi. jika memang dia ingin mencoba rasa yang baru. ingin mengumpulkan petualangan sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hasratnya. pergilah. karena saya tidak akan menghalanginya. karena sesungguhnya apa yang sudah terlepas, hanya akan ada 2 kemungkinan; terlepas selamanya atau akan tergenggam kembali.
dan jika pada akhirnya sampai tergenggam kembali, tolong katakan pada dunia bahwa apa yang saya katakan selama ini padamu adalah benar.
*****
[selamat memulai petualanganmu, musafir cinta.. saya di sini. di singgasana ini. mengamatimu.]
11 komentar:
berlari pun begitu lelah...yakin diam dan diam adalah sebuah keberanian untuk mengolah rasa..menyelaraskan logika dan perasaan..
sumpah serapah..terkadang membuat semakin tak lepas..
lepaskan ..biar dia terbang bebas tanpa ada kata untuknya..
--bukankah semua yang terbuang tidak selamanya terpendam--
saya sejujurnya tidak sepenuhnya berlari. saya hanya pernah begitu bodoh memperjuangkan sesuatu hal yang saya tahu dengan pasti akhirnya kemana. saya pun sudah lelah untuk mengumpat. ya. saya akan membiarkannya lepas. tanpa ada kata lagi. dan saya akan kembali kepada singgsana. duduk manis dan mengamati sang musafir cinta melakukan petualangannya.
sekali lagi, saya ketipu sama judulnya.. :D
mengamati sampai dia menemukan tempat bersandar yang baru atau lelah berlari dan memutar kembali... hmm... seperti lagunya queen 'to much love will you' :)
maaf sudah menipumu 2 kali, sobat! hehehe.
memang saat ini saya hanya ingin mencoba melepas semua.
membiarkan dia pergi sekehendak hati. toh, jodoh tak kan pernah lari kemana.
tapi kalau gak jodoh, lari kemana-mana. hehehe.
btw lagu "queen" yah? oke! ntar gw download deh. sapa tau bisa jadi soundtrack of the day. hahaha.
cuma mw bilang, bahwa apapun yg menimpa kita tidak ada yg percuma. ada yg bisa didapatkan dari semua itu. yeah..yeah..klise yah.
salam kenal ^,^v
and...i'll follow you..
Biarlah rasa sakit kemarin menjadi milik kemarin dan rasa sakit hari ini cukup untuk hari ini. Untuk hari besok, sapa yang tau? Kalaupun masih ada rasa sakit yang menyapa, jangan lupa dari sanalah juga nanti bahagia tercipta. Buka hati dan berlapang dada mbake, semoga bahagia kan melingkupi pada tiap hirup nafas dan hembusannya.
@ mbak Lina,, iya mbak kata2 klise tapi sebenarnya punya makna dalam banget... dan sampai sekrang saya masih meraba makna dari "drama" yang baru saja terjadi di kehisupan saya :)
@ pohon,, ammiinn. terimakasih atas doanya. semoga diijabah olehNYA.. :)
dalem banget yah postingan yang ini, jadi terhayuu....
@ gogo,, dalem yah? hanya mencoba menceritakannya secara jujur saja.. hihihi... makasih ya udah drop komen di sini.. :)
oya, langgeng buat kisah cintanya yang baru :)
ga tau kenapa, kayaknya kisah kita sama neekk.. asli dehhh. dari awal2 si tom ini. hmmmm....... apa aku buat posting kayak gini aja yak? hueheh
@cucuku... masa' sih sama? ya ammpuunn cu... kenapa kisah 2 generasi ini harus sama?? hyahahahaha.
btw, tulis kayak gini? masih ingat kah pesan nenek? "Write what you wanna write. then write from your heart, honestly" ^^
Post a Comment