Maaf, jika kali ini dan mungkin lagi, saya membawa sedikit aura yang tidak bersahabat. aura yang sedikit kelam dan menyedihkan.
bukan senang mengumbar bagian cerita hidup yang pahit maka saya lantas menulis cerita ini sekarang. sama sekali tidak! Jika saya boleh sedikit berbangga hati, saya tidak pernah kurang mendapatkan perhatian. saya begitu bersyukur bahwa di tengah gejolak hidup yang selalu menyeret saya pada pilihan "berjuang atau mati", rasa sayang dan menguatkan selalu saya dapatkan dari teman-teman yang ketulusan mereka untuk bersahabat tidak perlu diragukan lagi. hanya saja, kali ini rasa perhatian mereka belum sepenuhnya bekerja untuk menghilangkan sedikit sesak di hati. Sesak yang terjadi atas nama "pengkhianatan". Dan berharap besar, ketika saya-orang-yang-seharusnya-bertipe-kholeris-namun-kali-ini-harus-menerima-bahwa-saya-juga-bisa-merasakan-menjadi-orang-sanguinis, bisa sedikit merasa lega setelah menumpahkan beberapa kata di sini.
Ya. Kembali kepada kata "pengkhianatan".
satu kata di atas, saya sangat yakin bahwa kita semua telah mengerti secara pasti apa maknanya. satu kata yang jika disebutkan akan selalu menggiring kita pada suatu perbuatan yang tidak baik atau jahat. satu kata yang jika dilakukan akan memberikan dampak sakit yang mungkin entah bagaimana menawarnya. atau satu kata di atas yang mungkin juga bisa membenarkan seseorang untuk melakukan tuntutan balik atas apa yang ditinggalkan oleh kata itu. dan entah makna lainnya dari kata "pengkhianatan" yang pada akhirnya akan bermuara pada satu kesimpulan yaitu: perbuatan yang tidak benar.
Saya, Anda dan Kalian semua, tentunya tidak akan pernah meminta jalan hidup untuk merasakan pengkhianatan, baik hidup sebagai pengkhianat atau terlebih yang dikhianati. karena sesungguhnya tidak ada kebaikan apapun itu dari bagian cerita hidup yang ini. Saya, Anda, dan Kalian semua, pun tak akan pernah meminta jalan hidup akan dikhianati dengan begitu sempurna oleh orang yang notabene sangat dekat dengan Saya, Anda atau Kalian semua. Karena jika hal ini terjadi, maka terlalu luar biasa sakit yang ditinggalkannya dan terlalu berbahaya untuk orang-orang berlabel kholeris. Ya. Orang kholeris yang cenderung merasa dirinya selalu memiliki kekuatan penuh akan mampu menembakkan serangan bertubi-tubi pada sang pengkhianat untuk menuntut balas atas apa yang telah ditanamkannya. Dan jika begini tentunya "dunia tidak lagi damai", namun suka atau tidak suka begitulah memang efek dari "pengkhianatan".
Kemudian seperti apa saya memandang "pengkhianatan" dalam hidup?
Katakan saja, bahwa saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang hidup di muka bumi ini yang harus memiliki bagian cerita hidup yang bernama "pengkhianatan". Dan begitu luar biasanya, ketika pengkhianatan itu justru datang dari orang yang paling saya percayai. orang yang paling saya kasihi. dan orang yang begitu banyak memberikan pelajaran berharga dalam hidup saya. yang sialnya saya lupa dengan aturan bahwa orang yang terdekat dengan kita adalah orang yang paling mungkin melukai kita sedemikian hebat. Sehingga ketika kata "pengkhianatan" itu menghampiri, jelaslah sudah saya begitu limbung tidak percaya dan sesak di hati.
Mungkin Anda atau Kalian semua berpikir, jangan-jangan saya saja yang terlalu melebih-lebihkan perbuatannya atau mungkin saya juga yang begitu mudah menaruh label "pengkhianat" padanya sehingga saya memiliki cerita yang begitu dramatis seperti sekarang ini dan merasakan efek limbung yang hebat. Tolong tahan sebentar pemikiran Anda dan Kalian semua, tunggu sebentar hingga saya menceritakannya sampai akhir.
Dia. Orang yang sangat saya kenal dengan baik. Orang yang saya dampingi dengan kasih yang tulus. Orang yang saya ikuti dengan rasa percaya yang tinggi. Orang yang saya dengarkan kata-katanya dengan baik. Baru saja melemparkan saya ke tempat amarah tingkat tinggi.
Dia membalikkan semua janji-janjinya. Dia tidak lagi menggenggam kata-katanya. Dia menjilat ludahnya sendiri. Dia melukai sendiri arti dan makna dari cinta yang luar biasa yang pernah ia konsepkan sendiri. Dan dia melakukannya. Tidak lagi menjaga hati. namun justru Membagi Hati.
dan sepertinya tidak cukup baginya kesempatan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, untuk memberikan kelonggaran baginya agar segera kembali pada jalannya yang dulu. Jalan yang membuat saya tetap teguh mendampinginya dengan kasih yang tulus. Semakin ingin saya membuatnya tetap terbingkai sebagai orang yang baik, semakin banyak pula bukti yang kemudian menghanguskannya. Semakin ingin saya tetap teguh untuk mempercayai segala janjinya, semakin besar pula kebohongan yang saya terima.
Saya Sakit. Tidak cuma sekali. Namun berkali-kali. Dan karena saya orang kholeris. Saya masih bangkit untuk menariknya kembali. Mungkin inilah kelemahan orang kholeris, tidak dapat membedakan mana hal yang patut diperjuangkan, dan mana yang tidak. Lalu apa yang kemudian saya dapatkan dari perjuangan itu? Saya Sakit (lagi).
Tidak ada lagi kini saya lihat di hatinya untuk menjaga hati saya. Tidak ada lagi sepertinya ingatannya tentang memenuhi janjinya pada saya. Tidak ada lagi sepertinya pikirannya untuk kembali lagi memberikan rasa nyaman yang saya sukai. Entah karena ada hati lain yang baru. Atau memang sudah sampai di sini saja garis cerita saya dan dia.
Kini, tangis tidak lagi bisa merefleksikan apa yang saya rasakan. Semua lebur menjadi satu ketika sedikit demi sedikit perbuatannya mulai mengikis janjinya pada saya.
Pergilah. Jika memang itu pilihannya. Pergilah jika hati yang baru lebih menarik. Tapi tolong, saya hanya ingin dihapuskan ingatan bahwa saya dulu pernah dininabobokan dengan janji yang luar biasa. Tolong, berikan saya hati yang baru. Agar esok saya tidak mati rasa, mampu memaafkannya, dan mampu mempercayai arti cinta yang tulus sebenar-benarnya.
Ya. Bantu saya, agar tidak mati rasa.
bukan senang mengumbar bagian cerita hidup yang pahit maka saya lantas menulis cerita ini sekarang. sama sekali tidak! Jika saya boleh sedikit berbangga hati, saya tidak pernah kurang mendapatkan perhatian. saya begitu bersyukur bahwa di tengah gejolak hidup yang selalu menyeret saya pada pilihan "berjuang atau mati", rasa sayang dan menguatkan selalu saya dapatkan dari teman-teman yang ketulusan mereka untuk bersahabat tidak perlu diragukan lagi. hanya saja, kali ini rasa perhatian mereka belum sepenuhnya bekerja untuk menghilangkan sedikit sesak di hati. Sesak yang terjadi atas nama "pengkhianatan". Dan berharap besar, ketika saya-orang-yang-seharusnya-bertipe-kholeris-namun-kali-ini-harus-menerima-bahwa-saya-juga-bisa-merasakan-menjadi-orang-sanguinis, bisa sedikit merasa lega setelah menumpahkan beberapa kata di sini.
Ya. Kembali kepada kata "pengkhianatan".
satu kata di atas, saya sangat yakin bahwa kita semua telah mengerti secara pasti apa maknanya. satu kata yang jika disebutkan akan selalu menggiring kita pada suatu perbuatan yang tidak baik atau jahat. satu kata yang jika dilakukan akan memberikan dampak sakit yang mungkin entah bagaimana menawarnya. atau satu kata di atas yang mungkin juga bisa membenarkan seseorang untuk melakukan tuntutan balik atas apa yang ditinggalkan oleh kata itu. dan entah makna lainnya dari kata "pengkhianatan" yang pada akhirnya akan bermuara pada satu kesimpulan yaitu: perbuatan yang tidak benar.
Saya, Anda dan Kalian semua, tentunya tidak akan pernah meminta jalan hidup untuk merasakan pengkhianatan, baik hidup sebagai pengkhianat atau terlebih yang dikhianati. karena sesungguhnya tidak ada kebaikan apapun itu dari bagian cerita hidup yang ini. Saya, Anda, dan Kalian semua, pun tak akan pernah meminta jalan hidup akan dikhianati dengan begitu sempurna oleh orang yang notabene sangat dekat dengan Saya, Anda atau Kalian semua. Karena jika hal ini terjadi, maka terlalu luar biasa sakit yang ditinggalkannya dan terlalu berbahaya untuk orang-orang berlabel kholeris. Ya. Orang kholeris yang cenderung merasa dirinya selalu memiliki kekuatan penuh akan mampu menembakkan serangan bertubi-tubi pada sang pengkhianat untuk menuntut balas atas apa yang telah ditanamkannya. Dan jika begini tentunya "dunia tidak lagi damai", namun suka atau tidak suka begitulah memang efek dari "pengkhianatan".
Kemudian seperti apa saya memandang "pengkhianatan" dalam hidup?
Katakan saja, bahwa saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang hidup di muka bumi ini yang harus memiliki bagian cerita hidup yang bernama "pengkhianatan". Dan begitu luar biasanya, ketika pengkhianatan itu justru datang dari orang yang paling saya percayai. orang yang paling saya kasihi. dan orang yang begitu banyak memberikan pelajaran berharga dalam hidup saya. yang sialnya saya lupa dengan aturan bahwa orang yang terdekat dengan kita adalah orang yang paling mungkin melukai kita sedemikian hebat. Sehingga ketika kata "pengkhianatan" itu menghampiri, jelaslah sudah saya begitu limbung tidak percaya dan sesak di hati.
Mungkin Anda atau Kalian semua berpikir, jangan-jangan saya saja yang terlalu melebih-lebihkan perbuatannya atau mungkin saya juga yang begitu mudah menaruh label "pengkhianat" padanya sehingga saya memiliki cerita yang begitu dramatis seperti sekarang ini dan merasakan efek limbung yang hebat. Tolong tahan sebentar pemikiran Anda dan Kalian semua, tunggu sebentar hingga saya menceritakannya sampai akhir.
Dia. Orang yang sangat saya kenal dengan baik. Orang yang saya dampingi dengan kasih yang tulus. Orang yang saya ikuti dengan rasa percaya yang tinggi. Orang yang saya dengarkan kata-katanya dengan baik. Baru saja melemparkan saya ke tempat amarah tingkat tinggi.
Dia membalikkan semua janji-janjinya. Dia tidak lagi menggenggam kata-katanya. Dia menjilat ludahnya sendiri. Dia melukai sendiri arti dan makna dari cinta yang luar biasa yang pernah ia konsepkan sendiri. Dan dia melakukannya. Tidak lagi menjaga hati. namun justru Membagi Hati.
dan sepertinya tidak cukup baginya kesempatan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, untuk memberikan kelonggaran baginya agar segera kembali pada jalannya yang dulu. Jalan yang membuat saya tetap teguh mendampinginya dengan kasih yang tulus. Semakin ingin saya membuatnya tetap terbingkai sebagai orang yang baik, semakin banyak pula bukti yang kemudian menghanguskannya. Semakin ingin saya tetap teguh untuk mempercayai segala janjinya, semakin besar pula kebohongan yang saya terima.
Saya Sakit. Tidak cuma sekali. Namun berkali-kali. Dan karena saya orang kholeris. Saya masih bangkit untuk menariknya kembali. Mungkin inilah kelemahan orang kholeris, tidak dapat membedakan mana hal yang patut diperjuangkan, dan mana yang tidak. Lalu apa yang kemudian saya dapatkan dari perjuangan itu? Saya Sakit (lagi).
Tidak ada lagi kini saya lihat di hatinya untuk menjaga hati saya. Tidak ada lagi sepertinya ingatannya tentang memenuhi janjinya pada saya. Tidak ada lagi sepertinya pikirannya untuk kembali lagi memberikan rasa nyaman yang saya sukai. Entah karena ada hati lain yang baru. Atau memang sudah sampai di sini saja garis cerita saya dan dia.
Kini, tangis tidak lagi bisa merefleksikan apa yang saya rasakan. Semua lebur menjadi satu ketika sedikit demi sedikit perbuatannya mulai mengikis janjinya pada saya.
Pergilah. Jika memang itu pilihannya. Pergilah jika hati yang baru lebih menarik. Tapi tolong, saya hanya ingin dihapuskan ingatan bahwa saya dulu pernah dininabobokan dengan janji yang luar biasa. Tolong, berikan saya hati yang baru. Agar esok saya tidak mati rasa, mampu memaafkannya, dan mampu mempercayai arti cinta yang tulus sebenar-benarnya.
Ya. Bantu saya, agar tidak mati rasa.
14 komentar:
so this is all about LOVE ya, nek?
Anda mengalami patah hati akut atau krisis kpercayaan? Hubungi mbah @molmulyono. Dijamin manjur seketika.. hehe..
Sial!! Tian ngambil petamax-kuu!! Anarkiiss!!
Oo. Kirain mati apa, ternyata mati rasa. Sama siapa? Maap ya nek, ak nolak nenek. #halah
Betul kata omcep!! Lapor @molmulyono. Gebet aja dukun-nya langsung. :p
-- again, koment ga mutu.
terasa lelah.. begitu besar energi yang harus hilang.. untuk sebuah rasa..
lihatlah langit malam begitu luas...nikmati denyut nadi..dengan suara detak jantungnya..rasakan..lepaskanlah..dalam sepi..dalam sendiri.. terasa damai dan begitu indah ..biarlah waktu berjalan sebagaimana mestinya..
sebelum kau terlelap
Duhh mbake.. Membaca tulisan di atas, sama saja dengan mengurai kisahku sendiri. 'Pengkhianatan' sudah menjadi karibku sekian lama, melahirkan kemarahan, keputusasaan dan perih yang tak kunjung usai merintih.
Memang benar mbake, 'betapa dalamnya kau cintai seseorang, maka darinya akan sedemikian hebatlah derita yang kau terima'. Tapi apapun yang terjadi, cinta tetaplah anugerah dari Tuhan. Jika memang berat langkah kita 'diperjalankan' oleh Sang Sutradara Kehidupan, maka berserah dan berpasrahlah pada-Nya. Walau sebanyak apapun perjuangan dan doa teruntuk 'seorang pengkhianat' itu, namun bagaimana bila pertanyaan yang muncul adalah "Apakah menurut-Nya seseorang itu sudah tidak pantas lagi bagiku?"
Satu yang pasti mbake, Tuhan tidak akan membawa kita sejauh ini hanya untuk meninggalkannya. Tidak mudah memang memiliki hati seluas samudera yang tak tercemar oleh sebanyak apapun lumpur sungai yang dibawanya. Tapi itu proses mbake, seperti yang juga sedang kujalani sekarang ini, dengan 3 hal sebagai kuncinya; sabar, syukur dan ikhlas.
Jangan mati ya mbake.. Keep smiling :)
(maap komennya kepanjengen, hihi..)
aku jg ga mau dikhianatin... apalagi berkali2... mending mati deh... *lebay...
nenek klw lagi sakit hati juga boleh kok curhat ke aku.. lewat YM aja... hehehe....
dengerin lagu Andra and the backbone - musnah aja... ^__^
@ tianmuhammad,, kayaknya gw perlu ke dukun MbahMul segera nih! hahahaha
@ andiegokil,, gw selalu ngakak baca komen lu! mau tulisan gw kayak apa juga, komen lu tetep aneh2 dan gak sesuai konteks. it's okey, cu... ^^
@ ilalang,, yup! "biarlah waktu berjalan semestinya" aku berharap tidak terlalu lama. karena lelah untuk meminggul sakit terus menerus.. :)
@ pohon,, wew. maap. gak bermaksud membangkitkan lagi kisah hidupmu yah.. :) yang jelas terimakasih karena sudah berbagi. merasa tidak sendirian meminggul sakit. hehehe. semoga suatu saat aku akan tegak berdiri lagi dan memaafkan semuanya.. ^^
@ ferdi,, km sekarang menerima layanan curhat juga ya? baiklah cu... kapan2 nenek cerita... ^^
Fiuuhh...penghianatan mau dia plegmatis, sanguinis, kholeris, *satu lg lupa hehehe...* kayaknya gk ada yg suka ya...well saya sendiri lbh didominasi sanguinis tp jg pny sisi kholeris jd sedikit byk cb ngerti apa yg km rasain...
Yakinlah teman km sudah cukup banyak berbuat baik untuknya...toleransi yg km ksih udh lbh dr cukup...dianya aja tuh yg kampret ! Jambumonyet ! Sarangburung ! *ups..maap saia esmosi =P*.
Semangat teman...Tuhan sudah menyediakan seseorg yg tepat untukmu..mkn gk skg ktemunya...
Idih...ngomongku kpanjangan ya..hihihi...^^"
karena bukan hanya bisa berharap... lepaskanlah.. hingga jiwamu kembali bebas..dan berlari dalam senja
meski itu tidak mudah..
*dukun mode on*
tenang, cucuku. masih banyak ikan di laut. masih banyak ayam di kebun tetangga. masih banyak duda di ibukota. percayalah, jodohmu datang dari arah timur. wetonnya mbah gak bisa ngasih tau. dia lelaki yang bersahaja dan melankolis, cukup rupawan dan suka anak kecil. tetaplah tawakkal. tiga hari dalam sebulan puasa mutih ya, nduk. pantanganmu cuma satu: makan umbi-umbian mentah. #nglepehkembang
*dukun mode off*
yang perlu lo lakuin sekarang adalah : memaafkan diri lo. jangan pernah nge-blame ini salah lo. anggep aja ini trial yang ga berhasil. masih ada trial laen yg musti lo coba, tapi sebelum itu... yakinkan diri lo kalo lo siap nyoba. #pasangmascara
@ ajenk,, really thanks dear... amiiinnn buat do'amu yang ini >> Semangat teman...Tuhan sudah menyediakan seseorg yg tepat untukmu..mkn gk skg ktemunya...^^
@ ilalang,, yes! I'll try harder then,, karena aku masih punya Tuhan dan ku harap DIA sudi menolong sehingga nantinya aku bisa bangkit lagi untuk meneguhkan langkahku kembali..
@ MbahMul,, oh my Godd!!! aji-ajian lu kenapa nyungsep dimari? huehehehe. anyway thanks so much buat supportnya! yah, Ibarat penelitian, ini baru dimulai. ^^
salam kenal, saya tersesat kemari.. :D
tertipu saya oleh judulnya... :))
kalo jatuh, bangun lagi...
mungkin ada yang lebih baik yang dipilihkan sang penulis garis tangan..
*woo.. baru komen udah sok akrab..* hehe
cek blog gw juga dong, say. kembali ke pink :p
@ lilliperry,, that is it...semoga sang penulis garis tangan telah menyiapkan yang terbaik. dan saya bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi... ^^
@MbahMul,, alamat blog lu apaan sih?
Forgive but not forget... that's all I guess I can say.
Post a Comment