Ya. Sekali lagi biarkanlah aku sejenak untuk kembali merengkuh kenangan lalu tentangnya. Kenangan yang jejaknya begitu jelas terlihat hingga sekarang. Bukan karena aku tidak ingin membuangnya dan mengakhiri semua yang harus diakhiri, tapi kenangan itu sepertinya begitu setia mengikuti ku di sudut hati yang tersimpan tentang cinta pada sesosok makhluk Tuhan bernama Adam.
Lalu apakah aku bahagia karena selalu dibayang-bayangi berbagai kenangan itu? Di tengah kenyataan bahwa harapan tentangnya telah menguap tanpa bekas. Telah bertransformasi menjadi sebuah kata bernama "kenangan".
Tentunya, ini bukan tebakan yang susah untuk kalian. Karena pastinya aku akan menjawab "Ya. Aku bahagia". Walaupun entah sampai kapan mereka mengikutiku. Walaupun entah apakah ini ide yang baik atau buruk kah dalam kaitannya dengan melanjutkan hidup jika mereka yang bernama kenangan itu selalu mengikutiku.
Sekali lagi, aku tidak ingin berdebat. atau berspekulasi.
Toh, karena aku telah berjanji untuk tidak mengganggu hidupnya. Biarkanlah aku tetap mencintainya dalam diam. Diam atas ketidakinginan ku untuk menuntut janjinya tentang hidup bersama. Diam atas kekecewaanku yang begitu dalam. Diam atas seluruh rindu yang kini tidak bisa lagi aku katakan.
Lalu apakah aku bahagia karena selalu dibayang-bayangi berbagai kenangan itu? Di tengah kenyataan bahwa harapan tentangnya telah menguap tanpa bekas. Telah bertransformasi menjadi sebuah kata bernama "kenangan".
Tentunya, ini bukan tebakan yang susah untuk kalian. Karena pastinya aku akan menjawab "Ya. Aku bahagia". Walaupun entah sampai kapan mereka mengikutiku. Walaupun entah apakah ini ide yang baik atau buruk kah dalam kaitannya dengan melanjutkan hidup jika mereka yang bernama kenangan itu selalu mengikutiku.
Sekali lagi, aku tidak ingin berdebat. atau berspekulasi.
Toh, karena aku telah berjanji untuk tidak mengganggu hidupnya. Biarkanlah aku tetap mencintainya dalam diam. Diam atas ketidakinginan ku untuk menuntut janjinya tentang hidup bersama. Diam atas kekecewaanku yang begitu dalam. Diam atas seluruh rindu yang kini tidak bisa lagi aku katakan.
*****
Pernah suatu saat aku begitu ingin men-dial nomor handphonemu. Ingin bercerita bahwa aku baru saja mengalami cerita yang unik dalam penggalan hidupku dan kemudian kita tertawa bersama.
Pernah juga suatu saat, aku ingin mengetikkan beberapa kata hanya sekedar berkata "Hai, apa kabar?"
Di lain waktu, ingin rasanya terbang ke kota itu dan tiba-tiba sudah berada di depan pintu rumahmu dan berkata "Aku gak sengaja lewat sini. Boleh aku mampir?"
Dan entah berapa skenario lainnya yang terpikir hanya untuk mengetahui kabarmu.
"Apakah kamu merasakan hal yang sama denganku? Kehilangan?"
Tapi mungkin lebih baik aku tidak pernah bertemu lagi dan memiliki kesempatan untuk bertanya seperti itu. Karena sesungguhnya aku tidak akan pernah siap mendengar jawaban "Tidak" darimu.
Pernah juga suatu saat, aku ingin mengetikkan beberapa kata hanya sekedar berkata "Hai, apa kabar?"
Di lain waktu, ingin rasanya terbang ke kota itu dan tiba-tiba sudah berada di depan pintu rumahmu dan berkata "Aku gak sengaja lewat sini. Boleh aku mampir?"
Dan entah berapa skenario lainnya yang terpikir hanya untuk mengetahui kabarmu.
"Apakah kamu merasakan hal yang sama denganku? Kehilangan?"
Tapi mungkin lebih baik aku tidak pernah bertemu lagi dan memiliki kesempatan untuk bertanya seperti itu. Karena sesungguhnya aku tidak akan pernah siap mendengar jawaban "Tidak" darimu.
*****
Huff... ternyata, sudah lama aku melalui hari-hari tanpa ada lagi tawa bersamamu. Aku bahkan terkejut entah dengan kekuatan apa hingga aku masih bisa berdiri seperti sekarang. Terkejut karena kemudian aku akhirnya bisa mengatakan dengan penuh senyum bahwa "Kami mungkin tidak bisa bersama lagi".
Hanya saja, jangan pernah memintaku untuk berhenti mencintaimu persis seperti berakhirnya kisah kita. Tidak sayang.. Itu bukan kuasaku. Biarkan apa yang tertinggal di sini diambil sendiri oleh pemilikNYA.
Aku berjanji tidak akan menarikmu kembali pada cerita yang pernah kita ciptakan bersama. Dan tidak ingin membenanimu dengan aku yang belum jua lupa tentang kamu. Dan jika nanti (entah kapan) DIA mempertemukan kita, maka aku akan pura-pura lupa bahwa kita pernah punya cerita yang luar biasa. Pura-pura lupa bahwa masih ada cinta yang tersisa untukmu. Yah, mungkin dengan begitu, akan jauh lebih baik untukmu. Menganggap bahwa aku telah dengan sukses melanjutkan hidup tanpa dirimu dan berbahagia dengan hatiku yang baru.
Hanya saja, jangan pernah memintaku untuk berhenti mencintaimu persis seperti berakhirnya kisah kita. Tidak sayang.. Itu bukan kuasaku. Biarkan apa yang tertinggal di sini diambil sendiri oleh pemilikNYA.
Aku berjanji tidak akan menarikmu kembali pada cerita yang pernah kita ciptakan bersama. Dan tidak ingin membenanimu dengan aku yang belum jua lupa tentang kamu. Dan jika nanti (entah kapan) DIA mempertemukan kita, maka aku akan pura-pura lupa bahwa kita pernah punya cerita yang luar biasa. Pura-pura lupa bahwa masih ada cinta yang tersisa untukmu. Yah, mungkin dengan begitu, akan jauh lebih baik untukmu. Menganggap bahwa aku telah dengan sukses melanjutkan hidup tanpa dirimu dan berbahagia dengan hatiku yang baru.
*****
*dan entah kenapa Dido dengan White Flagnya menjadi begitu menyentuh terdengar saat ini*
2 komentar:
met malem, salam kenal.
duh cedihnya.. kehilangan, sebuah kata yg tak sesederhana dirasa.
tetap semangat!!
Haiii, salam kenal juga... :)
makasih ya untuk semangat dan kesediaan untuk drop komen di sini...
Post a Comment