Wednesday, October 14, 2009

Terakhir? (Mungkin)


Akhir pekan ini, saya ingin sedikit menjauhkan diri dari hiruk-pikuk ibukota. Bukan untuk "berlari" lagi, hanya sekedar ingin mengistirahatkan pikiran dari ruwetnya persaingan hidup di jakarta.

Jogja. Saya pilih sebagai tempat untuk berisitirahat sejenak. "Lumayan" pikir saya. Walaupun hanya hari sabtu dan minggu saja, tapi cukup untuk mendapatkan warna baru sebagai semangat sepekan mendatang. Entah kenapa ketika saya menapakkan kaki di Jogja, seolah-olah hidup berada pada fasa slow motion. Tenang, kalem, tidak banyak gejolak dan selalu terasa homy. Ya ya ya, belum ada kota lain yang sukses membuat saya jatuh cinta padanya seperti saya jatuh cinta pada Jogja.

Selain itu, kedatangan saya ke Jogja juga ingin mendapatkan jawaban atas segudang pertanyaan saya tentangnya. Pertanyaan yang terlanjur terrefleksikan sebagai amarah dan benci. Pertanyaan yang sudah terlanjur membuat banyak salah paham terjadi. Saya akui, bahwa saya selama ini terlalu diliputi oleh pikiran sendiri yang justru semakin mengantarkan pada pikiran bahwa Dia--orang yang saya cintai adalah orang yang hanya suka menyakiti. Tidak adil tentunya bagi dirinya jika saya terus-menerus memposisikan dirinya sebagai manusia salah. Maka dari itu, saya ingin menghentikan semuanya. semua sakit, dendam, marah dan benci yang ada. Dan begitulah, saya datang ke sana, bertemu dengannya, berbicara dengannya.

Saya tiba di bandara Adi Sutjipto sekitar jam 7 malam, setelah pesawat delay 40 menit. Tidak berharap banyak bahwa dia akan menjemput, karena sebelumnya dia berkata akan ada latihan futsal jam 7 malam. dan baginya, futsal adalah harga mati yang tidak bisa ditawar atau digantikan dengan kegiatan lain. Namun, ternyata dia menjemput saya. Saya sempat Ge-eR jika dia 'mengorbankan' latihan futsalnya demi menjemput saya, padahal ternyata futsalnya diundur jam 9 malam. Hahahaha! sepertinya karena cinta yang besar padanya sampai bisa berpikir seperti itu, padahal jika ditelisik lebih jauh, saya masih dalam kondisi yang begitu marah padanya lho.. Tapi entah kenapa saya bisa-bisanya berpikir seperti itu. Mudah sekali tersentuh dengan apa yang dia lakukan untuk saya.

Kalimat pertama saya ketika melihatnya kembali setelah 4 bulan berselang adalah "Kok kamu berantakan sekali? Is that you?"

ya. saya tidak bisa menyembunyikan keheranan ketika melihat dia yang dulu-begitu-rapi sekarang benar-benar berantakan. Rambutnya lebih panjang (walaupun tidak sampai melebihi tengkuk sih..), badan yang jauh lebih kurus, baju yang sepertinya nampak asal dia ambil dari lemari pakaian, dan wajah yang kuyu. Tidak ada semangat di sana. Sangat berbeda dengan 4 bulan yang lalu atau selama 2 tahun saya menemaninya. Walaupun tidak begitu bisa dikategorikan pria yang cakep luar biasa, tapi dia selalu tampil rapi. Rambut tidak pernah dibiarkan memanjang dengan berlebihan, kaos atau baju yang dikenakan pun tidak asal, jambang yang terkadang dibiarkan sedikit tumbuh di kedua pipinya memberikan kesan bahwa dia orang yang tegas. Tapi kali ini? dia jauh dari itu semua. Dua kata untuknya "kamu berantakan"

Obrolan kami kemudian berlanjut di sebuah resto steak favourit kami. Ya. Obrolan yang dimulai dengan "Apa kabar?". Kalimat pembuka yang wagu, seperti saya bertemu orang asing. padahal dulu kami begitu dekat. Berceritalah dia tentang kuliah S2 yang sedang dijalaninya. Kehidupannya sehari-hari. Sampai akhirnya pada "kami". Apa yang terjadi antara saya dan dia, apa yang membuat saya begitu terasa disakiti. dan mengapa dia begitu berubah.

"Ceritakan padaku. Ada apa denganmu Tom? kenapa kamu menjadi orang yang sama sekali aku tidak kenal? kenapa kamu begitu tega menkhianati janjimu sendiri? kenapa kamu bahkan tega mengkhianati pelajaran hidup yang pernah kamu berikan padaku dulu? Lihat dirimu sekarang. Apakah kamu masih memikirkan tentang makna hidup?" tanya saya seperti tidak sabar mendapatkan semua penjelasannya.

"Aku tidak tahu, mungkin benar katamu. Aku sudah lupa. Aku sudah lupa bahwa aku dulu adalah orang yang pernah punya pandangan hidup yang lebih tentang menjalani kehidupan yang berkualitas. Aku lupa bagaimana rasanya aku menggebu-gebu untuk berjuang dalam hidup. Aku lupa bahwa dulu aku pernah begitu dekat dengan keluargaku, sahabat-sahabatku, dan aku lupa bahwa aku dulu pernah mencintaimu dengan luar biasa. Yang aku tahu sekarang adalah aku sudah terjebak dalam kehidupan yang tak lagi berpikir tentang makna hidup. pun aku dikelilingi oleh orang serupa yang tidak terlalu mengambil pusing tentang kehidupan esok. bersama mereka aku merasa fun, tidak lagi penting dan peduli mengenai kata orang. hanya ada aku."

"Apa kamu juga sudah lupa bahwa kamu punya Tuhan?" tanya saya dengan hati-hati.

"Ya" jawaban singkat darinya yang membuat saya pada saat itu langsung meneteskan air mata. Betapa saya terlempar akan kenangan setahun lalu, ketika dia menanyakan tentang Tuhan. Walaupun saya bukan orang yang sepenuhnya paham, tapi kami kemudian berdiskusi, belajar dan berproses bersama, sampai akhirnya Tuhan berkenan menyentuh hatinya dan kami bisa berdoa dengan menyebut nama Tuhan yang sama. Di atas semua kenangan saya tentangnya, di atas bagaimana dia mencintai saya, momen "pencarian Tuhan" lah yang paling menyentuh saya hingga kini. Namun kini, apa yang saya temui? dia kembali kehilangan Tuhan. Saya begitu merasa bersedih. Sampai saya tidak peduli lagi jika pada saat itu saya berada di tempat ramai. Dan saya yakin, beberapa pasang mata melihat ke arah kami.

"Sudah. cukup. berhentilah, Angela. apa yang kamu lakukan padaku selama 4 bulan ini sudah lebih dari cukup. Katakan saja, aku sekarang sedang terperosok dalam jurang. tidak hanya kamu tapi semua orang mencoba membantuku keluar dari jurang itu. Bahkan hingga akhirnya yang bertahan cuma dirimu dan sampai kamu pun ingin loncat ke dalam jurang itu untuk menarikku keluar. tapi entah kenapa itu malah menggangguku. karena aku merasa nyaman di jurang itu. Aku tahu betapa celakanya aku. Tapi aku tidak tahu bagaimana keluar dan aku tidak tahu kenapa aku merasa nyaman di sana."

Saya terdiam lama. Benar sudah dugaan saya selama ini. Mungkin inilah mengapa kemudian dia kemudian mengkhianati janjinya, menyakiti saya dengan kata-katanya, menyakiti saya dengan pelajaran hidup yang akhirnya dia pungkiri sendiri, atau menyakiti saya dengan bersama wanita lain. Mungkin memang inilah sebabnya.

"Aku sudah mengira sebelumnya. semua perubahan pada dirimu. dan semua usaha untuk membuatmu kembali. bukan semata-mata mencintaiku kembali. Tidak! tapi lebih dari itu. Apa lagi yang akan kamu lepaskan dalam hidupmu, Tom? semua hal yang berharga sudah hampir pergi meninggalkanmu. sahabat-sahabat terbaikmu, keluargamu, kuliahmu, kepercayaan dariku, bahkan kamu meninggalkan Tuhan. dan jika begini, memang bukan lagi ranahku. Aku akan berhenti. Saatnya aku untuk memikirkan tentang hidupku yang 4 bulan ini sering aku lupakan karena aku begitu konsen terhadap hidupmu. Sudah cukup apa yang aku lakukan. Sudah cukup energi yang aku berikan untuk berjuang melihatmu menjadi lebih baik dan diantara semua itu sudah cukup pula aku marah padamu. Aku berhenti, Tom."

"Ya. itulah yang memang harus kamu lakukan. berhentilah berjuang untukku. biarkan aku menemukan jalan kembali sendiri. biarkan aku mempelajari bagian hidup yang ini dengan caraku sendiri. sudah cukup banyak yang kamu lakukan untukku. sudah cukup banyak pula orang-orang yang mengingatkan aku jika mungkin suatu saat aku akan begitu menyesal dengan ini semua. tapi aku siap menerima resikonya. toh, aku yang akan menanggungnya. bukan kamu. bukan orang lain."

"Tapi itulah mungkin sedikit makna mencintaimu, Tom. aku mencintaimu bukan hanya sekedar perasaan antara wanita kepada pria. Aku mencintaimu bukan karena kelebihan yang melekat padamu. Aku mencintaimu tanpa batasan. Aku mencintaimu karena memang ingin mencintaimu. jika aku masih memiliki waktu untuk mendampingimu, akan aku dampingi Tom. dan biarkan kita berproses sekali lagi dalam hidup. karena bagaimanapun aku begitu ingin melihat orang yang aku cintai mendapat tempat yang paling baik di sisi-NYA. tapi pilihan mundur, mungkin memang yang terbaik sekarang."

"Aku tahu bagaimana kamu mencintaiku, Angela. Aku sadar bahwa mungkin suatu saat aku yang akan menyesal seumur hidup pernah melepaskan orang sepertimu. Tapi sayangnya, aku tidak tahu bagaimana cara kembali sekarang. Dan aku mohon kamu jangan salah sangka. wanita yang saat ini sedang bersama ku sekarang, bukan penggantimu. Tidak! mungkin aku hanya merasa fun saja bersamanya."

Saya hanya tersenyum mendengarnya berkata seperti itu. tidak ingin lagi merasa percaya diri dengan perkataannya seperti itu. Yang ingin saya lakukan sekarang, hanyalah ingin berpasrah diri saja padaNYA--sang Sutradara Hidup. Saya hanya ingin punya Tuhan sekarang. Mengobati hati yang terlanjur terkoyak dan tetap memenuhi bibir ini dengan rasa syukur padaNYA. karena sekali lagi saya diberikan kesempatan menjalani episode kehidupan yang luar biasa, memahami (sedikit) arti mencintai yang tulus, pernah berbahagia dengan begitu luar biasa ketika merasa menemukan orang yang tepat, mengetahui salah dan benarnya dari cara saya mencintai, termasuk di sana adalah berproses bersamanya. Dan biarkan Tuhan yang kali ini bertindak apa yang terbaik untuk saya dan dia. Apakah saya akan tetap mempertahankan cinta ini? Atau kemudian langsung membumihanguskan? Apakah saya akan tetap punya harapan bersamanya? Apakah dia menjadi orang yang lebih baik lagi dan kemudian meminta saya kembali? Atau dia akan benar-benar terlepas selamanya? Tidak ada yang tahu. Biarkan Tuhan yang menentukan. Dan memang hanya DIA yang tahu apa yang terbaik untuk hambaNYA.

*****

[SMS delivered. 06.45 PM]
"hanya ingin kasih kabar, kalau aku sudah sampai di Jakarta. Alhamdulillah dengan selamat...
Selamat hidup yg bahagia. Selamat menjadi lebih baik lagi. Doakan aku jg ya, supaya bisa hidup bahagia, sabar, ikhlas, dan kuat."

[1 New Message Received. Tom. 6.50 PM]
"Alhamdulillah... semoga km jg bisa menemukan kebahagiaanmu. Maaf atas semuanya dan terimakasih untuk semua hal yang kamu lakukan buat aku. Sampai jumpa."

*****


[dan kini, biarkan aku mencintaimu dalam Do'a]

26 komentar:

MbahMul™ said...

pertamaxxxxx

Andie said...

Masmul kurang ajyar!! Ambil posisi sedap!

Wah mbak, tulus bener cintanya ke Tom....... Cinta ke aku donk mbak. Hauahahaha.

Kata-kata 'jatuh ke jurang untuk menolong' itu jenius! Keren.

Tulisannya rapi juga mbak. Hehehe.

Ohya, ini koment yg bermutu mbak! Akhirnyaaaa....

beema 'bedjo' said...

terus terang,
saya salah satu yang slalu nunggu tulisanmu,,

n yang ini bisa bkn saya MERINDING,
kamu nulis dengan hatimu...
salut...

d(",)b

Anonymous said...

goooooossshhhh.... hampir menangis!!

dswrikandi said...

@MbahMul,, thanks udah quote kata2 gw di blog lo... huehehehe

@Andie,, jenius? keren? hanya mengutip kata-kata Tom saja. hehehe

@beema,, wew. beneran sampai bikin begitu? doh! jadi malu >.<

@Anonymous,, thanks udah drop komen. lain kali sebutin nama yah. biar gak misterius plus aku juga manggilnya enak. hehehe

Pohonku Sepi Sendiri said...

Mbake.. beneran kalo ini, sedih bacanya. Langsung speechless neh, malah nangis.. dikiiiit kok, hihi..
Abisnya, utk orang yg dgn terus terang mengaku telah meninggalkan Tuhan, bagaimana mungkin dia bisa takkan rela meninggalkan seseorang yg telah mencintainya, dgn sangat tulus malah.. utk bersama dgn seseorang yg lain. Menyayat sungguh, untukku..
Mbake.. yg sabar ya. Hidup terus bergulir, jgn pernah berakhir. Dunia (baca : thailand) menanti tuk dijelajahi loh.. hehe..

dswrikandi said...

@pohon,, yuukk ah ke Thailand ajah! have fun di sana! gyahahahaha.

lilliperry said...

terharu saya bacanya... dalem euy..

pacet gunung said...

aaggkkhh.. suka bgt sama tulisannya, rapih!!
ceritanya jg bikin *seerrrr....* [gak tau musti pake kata apa]
:thumbup:

bandit™perantau said...

Hooo....
Salut dah buat ketulusannya....


*kirain yg seperti ini hanya ada di sinetron... TU

Lex dePraxis said...

Ah, terasa sekali ditulisnya dengan emosi dan hati. Saya tersentuh.

soulharmony said...

*mengkhayal menjadi TOm*

ajenk said...

Lepaskan lalu terkenang bahkan terucap dalam doa...


waw....sip sip sip...

yang bisa merubah diri manusia adalah manusia itu sendiri... ^^ dan kita hanya bisa mendoakannya setelah usaha yang udah kita lakukan..

You Rock ngel..!! =D

Kos 4 W nomor 10 said...

hmmmm.... aku baru baca tis, aku hanya mendoakan yang terbaik buat kalian berdua and memang dulu kalian pasangan yang aku bisa bilang "luar biasa" ;)

Anonymous said...

karangan cerita yang bagus dan terkesan berlebihan..... tapi sayang sekali berkebalikan 180 derajat dari kisah nyata yang dialami angela....

tuannico Liebert said...

hmm..

kunjungan pertama. dan saya pun tersedak..
rasa saLut. terharu. marah. menjadi gaLau. emosi saya terganggu. entahLah. percakapan yang unik.

tampak seperti cerita noveL, sinetron, atau fiLm.
tapi memang haL haL seperti ini pun terjadi di kenyataan.
bahkan kenyataan memang Lebih "Luarbiasa" ada nya.

dan saya setuju dengan keputusan kaLian. semoga berbahagia meski tidak 'bersama'.

bakaL sering mampir ni :)

dswrikandi said...

@lilliperry,, makasih :)

@pacet gunung,, sedang belajar menulis rapi. suka minder liat blogger lain yg tulisannya rapi banget!

@bandit p,, lama2 hidup gw kayak sinetron nih! hehehe

@lex,, makasih :)

@soul,, trus kalau sudah jadi Tom akan gimana kira2?

@ajenk,, selalu ingin melihatnya punya tempat yg baik di sisiNYA.

@kos 4W,, curiga euy! ini alamat kostnya siapa ya? berasa kenal. cari aahhh.. gyahahaha.

@anonim,, hmm..you may believe or not what I've writen down here. there's nobody will force you to believe. it's all up to you, buddy! anyway.. do you know exactly who is Angela? I mean, knowing for sure? you don't even know her maybe.. then, if Angela knows you, just show your name here. if you really dare to deal with it! :)

@tuannico,, mohon dukungannya semoga sy bisa menciptakan karya yg lebih baik lg! :)

Anonymous said...

standar aja sih.... jangan sombong

dswrikandi said...

@anonim,, hihihi.. makasih ya buat kritikannya.. semoga semakin membuat saya menulis lebih baik lagi.. kapan2 anonim bikin tulisan juga donk.. sapa tau bisa liat dan di-review sama penulis berbakat lainnya.. :)

Newbie belajar Blog said...

Subhanallah...sebuah pengaturan kata yang luar biasa...

Anonymous said...

si Anonymous kenal ma kamu kali Tis.. makanya komen kaya gitu.. uda gak usah berantem, damai ajah.. ^^

Jerry said...

ini kisah nyata apa bukan sih ? trus kalau kisah nyata berapa persen kenyataannya dan berapa persen dramatisasinya ?

dswrikandi said...

@anonim, then you don't know exactly neither Tom nor Angela. I'm sorry dear.. :) btw, peace? I always try hard to make a condusive situation also respect others.. thanks anyway for dropping comment here.. :)

@jerry, if I say it is real and no dramatic additional sense, will you believe? :) at the end, it's all up to you, fellas! btw thanks for visiting yup! :)

Anonymous said...

u will never understand the meaning of loosing until u loose one

Unknown said...

I think, Angela is you! ^^

dswrikandi said...

@ommbul,, yup! betul itu. but there's always a bright sunny day after the heavy rainy day, kan? I'll catch for that! :)